Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... -

Mengembara di London sekitar 10 tahun dan kembali ke Jakarta akhir 2011, ingin berbagi cerita mengenai Inggris dan Eropa serta kisah perjalanan lainnya. Silahkan berkunjung pula ke asepsetiawan.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rupert Murdoch dan The Sun "Diserang"

19 Juli 2011   22:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:32 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_123850" align="aligncenter" width="640" caption="Murdoch disiram busa cukur saat testimoni (Foto:Sun online)"][/caption]

Ada kalanya raja media internasional pun bisa dipermalukan di depan medianya sendiri. Itulah nasib Rupert Murdoch, orang Australia yang menguasai media di negara-negara besar mulai dari Amerika Serikat, Australia sendiri sampai Inggris. Tidak tanggung-tanggung di Inggris saja empat surat kabar besar The Times, The Sun, Sunday Times dan almarhum News of the World adalah miliknya. Murdoch yang sudah berusia 80 thaun ini melalui News International juga pemilik saham di televisi satelit terbesar di Inggris dengan jutaan pelanggannya, Sky. Serangan pertama dialami Murdoch ketika dia memberikan kesaksikan di komite parlemen Inggris yang nama lengkapnya House of Commons Culture, Media and Sport Committee atau Komite Kebudayaan, Media dan Olahraga. Seorang pria yang disebut namanya Jonnie Marbles (26) tahun "menyerang" Murdoch yang sedang duduk di depan komite media di Parlemen Inggris. Dia menyerang dengan membawa piring kertas yang diisi dengan busa untuk mencukur kumis. Kelihatannya dia berhasil menempelkan krim pencukur rambut itu di muka Murdoch. Nah ketika terjadi serangan itu isterinya  Wendi Deng loncat dan langsung menampar penyerang itu. Aksi sigap Wendi ini terekam dalam gambar televisi yang menayangkan testimoni petinggi News International seperti anak Rupert Murdoch, James Murdoch dan mantan direktur utama News International dan mantan editor the Sun dan News of the World, Rebekah Brooks. Seperti sudah dapat diduga Murdoch membantah dia tahu budaya penyadapan yang muncul di News of the World dan bahkan di The Sun. Dia mengaku bahwa penyadapan itu sesuatu yang tidak dapat dimaafkan. Seperti hal bapaknya, James juga mengaku tidak tahu menahu penyadapan. Serangan kedua terjadi terhadap the Sun, koran milik Murdoch dengan tiras besar di Inggris, mencapai 2,7 juta setiap hari dari Senin sampai Sabtu. Jadi bisa dibayangkan tabloid yang penuh dengan berita gosip ini juga memiliki bisnis besar. Nah kemarin koran ini situs onlinenya di-hacking. Koran the Guardian menyebut bagian depan situs thesun.co.uk sempat berubah. The Guardian menyebut peretas situs the Sun ini adalah LulzSec kelompok yang dituduh menyerang Nintendo dan PlayStation. [caption id="attachment_123832" align="aligncenter" width="640" caption="Tabloid the Sun diserang "]

13111153011196056547
13111153011196056547
[/caption]

Berita apa yang muncul kemudian? Inilah yang menghebohkan. Anda bisa melihat sendiri. Jenazah media mogul ditemukan. Ditulis disana oleh Staf reporter dengan headline, Rupert Murdoch, bos media yang kontroversial dilaporkan telah ditemukan tewas di kebunnya, kata polisi. Tampaknya berita ini menyindir seseorang yang meninggal yakni bekas pegawai News of the World yang mengungkapkan ke the New York Times bahwa tabloid dimana dia bekerja memang melakukan peretasan telepon. Polisi menemukan dalam catatan detektif yang disewa tabloid itu ada 4000 nama termasuk PIN teleponnya. Nah wartawan yang menjadi pembongkar itu Sean Hoare ditemukan tewas hari Senin pagi.Polisi mengaku tidak ada kecurigaan atas kematian itu. Namun rasanya publik Inggris seperti meraba sesuatu telah terjadi dengan dia. Sejauh ini kematiannya belum dapat dijelaskan namun tidak mencurigakan alias bukan kasus pembunuhan. Dua serangan ini terjadi ketika Murdoch dan anaknya James dipanggil untuk testimoni. Demikian juga bekas bos News International Rebekah Brooks hadir di komite parlemen. Mereka seperti sudah diperkirakan menyanggah adanya penyadapan di korannya. Namun sanggapan ini tampaknya masih belum meredakan kecurigaan publik bahwa penyadapan memang terjadi. Kini polisi Inggris yang sudah diguncang mundurnya Kapolda dan Wakapolda Daerah Ibu Kota London berkaitan dengan skandal penyadapan. Pejabat polisi ini terungkap memiliki kontak dan hubungan dengan eksekutif di News of the World dan News International. Selain itu terungkap bahwa ada semacam pemberian uang dari koran seperti News of the World kepada kepolisian London alias Scotland Yard. Aliran uang dari koran ke polisi ini masih diselidiki. Konon dari email di News of the World sudah didapat kode-kode kemana saja aliran uang itu. Episode penting berikutnya adalah parlemen Inggris hari Rabu ini akan mengadakan pembahasan soal skandal penyadapan ini. PM David Cameron yang memperkajakn mantan editor News of the World, Adny Coulson yang mundur gara-gara kasus penyadapan wartawan tabloid justru sudah bermesraan dengan Cameron sejak 2007 sebelum di menjadi PM dan kemudian memenangkan pemilu 2010 sampai kemudian Coulson ini menjadi direktur komunikasi sang perdana menteri. Anda bisa bayangkan betapa dekatnya hubungan tabloid Murdoch ini dengan Cameron, PM Inggris. Analisa ini mungkin berlebihan namun pemimpin partai oposisi dari Buruh, Ed Milliband sudah mencium gelagat ini. Jadi Miliband kemudian menjadikan Cameron sasaran tembaknya. ***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun