Bagi seorang investor, trader, dan pebisnis, cash is king. Dengan uang kas di genggaman, lebih banyak hal bisa dilakukan. Banyak investor dan pebisnis yang mentok karena stok uangnya habis, padahal di hadapannya ada sejumlah peluang bisnis yang menarik atau saham bagus yang sedang turun harganya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga supaya uang kas (atau setara kas) selalu siap sedia di tangan.
Untuk itu ada dua cara yang bisa dilakukan.
Pertama, cara aktif, yaitu mengambil utang. Utang ada bunganya, mungkin 10% per tahun, 15%, atau 20%, maksimal 30%. Di atas itu biasanya sudah masuk kategori lintah darat. Tapi utang yang diputar dalam investasi atau bisnis bukanlah utang buruk. Ia tergolong utang baik, dan merupakan leverage (daya ungkit) bagi kemajuan bisnis atau investasi. Dengan demikian, membayar bunga utang bukanlah masalah, karena retur atau keuntungan yang diperoleh bisa jauh lebih besar.
Kedua, cara pasif, yaitu menunda pembayaran tagihan. Misalnya, memilih bayar bulanan daripada tahunan, atau membayar tagihan hingga batas waktu terakhir yang diizinkan. Membayar secara bulanan (mencicil) terkadang lebih mahal secara total daripada membayar kontan. Tapi jika kita bisa memutar uang, selisihnya akan tertutupi oleh keuntungan. Uang yang tersedia di tangan sementara tagihan masih boleh ditunda pembayarannya, juga dapat dipandang sebagai leverage (daya ungkit) bagi kemajuan bisnis atau investasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H