Penggunaan kaca dan plastik PET untuk wadah air di bagian luar bangunan karena memiliki tingkat konduktivitas termal yang rendah juga dapat membantu menahan panas lingkungan masuk ke ruangan. Secara praktis kita bisa saja membuat balok kaca atau bata kristal yang diisi dengan air. Balok kaca ini bisa langsung berfungsi sebagai dinding tunggal atau bisa juga sebagai lapisan tambahan pada dinding bata atau beton.
Air dengan sipatnya yang memiliki kapasitas kalor yang tinggi tapi tingkat konduktivitas termal yang rendah membuat air bukan saja lambat dalam menyerap panas, tapi juga mampu menyimpan kalor yang diserapnya dalam waktu lama untuk kemudian dilepaskan di waktu yang lain. Air akan menyerap kalor dari lingkungan di waktu siang yang membantu mencegah kenaikan suhu ruangan sehingga suhu di dalam ruangan terasa lebih sejuk, dan ketika malam melepaskan kalor yang disimpannya sehingga suhu ruangan lebih hangat dari suhu lingkungan.
Air tentu tidak bisa digunakan pada ruangan yang diharapkan tetap dingin siang malam.Â
Jika penggunaan air pun dirasakan ribet, maka melapisi dinding luar dengan material berbahan selulosa bisa jadi pilihan praktis sekaligus murah. Selulosa memenuhi kriteria sebagai pelapis dinding bangunan bagian luar karena memiliki tingkat konduktivitas termal yang rendah.
Tujuan akhir dari hipotesis ini adalah ditemukannya logam atau material yang mampu menyerap kalor di dalam ruangan sehingga suhu di dalam ruangan bisa dipertahankan pada suhu tertentu yang cukup nyaman dan dingin, misalnya suhu ruangan yang diinginkan adalah 18 derajat Celcius. Pada saat yang sama ditemukan logam atau material yang dapat mencegah dan menahan kalor dari lingkungan masuk ke dalam ruangan agar bisa membantu membuat suhu di dalam ruangan tetap rendah sebagaimana dimaksud.