Ketidakadilan dikaitkan dengan nasib dan tingkatan amal? What? Ini jelas melecehkan. Bagaimana seseorang bisa diadili dan didakwa rendah dan sedikit amalnya atas dasar isi keresek kurban. Ini keterlaluan. Sedangkan isi keresek itu diluar kendali dirinya.
Spirit utama kurban adalah kasih sayang dan keadilan yaitu agar semua orang bisa merayakan hari raya dengan gembira, berbagi dan berempati. Janganlah spirit ini dinodai dengan ketidakadilan isi keresek yang sebagian lebih banyak tulang sementara keresek lain lebih banyak daging.
Panitia kurban tetap dingin telinga sih bila pun ketidakadilan seperti ini terjadi, sebab tidak ada dan tidak banyak orang yang akan melakukan protes atas ketidakadilan yang ada.
Kalaupun ada yang protes, dia harus siap dengan stigma dan cemooh tidak sebagai orang yang tidak tau bersyukur, tidak tau terima kasih, kurang adab, dan lain sebagainya.
Bagaimana bisa orang dicemooh seperti itu padahal dia hanya mengungkapkan fakta, berharap keadilan, dan ini adalah kecerobohan panitia? Ketidakadilan bertumpuk-tumpuk jadinya.
Tapi bagaimana pun keadilan harus ditegakkan. Setiap orang berhak atas bagian yang sama dalam hal pembagian hasil kurban. Jumlah daging yang sama untuk semua orang dan jumlah tulang yang sama untuk semua orang.
Untuk itu panitia bisa bekerja dengan lebih teliti, hati-hati, dan seksama. Bagian daging dipisahkan dengan bagian tulang. Setiap bagian berada dalam volume yang sama untuk setiap keresek bagi orang yang menerimanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI