Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menantang Konsep Entropy dalam Skala Semesta

10 Juli 2024   03:01 Diperbarui: 11 Juli 2024   07:49 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tapi bila kita melihat ke kondisi mikroskopiknya, kita dapati partikel elementer bergerak bebas dengan kecepatan sangat tinggi dan memiliki energi kinetik sangat besar. Kondisi ini menghasilkan tingkat keacakan dan kekacauan yang sangat besar yang menunjukkan tingkat entropy yang tinggi.

Kondisi entropy rendah dalam skala makroskopik bertentangan dengan kondisi mikroskopik yang entropynya tinggi. Mana yang benar? Bagaimana kita memahami ini? Bagaimana melakukan rekonsiliasi dari hal ini?

Pada kondisi semesta yang suhunya menurun, maka seharusnya entropy rendah, atau harus berani kita katakan entropy menurun. Suhu tinggi secara generik berarti entropy tinggi karena memungkinkan partikel mikroskopik bergerak bebas membentuk kekacauan.

Secara umum entropy tinggi terjadi pada suhu tinggi, volume tinggi, tekanan tinggi, dan densitas tinggi.

Pada semesta yang mengalami inflasi di mana berarti volumenya bertambah besar, wajar jika dikatakan bahwa entropy semesta bertambah. Dengan kondisi entropy rendah di semesta awal.

Cosmic inflation dan accelerating expansion juga berarti tekanan yang tinggi, sehingga entropynya pun semakin bertambah. Tapi semesta awal dengan energi kinetik yang sangat besar sehingga memberikan tekanan yang besar, juga menunjukkan bahwa entropynya besar.

Ini bukan saja berbeda, bahkan bertolak belakang. Dari perspektif volume, semesta dalam kondisi entropy rendah. Tapi dari perspektif tekanan, semesta awal berada dalam kondisi entropy tinggi.

Hal yang sama terjadi pada perspektif densitas, di mana densitas tinggi pada semesta awal menunjukkan entropy yang tinggi. Ketika densitasnya semakin rendah saat ini, kita dengan terpaksa mengatakan bahwa entropy semesta seharusnya semakin rendah. Entropy yang menurun ini juga selaras dengan suhunya yang menurun. Sebagaimana telah diketahui bahwa pada suhu rendah, entropy pun rendah.

Bila kita mengacu pada Hukum III Thermodinamika yang mengatakan bahwa pada suhu mendekati nol absolut yaitu minus 273 kelvin, semua proses fisika terhenti dan entropy mencapai titik yang terendah. Nah semesta kita yang terus mendingin akibat perluasannya menuju kepada entropy yang terus menurun bukan malah bertambah. Padahal semesta sebagai sistem tertutup menurun Hukum II Thermodinamika seharusnya entropynya meningkat.

Sejumlah orang mungkin akan mengatakan bahwa semesta kita tidak bisa dipahami secara parsial begitu, tapi harus dipandang sebagai suatu sistem adiabatik.

Baik. Dalam sistem adiabatik di mana massa dan energi tidak bisa saing dipertukarkan dengan lingkungan berlaku proses reversible yang memungkinkan entropy sistem tetap. Maka, jika berarti semesta bersifat adiabatik, seharusnya entropy stabil dan tetap sejak awal kelahirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun