Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Menciptakan Maha AI dan Menyambut Revolusi Industri 5.0

2 Juli 2024   00:45 Diperbarui: 6 Juli 2024   21:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Tantangan ini hanya bisa dijawab jika pasar mempunyai kapasitas ekonomi yang memadai. Untuk itu orang-orang harus memiliki penghasilan yang layak. Ini hanya bisa dicapai jika orang-orang memiliki pekerjaan. Sehingga akhirnya pengembangan AI menuntut dirinya sendiri untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan baru sebagai konsesi atas sejumlah besar pekerjaan yang diambil alih olehnya.

Hubungan antara teknologi dengan ekonomi dan kemampuannya mengembangkan pasar, peningkatan kesejahteraan manusia, dan penciptaan pekerjaan merupakan masalah klasik yang selalu melekat sejak revolusi industri 1.0 pada pertengahan abad 18 lalu. 

Sejumlah besar teknologi mati dibunuh pasar, sebagian sisanya mati karena tidak memiliki pasar atau ditolak pasar. Sebagian teknologi digunakan secara terbatas karena utilitas dab fungsionalitas yang terbatas.

Teknologi yang tetap bertahan adalah teknologi yang menciptakan nilai tambah ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum, dan menciptakan lapangan pekerjaan. 

Revolusi industri dari RI 1.0 sampe RI 4.0 relatif berhasil menjawab tantangan ekonomi yang ada. Revolusi industri 5.0 yang ditandai dengan kehadiran robot humanoid berbasis AI seperti Qinglong dan Optimus akan berhasil jika mampu menjawab tantangan yang sama.

Masa depan AI akan banyak tergantung kepada apakah ia mampu meningkatkan produktivitas? Apakah mempersempit kesenjangan pendapatan? Apakah terkonsentrasi pada perusahaan besar saja?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun