Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Begitu Sulit Memahami Kesadaran Manusia

13 Maret 2022   05:09 Diperbarui: 15 Maret 2022   04:15 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan Parsial dan Holistik dalam Memahami Kesadaran.

Upaya manusia dalam memahami kesadaran yang melekat pada dirinya adalah sebuah kajian paling kuno. Sama kunonya dengan kajian tentang Kosmologi dan Ontologi. Kesadaran sudah dicoba dijelaskan dengan beragam pendekatan, bukan saja Filsafat dan Psikologi, tapi juga Neurosains dan Mekanika Kuantum. Tapi ini belum juga memuaskan rasa penasaran kita sebagai manusia. 

Di antara semua mahluk hidup, atau dalam bahasa Biologi, di antara semua binatang, manusia memiliki sistem kesadaran yang paling kompleks. Dari mulai kemampuan heuristik, logika, dan perilaku, sampai kepada aspek niat dan penilaian diri, adalah bukan saja suatu sistem yang terintegrasi tapi juga bisa otonom dan saling eksklusif. Seseorang bisa secara sengaja bermuka dua ataupun bersikap munafik. 

Kesadaran adalah suatu esensi yang berasal dari luar yang ditanam ke dalam tubuh, terintegrasikan dengan tubuh, dan bekerja bersama dengan tubuh. Karenanya kesadaran mempunyai kuasa yang terbatas terhadap tubuh, dan mampu, sampai batas tertentu, bekerja terpisah dari tubuh.

Kesadaran bukan saja menyangkut fungsi indera, fungsi tubuh, fungsi persepsi dan sensasi, tapi juga berfungsi melihat ke dalam ke dirinya sehingga seseorang mampu melakukan introspeksi dan kontemplasi. Dengan begitu, inner talk dimungkinkan.

Sementara tubuh mempunyai kehidupannya sendiri dan dalam banyak hal mampu mengatur kehidupannya sendiri tanpa harus terhubung dengan kesadaran. Proses kimia, biologi, fisika, dan matematika dalam tubuh seringkali berada di luar jangkauan kesadaran. Sel-sel membelah diri, keseluruhan sistem imun, proses metabolisme, proses genetika, dan proses mimpi di luar jangkauan dan campur tangan kesadaran. Bahkan kesadaran terus mengeksplorasi apa yang mampu dilakukan tubuhnya. Tugas kesadaran adalah mengoptimalkan fungsi tubuh. Tubuh ini adalah alat dan kendaraan yang ditumpangi oleh kesadaran.

Kesadaran yang terintegrasikan dengan fungsi ekspresi, fungsi sensasi, fungsi persepsi, dan fungsi gerak bisa diamati dan didekati dengan pendekatan neurosains, mekanika kuantum, fisika gerak, dan biokimia. Tapi banyak aspek dan proses dalam tubuh berada di luar jangkauan kuasa kesadaran. Beberapa fungsi kesadaran pun tidak harus terikat dengan tubuh.

Kesadaran bukan menyangkut apa yang diingat tapi juga apa yang sudah dilupakan. Apa yang sudah dilupakan juga memengaruhi bagaimana kesadaran berfungsi dan bereaksi.

Ada momen di mana kesadaran tidak terintegrasikan dengan baik ke tubuh seperti dalam kasus orang dalam kondisi koma dan gila. Ada momen di mana tubuh tidak lagi memiliki kesadaran dan tubuh pun berhenti berfungsi yaitu saat seseorang itu mengalami kematian. Tapi ada juga momen di mana tubuh berfungsi tanpa adanya kesadaran seperti pada pembentukan embrio dan janin.

Oleh sebab itu, tubuh hidup tanpa kesadaran, dan tubuh hidup dengan lebih dari satu kesadaran adalah hal yang lumrah. Tubuh dengan dua kesadaran dapat terlihat pada kasus kesurupan, kepribadian ganda, ataupun bipolar.

Bahan Bacaan :

http://m.nautil.us/blog/the-hard-problem-of-consciousness-has-an-easy-part-we-can-solve

http://m.nautil.us/issue/98/mind/consciousness-is-just-a-feeling

https://youtu.be/CJhSSPO8Ulk

https://youtu.be/Xetgy2tOo9g

https://www.sciencenews.org/article/feeling-knowing-book-consciousness-origin-evolution

https://www.artofwellbeing.com/2016/11/08/mapofconsciousness/

http://m.nautil.us/issue/37/currents/zombies-must-be-dualists

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun