Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cara Mudah Memahami Hukum II Thermodinamika: Entropy

6 Juli 2024   10:36 Diperbarui: 6 Juli 2024   17:45 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pemahaman tentang entropy pertama kali muncul dari fakta bahwa panas dari suhu tinggi bisa mengalir secara spontan ke suhu yang lebih rendah membentuk keseimbangan thermal. Sementara aliran dari suhu rendah ke suhu tinggi tidak bisa terjadi. Tidak ada proses spontan dari suhu rendah ke suhu tinggi. Bentuk lain dari pemahaman ini adalah kerja secara spontan bisa terjadi dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, tapi tidak bisa terjadi sebaliknya. Dari fenomena inilah lahir pemahaman tentang proses irreversible. 

Entropy secara umum melarang terjadinya proses reversible ataupun siklus secara spontan, kecuali dalam sistem tertutup ataupun adanya pengaruh eksternal. Sehingga entropy dipahami sebagai suatu proses irreversibel.

Pemahaman kedua tentang entropy lahir dari fenomena bahwa tidak mungkin mencapai mesin dengan efisiensi seratus persen. Sebagian besar energi tidak menghasilkan kerja melainkan terbuang menjadi panas. Panas yang terbuang itu tidak bisa digunakan kembali untuk menghasilkan kerja. Fakta ini memperkuat pemahaman tentang proses irreversibel pada konsep entropy.

Pemahaman ketiga lahir dari fenomena bahwa sejumlah energi menghasilkan kenaikan suhu tertentu. Sehingga entropy dirumuskan sebagai energi per perubahan suhu.

Pemahaman keempat hadir dari pandangan bahwa kondisi makroskopik yang tampak dalam bentuk suhu, tekanan, dan volume terhubung dan tergambar melalui kondisi makroskopik nya pada gerakan dan posisi atom dan molekul. Pemahaman ini melahirkan sejumlah rumus tentang Thermodinamika dalam kondisi gas ideal.

Pemahaman keempat ini melahirkan rumusan entropy sebagai distribusi statistik. Penerapan pemahaman ini pada sejumlah sistem, model, dan disiplin ilmu menghasilkan rumus yang merupakan turunan dari rumus Boltzmann ini.

Pemahaman kelima merupakan pemahaman kolektif dari empat pemahaman sebelumnya, sehingga entropy dipahami sebagai tingkat disorder, randomness, dan uncertainty yang bersifat irreversible dan probabilistik.

Pemahaman kita tentang sistem relativitas, chaos, dan probabilistik dalam mekanika kuantum, relativitas umum, relativitas khusus, dan chaos theory bisa ditelusuri dari kelima pemahaman tentang entropy ini.

Berdasarkan pemahaman kelima ini boleh lah kita mengembangkannya menjadi entropy adalah tingkat deformation, rearranggement, scattering, dan destruction. Keempat pemahaman ini merupakan turunan dari dua sifat utama dari entropy yaitu disorder dan randomness. Kita sebut ini sebagai pemahaman keenam.

Semuanya ketujuh sifat ini yaitu disorder, randomness, uncertainity, deformation, rearranggement, scattering, dan destruction ini menunjukkan bahwa entropy selalu meningkat seiring waktu dan irreversible.

Lalu bagaimana entrophy pada semesta di awal kelahirannya yang mana dalam kondisi sangat padat, sangat panas, dan sangat seragam itu? Apakah berada dalam kondisi entropy tinggi ataukah dalam entropy rendah? Bagaimana pula kondisi entropy pada semesta saat ini? Bagaimana hubungan entropy dengan semesta yang mengembang? Bagaimana entropy dalam semesta yang terus mendingin? Bagaimana entropy dalam semesta yang adiabatik? Bagaimana hubungan antara entropy dengan complexity?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun