Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Asumsi Teori Evolusi Darwin: Rethinking

24 Oktober 2023   07:33 Diperbarui: 27 Oktober 2023   08:41 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tekanan lingkungan yang sama pun kerap direspon secara berbeda oleh entitas biologis yang berbeda sehingga menghasilkan bentuk adaptasi yang berbeda. Lalu bagaimana kemampuan adaptasi itu muncul? Dari mana kemampuan adaptasi itu muncul?

Berdasarkan bukti fosil yang ada, di samping memang benar ada tekanan lingkungan yang diduga dan dinarasikan bisa memunculkan sejumlah spesies baru, tapi sejumlah besar lainnya tidak muncul karena tekanan lingkungan yang spesifik.

Spesies semakin beraneka ragam bukan terjadi setelah 5 masa kepunahan besar tapi sebelum, sepanjang masa tanpa adanya tekanan lingkungan yang signifikan, dan bahkan jauh lama setelah masa kepunahan massal tersebut.
 
Untuk menutupi bolong dari asumsi pertama ini, teori evolusi Darwin memajukan asumsi kedua.

Variasi

Variasi dalam teori evolusi Darwin dapat digambarkan dengan analogi sebuah garis lurus yang menyimpang sedikit saja dari garis vertikal standar yang dimulai pada sebuah titik awal tertentu. Ini secara faktual dan konseptual memang akan menyimpang dengan derajat penyimpangan yang semakin besar seiring jarak dan waktu. Atas dasar derajat penyimpangan yang semakin besar itulah spesies baru muncul dan bentuknya semakin jauh berbeda dari induk dan nenek moyangnya setelah berlalu ratusan ribu dan bahkan jutaan tahun.

Evolusi dalam persepsi Darwin terjadi akibat bentuk variasi yang tidak terbatas. Tapi dia lupa dan bahkan tidak paham bahwa faktor genetika membatasi jumlah variasi yang mungkin terbentuk.

Kombinasi variasi secara fenotipe maupun genotipe mungkin saja berubah secara acak, tapi sampai batas tertentu akan kembali kepada komposisi dan kombinasi awal. Genom membatasinya, sehingga lompatan sifat, karakteristik, dan spesifikasi organ, sistem organ, metabolisme, fisiologis, kecerdasan, dan kesadaran tidak diperkenankan terjadi berapa pun lamanya waktu berlalu.

Mutasi Genetik

Menyadari keterbatasan asumsi kedua tadi yaitu asumsi variasi, teori evolusi Darwin mengarang asumsi ketiga yaitu bahwa variasi bisa saja keluar dari keharusan kembali ke bentuk awal dan lompatan besar anasir biologis bisa saja terjadi jika ada terjadi suatu mutasi genetik.

Kaitannya dengan evolusi, evolusi terjadi atas peristiwa mutasi gen yang dihasilkan oleh mutasi yang menguntungkan dan fungsional, bukan oleh mutasi netral apalagi oleh mutasi negatif.

Mutasi gen oleh sebab internal seperti kesalahan reflikasi maupun rekombinasi, maupun oleh sebab eksternal seperti radiasi membawa sifat dan karakteristik baru ke dalam entitas biologis sehingga variasinya terus bertambah dan semakin meluas tanpa batas.

Seleksi Alam

Sadar bahwa mekanisme mutasi gen akan menghasilkan evolusi yang bersifat random karena terjadinya proses trial dan error yang membuka kemungkinan munculnya entitas biologis yang aneh dan absurd, teori evolusi Darwin mengajukan asumsi seleksi alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun