Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Harmoni dalam Ketegangan: Menyelaraskan Filsafat Sunda untuk Atasi Krisis Global

15 Desember 2024   16:00 Diperbarui: 15 Desember 2024   16:00 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harmoni dalam Ketegangan: Menyelaraskan Filsafat Sunda, Teknologi, dan Kosmos untuk Mengatasi Krisis Global

Di dunia yang penuh dengan perubahan dan ketegangan, kita sering kali terjebak dalam upaya mengejar kemajuan teknologi, kekuasaan, dan kontrol atas segala hal. Namun, apa sebenarnya yang kita kejar? Keabadian melalui teknologi, kekuatan yang lebih besar, ataukah kita mencari keseimbangan dan keharmonisan dalam hidup yang lebih sederhana namun bermakna? Mari kita menyelami inti dari pencarian ini dengan mengintegrasikan filsafat Sunda yang mendalam, teori-teori global tentang peradaban, serta konsep kosmologi dan sistem sosial yang dapat memberikan panduan menuju keseimbangan.

Filsafat Sunda memiliki prinsip-prinsip yang sangat kuat dan mengakar, salah satunya adalah Rumingkang Buana, yang mengajarkan kita bahwa manusia, lingkungan ekosistem, dan semesta adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Ajaran ini mengajarkan bahwa hidup harus berjalan seiring dengan hukum alam, sebuah pandangan yang tidak hanya relevan dalam konteks kehidupan sehari-hari, tetapi juga selaras dengan Model Standar Fisika Partikel dan Model Standar Kosmologi.

Tri Tangtu Buana, dengan ajarannya mengenai tiga dimensi kehidupan yang terdiri atas alam nyata, alam gaib, dan alam batin, mengajak kita untuk melihat dunia ini dalam kesatuan yang utuh, bukan hanya dari sudut pandang material, tetapi juga dari dimensi spiritual dan mental. Pandangan ini sejalan dengan Model Standar Fisika Partikel, yang menggambarkan dunia materi sebagai sebuah struktur yang penuh dengan interaksi dan partikel-partikel dasar yang saling terkait. Melalui pemahaman ini, kita diingatkan bahwa dunia materi tidak hanya terdiri dari benda-benda yang terpisah, tetapi semuanya memiliki hubungan yang saling mempengaruhi.

Selain itu, Rahayu Jagad Alit mengajarkan kita tentang pentingnya keseimbangan antara dunia kecil (individu dan partikel elementer) dan dunia besar (semesta). Dalam konteks Model Standar Fisika Partikel, Rahayu Jagad Alit menggambarkan dunia subatomik yang penuh dengan partikel-partikel dasar seperti quark dan elektron, yang berinteraksi dalam struktur yang sangat halus dan terorganisasi. Rahayu Jagad Gede, di sisi lain, mencerminkan Model Standar Kosmologi, yang menggambarkan alam semesta dalam skala besar, dengan hukum-hukum yang mengatur pergerakan galaksi, pembentukan bintang, serta distribusi materi gelap dan energi gelap. Ini mengingatkan kita bahwa keseimbangan alam semesta tidak hanya ada di tingkat mikroskopis tetapi juga dalam kosmos yang jauh lebih besar.

Konsep harmoni juga tampak dalam filsafat sistem pertanian orang Sunda yaitu nyacar, ngarumat, dan nganyarkeun.

Konsep nyacar, ngarumat, dan nganyarkeun adalah prinsip-prinsip penting dalam pertanian Sunda yang mencerminkan kearifan lokal dalam berinteraksi dengan alam. Ketiga konsep ini tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, tetapi juga menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

Nyacar bermakna "menanam" atau "membuka lahan".  Tahapan ini meliputi  persiapan lahan, pemilihan bibit unggul, dan penanaman dengan teknik yang tepat.

Orang Sunda memperhatikan kesesuaian jenis tanaman dengan kondisi tanah dan musim.  Mereka juga mengenal berbagai metode penanaman, seperti tumpang sari (menanam berbagai jenis tanaman dalam satu lahan) untuk mengoptimalkan lahan dan mencegah hama. Contohnya adalah memilih varietas padi yang tahan terhadap hama tertentu, atau menanam jagung bersamaan dengan kacang tanah untuk memanfaatkan nitrogen di udara.

Ngarumat yang bermakna "merawat" atau "memelihara". Tahapan ini meliputi kegiatan perawatan tanaman, seperti pemupukan, pengairan, penyiangan, dan pengendalian hama.

Orang Sunda menggunakan pupuk alami seperti kompos dan pupuk kandang untuk menjaga kesuburan tanah.  Mereka juga memanfaatkan musuh alami hama untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia. Contohnya membuat rorodan (saluran air) untuk mengairi sawah, atau menggunakan tanaman refugia untuk menarik serangga predator yang memangsa hama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun