Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ilusi Waktu: Salah Besar

25 Februari 2022   02:42 Diperbarui: 27 Februari 2022   12:37 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Waktu adalah juga dimensi, sama seperti ruang sebagai dimensi. Demikian menurut Einstein. Einstein menggabungkan 3 dimensi ruang dan satu dimensi waktu ke dalam dimensi dua space-time. Geometri space-time ini digunakan untuk menjelaskan gaya gravitasi. 

Sebagaimana kita mengukur dimensi satu dengan beragam satuan panjang, mengukur dimensi dua dengan beragam satuan bidang, dan dimensi tiga dengan beragam satuan volume, maka kita pun mengukur waktu dengan beragam cara.

Sebagaimana dimensi satu, dua, dan tiga adalah riel, maka dimensi waktu pun riel. Dimensi waktu bukan ilusi melainkan riel.

Sebagaimana sensor kesadaran kita terhadap ruang adalah riel, maka sensor kesadaran kita terhadap waktu adalah juga riel. Sensor navigasi manusia telah bisa diidentifikasikan dengan baik, penemuannya pun sudah diganjar dengan Nobel. Sensor navigasi itu menggabungkan kesadaran akan ruang, waktu, dan kecepatan. Sementara kecepatan itu sendiri terdiri dari variabel jarak dan waktu. Jika sensornya riel, maka variabelnya pun riel.

Tekanan, suhu, dan volume adalah turunan dan komponen dari dimensi ruang. Sementara kecepatan adalah turunan dari dimensi waktu. Kecepatan adalah ciri khas kesatuan dimensi space-time. 

Kecepatan tertinggi bergerak di dalam dimensi space-time adalah kecepatan cahaya. Sementara space-time itu sendiri bisa bergerak dengan kecepatan di atas kecepatan cahaya.

Sebagaimana kita bisa mengatur parameter dimensi ruang dengan sekat-sekat ruang dan bidang, maka kita pun bisa mengatur parameter waktu dengan mengatur kecepatan.

Walaupun secara geometri, ruang negatif itu ada, bidang negatif itu ada, dan panjang negatif itu ada, maka waktu negatif juga ada. Kita tidak bisa masuk ke dalam ruang negatif, bidang negatif, panjang negatif, dan waktu negatif, karena itu berada dalam dimensi yang berbeda.

Dimensi kita kini adalah dimensi space-time seperti yang digambarkan Einstein. Einstein lah yang pertama kali menyatukan tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu menjadi satu dimensi space-time atau dimensi ruang-waktu. Inilah dimensi yang menghasilkan gravitasi sehingga benda-benda langit bergerak dan melayang di atasnya.

Kita bisa mengukur kecepatan cahaya, tapi tidak bisa mengukur kecepatan elektron bergerak di orbitalnya bukan saja karena adanya prinsip ketidakpastian dan superposition, tapi karena elektron berada mampu menembus sekat antar dimensi.

Kenapa kita dapat bergerak maju, mundur, naik, dan turun dalam dimensi ruang tapi tidak bisa melakukan hal yang sama terhadap dimensi waktu? Kita bisa menggambarkan fenomena ini dengan menganggap space-time adalah berdimensi satu, sebagaimana gravitasi dijelaskan dengan menganggap space-time sebagai berdimensi dua. Dalam space-time yang  berdimensi satu kita tidak bisa bergerak mundur ke belakang dimensi space-time, tapi hanya bisa bergerak di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun