Mohon tunggu...
Asep Sopyan
Asep Sopyan Mohon Tunggu... -

Bekerja sebagai agen asuransi penuh waktu. Suka menulis apa saja dan mencipta lagu. Email: bermenschool@yahoo.com. Tulisan-tulisan dapat dilihat di blog http://bermenschool.wordpress.com dan http://myallisya.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Letak Keindahan Bahasa Indonesia

2 Agustus 2011   02:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:10 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sekarang ini ada gejala sebuah bahasa dianggap keren/indah kalau pengucapan tidak sama dengan penulisan. Misalnya bahasa Inggris dan Perancis. Saya duga itu ada hubungannya dengan kemajuan peradaban mereka saat ini.

Bahasa Indonesia, pada dasarnya, adalah bahasa yang antara penulisan dan pengucapan sama. Saya lihat bahasa-bahasa suku-suku yang ada di Indonesia juga tidak berbeda, misalnya bahasa Jawa dan Sunda. Hanya karena pengaruh bahasa asinglah, sebagian kata dalam bahasa Indonesia diucapkan berbeda dengan penulisannya (misalnya bank, sanksi, dan sejumlah singkatan seperti DVD, CD, TV, AC).

Saya ingin bahasa Indonesia kembali kepada kesederhanaannya. Di situlah justru letak keindahan bahasa kita.

Adapun bahasa Perancis yang konon dikatakan terindah di dunia (tentu itu relatif) karena cara penulisan yang berbeda dengan cara pembacaan, justru menunjukkan satu kekurangan: bahwa bahasa mereka tidak memiliki sistem abjad sendiri yang dapat membunyikan huruf-hurufnya secara tepat. Demikian pula bahasa Inggris.

Bahasa yang memiliki sistem abjad sendiri, seperti Latin dan Yunani, juga Arab dan Jepang, dan saya kira juga India dan Cina, justru tidak ada masalah dengan pengucapan. Artinya, penulisan dan pengucapan mereka sama.

Bahasa Indonesia memang meminjam juga dari sistem abjad lain (Latin). Dan kebetulan cocok. Tapi tanpa itu pun, dengan misalnya memakai huruf Jawa atau Sunda, kita dapat membunyikan bahasa secara tepat dengan penulisannya.

Demikian. Jadi, mari kita kembali kepada kesederhanaan. Termasuk dengan menciptakan satu simbol huruf untuk bunyi "ng" dan "ny", yang mana kedua huruf tersebut terdapat dalam abjad Jawa dan Sunda. Kemudian juga membuang huruf yang tidak berguna, yaitu salah satu antara “f” dan “v”, dan huruf yang hanya berguna sebagai huruf tapi tidak sebagai kata, yaitu “x”. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun