Mohon tunggu...
Asep Sopyan
Asep Sopyan Mohon Tunggu... -

Bekerja sebagai agen asuransi penuh waktu. Suka menulis apa saja dan mencipta lagu. Email: bermenschool@yahoo.com. Tulisan-tulisan dapat dilihat di blog http://bermenschool.wordpress.com dan http://myallisya.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Iri Darwin pada Wallace: Kupu-kupu Cantik

9 Agustus 2011   08:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:57 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dari semua kesan yang saya dapat dari buku anda, yang begitu kuat membekas bagi saya adalah ketekunan anda dalam ilmu pengetahuan. Sangat heroik. Dan saya begitu iri pada anda, menemukan berbagai jenis kupu-kupu cantik, membuat saya merasa muda kembali ...”

Itulah komentar Charles Darwin, penulis The Origin of Species, perumus teori evolusi, setelah menerima kiriman buku dari Alfred Russel Wallace berjudul The Malay Archipelago, the Land of the Orang-utan and the Bird of Paradise, A Narrative of Travel, with Studies of Man and Nature (1869). Buku ini telah diterbitkan Komunitas Bambu dengan judul Kepulauan Nusantara, Sebuah Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam (2009).

Ya. Wallace memang menggambarkan – dalam bentuk narasi dan kadang gambar – beragam spesies kupu-kupu, burung-burung, dan hewan-hewan cantik lainnya dalam buku ini. Dan semua itu ia temukan di kepulauan Nusantara.

Darwin mengagumi ketekunan Wallace dalam memperhatikan dan mencatat hal-hal yang ia lihat. Tapi yang membuatnya iri adalah kupu-kupu cantik. Hmmh.

Di buku ini, Wallace bercerita bahwa ia telah mengumpulkan 125.660 spesimen dari Nusantara. Terdiri dari 310 spesimen mamalia, 100 spesimen reptil, 8.050 spesimen burung, 7.500 spesimen kerang, 13.100 spesimen Lepidoptera, 83.200 spesimen Coleoptera, dan 13.400 spesimen serangga.

Oh. Betapa kayanya keanekaragaman hayati di negeri kita. Namun sayang, sebagian besar hewan yang ditemukan Wallace itu tidak akan bisa kita jumpai lagi hari ini. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun