Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ini Alasan Kenapa Seharusnya Semesta Tidak Bisa Terbentuk

14 Juli 2024   18:56 Diperbarui: 23 Juli 2024   02:08 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada semesta awal, entropy tinggi dan terus meningkat berarti semesta harus terus dalam keadaan pure energy dengan tingkat randomness mikroskopik yang sempurna. Dalam kondisi seperti ini cosmic perturbation tidak dimungkinkan.

Simetri pun harus terus dipertahankan untuk menjaga peningkatan entropy. Symmetry breaking menuntut terkoyaknya pure energy dengan randomness mikroskopik tinggi. Tidak mungkin semesta terbentuk dalam kondisi seperti ini.

Nihilisasi matter-antimatter harus terus dipertahankan juga untuk menjaga tingkat randomness mikroskopik tinggi agar entropy terus bisa dipertahankan meningkat. Kondisi ini pun tidak memungkinkan terbentuknya semesta.

External force dibutuhkan untuk menjaga dual arrow of time berjalan secara bersamaan dan simultan. Complexity dan entropy dengan begitu tetap menjaga pembentukan semesta apa adanya.

Imajinasi kita membawa kita kepada pertarungan dua figur mitologi yang mana yang satu membawa kekuatan konstruktif dan yang lainnya membawa kekuatan destruktif. Kekuatan konstruktif menang, tetap membiarkan kekuatan destruktif ada dan meletakkannya di belakang kekuatan konstruktif.

7. Accelerating Universe dan Dark Energy.

Fakta bahwa galaksi-galaksi terjauh bukan saja menjauh dengan kecepatan tetap, tetapi semakin jauh justru kecepatan semakin tinggi, sungguh sangat mengejutkan. Walaupun fakta semesta yang mengembang sudah diketahui lama yaitu sejak tahun 1929, tapi fakta tahun 1998 ini sungguh sangat mengejutkan. Kita awalnya berasumsi bahwa semesta mengembang dengan laju yang tetap, bahkan ada kemungkinan tarikan gravitasi akan menyebabkan kecepatannya kian menurun.

Fakta ini membawa kita kepada asumsi dark energy. Kita cukup puas menjadikan ini sebagai penjelasan terhadap accelerating universe dan memasukkannya ke dalam model standar kosmologi kita. Walaupun kita belum tahu substansi, properti, sipat dan mekanisme dari dark energy ini, bahkan hingga saat ini setelah 26 tahun berlalu. Sudah cukup banyak teleskop berbasis darat dan luar angkasa dibangun untuk memecahkan misteri dark energy ini. Tidak urung juga dengan beragam teori eksotis dan materi eksotis dihadirkan untuk menjawab teka-teki dark energy ini.

Dark energy yang bersumber dari dalam membuka kemungkinan untuk memperselisihi hukum-hukum thermodinamika yang sudah baku. Kita mendapati thermodinamika tidak konsisten dalam skala besar semesta.

Menyamakan dark energy dengan lambda konstanta kosmologi dalam relativitas umum membingungkan kita semua sebab lambda adalah sebuah konstanta yang tidak bisa mewakili dark energy yang sangat dinamis.

Jika kita berani mengambil asumsi bahwa dark energy adalah semacam external force, maka itu bukan saja akan menjadi solusi bagi sipat dark energy, konsistensi dengan thermodinamika, melainkan juga solusi atas sejumlah cosmic tension dan cosmic conundrum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun