2. Dimensi Emosional
Dimensi emosional lebih berfokus pada bagaimana kita mengelola perasaan dan reaksi emosional kita. Apakah kita dapat mengendalikan emosi kita dengan baik, atau apakah kita cenderung meledak-ledak?Â
Apakah kita mudah berempati terhadap orang lain, atau justru cenderung menutup hati kita? Stabilitas emosi juga menjadi faktor penting---apakah kita mudah merasa terombang-ambing atau justru memiliki ketenangan yang stabil dalam menghadapi berbagai situasi?
Kepribadian kita dalam dimensi emosional ini sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial kita. Kita bisa saja merasa sangat stabil dan tenang di satu lingkungan, tetapi bisa berubah sebaliknya di lingkungan yang berbeda, seperti di dunia maya atau di media sosial.
3. Dimensi Sosial
Dimensi sosial berbicara tentang bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Apakah kita lebih suka berkomunikasi secara langsung atau lebih memilih cara yang lebih halus dan tidak langsung? Apakah kita lebih mengutamakan solidaritas dan kebersamaan atau lebih cenderung menghargai individualitas dan kebebasan pribadi?
Tentu saja, dimensi sosial ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial kita. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, cara kita berkomunikasi dan cara kita berperilaku dapat sangat dipengaruhi oleh norma dan aturan sosial yang berlaku di sekitar kita. Di dunia maya, kita sering melihat orang menjadi lebih berani dan lebih terbuka dalam berkomunikasi karena adanya jarak fisik dan anonim.
Dari tiga dimensi ini diturunkan 16 pasang parameter dan berhasil diidentifikasi 256 tipe kepribadian dinamis dari 65.536 tipe kepribadian yang diprediksi.Â
Mengapa Kepribadian Itu Dinamis?
Kami percaya bahwa kepribadian manusia jauh lebih kompleks dan fleksibel daripada yang kita bayangkan sebelumnya. Kepribadian kita tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik atau lingkungan keluarga, tetapi juga oleh pengaruh teknologi yang sangat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, interaksi kita dengan dunia digital dapat mengubah cara kita berpikir, merasakan, dan berinteraksi dengan orang lain.
Teknologi bukanlah hal yang terpisah dari kehidupan kita; ia sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap keputusan dan interaksi yang kita lakukan. Dari menggunakan aplikasi untuk berkomunikasi dengan teman-teman, hingga mencari informasi untuk membuat keputusan penting dalam hidup, teknologi mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan kita. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kepribadian kita pun ikut berubah.
Kepribadian yang Lebih Adaptif di Era Digital
Salah satu hal yang menarik dalam teori baru ini adalah bagaimana kita dapat melihat pergeseran dinamis dalam kepribadian seseorang. Misalnya, seseorang yang biasa berfokus pada detil mungkin akan lebih cenderung berpikir besar ketika berhadapan dengan perubahan teknologi atau kebutuhan untuk beradaptasi dengan perkembangan yang lebih cepat.Â