Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Cara Mudah Memahami Peran Kenaikan Tarif Pajak Dalam Perekonomian yang Digerakkan oleh Pengeluaran Pemerintah

27 Maret 2024   00:27 Diperbarui: 7 April 2024   16:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Selanjutnya jika pendapatan negara meningkat, perekonomian akan dijaga terus tumbuh dengan beberapa cara penting berikut ini.
1. Mencegah kebocoran APBN dan menurunkan tingkat korupsi.
2. Alokasi APBN pada sektor-sektor yang memiliki efek leverage dan multiflier yang tinggi, serta meningkatkan daya beli masyarakat.
3. Meningkatkan ekspor dengan memberikan insentif ekspor.

4. Selektif dalam memilih komoditas, produk, dan sektor usaha yang akan dikenakan kenaikan PPN. Saat ini sudah berada di jalur yang benar dengan mengecualikan sektor pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok masyarakat.

5. Membuat distribusi lancar dan semakin efisien, sambil terus menjaga rantai pasokan terutama pada kebutuhan pangan dan energi.

Kesimpulan

Untuk perekonomian yang digerakkan oleh pengeluaran pemerintah, konsumsi masyarakat, dan hutang luar negeri, titik kritisnya bukan pada penambahan tarif pajak dan penambahan hutang, tapi pada kemampuan pemerintah dalam memilih proyek-proyek yang memiliki leverage dan multiflier effect yang tinggi. Proyek yang dimaksud misalnya adalah proyek PMK, proyek peningkatan kesejahteraan ASN, penambahan jumlah ASN, proyek pembangunan yang menyerap banyak tenaga kerja, dan alokasi pada peningkatan insentif pajak dan barang subsidi impor. Inilah mekanisme dibalik pertanyaan kenapa peningkatan tarif pajak dalam hal ini PPN berpengaruh positif terhadap semua parameter ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun