Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... -

Mengembara di London sekitar 10 tahun dan kembali ke Jakarta akhir 2011, ingin berbagi cerita mengenai Inggris dan Eropa serta kisah perjalanan lainnya. Silahkan berkunjung pula ke asepsetiawan.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

The Underground, Andalan Transportasi London

3 Juni 2011   12:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:54 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kota-kota besar dunia sekarang, kereta api menjadi andalan dalam transportasi massal, tidak terkecuali London. Kereta api memiliki kelebihan tertentu dibandingkan dengan bus atau mobil pribadi dalam transportasi di kota. Sekali jalan bisa terangkut sedikitnya 200 orang di jam-jam sibuk pagi dan sore. Selain sedikit polusinya, kereta api karena memiliki jalan sendiri relatif tidak menyebabkan kemacetan parah. Di London kereta api dan sekarang menggunakan listrik serta masih ada pula yang menggunakan mesin diesel solar sebagai sumber energi utamanya. Setiap kerja atau jalan-jalan di London, tidak akan lepas dengan kereta bawah tanah yang disebut Tube atau Underground di sini. Selain nyaman Underground memiliki jadwal padat setiap jam sibuk pagi dan sore. Central Line bahkan bisa memiliki jadwal sampai setiap menit ! Dan bahkan sekalipun berjalan setiap menit, masih juga penuh. Kadang saya pun mengalah karena padatnya jalur yang membelah kota London ini. Jika Anda pun berkesempatan atau telah pernah keliling London maka pernah pula merasakan suka dukanya naik Underground. Siapkan kaki Anda karena akan jalan kaki dari atas sampai ke bawah bila harus berkeliling melalui Underground London. Mengapa? Karena terdapat  stasiun yang berlapis tiga sampai ke bawah tanah. Untuk mencapai stasiun tidak jarang harus melalui tangga selain tentunya menggunakan eskalator. [caption id="attachment_114008" align="aligncenter" width="640" caption="London Underground mengangkut lebih dari tiga juta orang per hari di salah satu kota tersibuk di dunia ini (Foto:Asep)"][/caption]

Soal tiket? Tergantung kemana Anda pergi. Kalau hanya berkeliling waktu Sabtu dan Minggu maka disebut off peak artinya Anda berkeliling dalam waktu di luar jam sibuk. Kalau hari biasa sebelum jam 06.30-09.30 dan sesudah 16.00-19.00 maka disebut harga tiket jam kantor atau peak hour ticket. Tentu harus dipahami dulu harga tiket ini karena akan berpengaruh pada perjalanan Anda. Tiket London Underground ini ada yang satu kali jalan saja dari satu stasiun ke stasiun lain. Namun ada pula tiket harian off peak dan anytime. Yang pertama menunjukkan diluar jam sibuk dan selanjutnya jam sibuk. Kalau kita jalan-jalan di London seharian dari pagi pada saat jam kantor dan pulang juga jam sibuk maka sebaiknya membeli tiket harian yang peak hour atau anytime. Sebelum membeli tiket perlu dipahami dulu bahwa London dibagi kedalam enam zone. Anda bisa lihat dalam  peta London Underground dengan diberi angka satu sama enam. [caption id="attachment_114009" align="aligncenter" width="576" caption="Bila peta London Underground diperhatikan terdapat angka-angka satu sampai enam yang menunjukkan zona Underground (Foto: Wikii)"][/caption]

Saya tinggal di zona empat karena di pinggiran Londoh lebih nyaman dan sepi. Maka tiket yang dibeli adalah zona satu sampai empat. Jika Anda tinggal di zona pertama maka kalau hanya jalan-jalan saja di zona pertama maka tiket harian jam sibuk  yang dikenakan adalah £8 sekitar Rp 110.000. Sedangkan kalau kita naik off peak misalnya Sabtu dan Minggu maka tinggal minta ke loket tiket one day ticket £6,6 atau sekitar Rp 90.000. Anda bisa sepuasnya naik turun Underground yang masuk zona satu dan juga naik turun bus dengan berbekal tiket itu. Anda tinggal masukkan ke pintu masuk Underground kemudian diambil lagi atau tinggal menunjukkan tiket itu kepada sopir bus, langsung sang sopir akan mempersilahkan Anda duduk di bus. Jadi bisa dibayangkan bahwa satu hari di zona satu kapan saja waktunya, tinggal mengeluarkan ongkos ke berbagai tujuan wisatawan di London - dan kebetulan hampir semua tempat kunjungan wisatawan ada di zona !- dengan ongkos lumayan murah. Kalau berminat mengunjungi sampai zona tiga dan empat seperti Greenwich maka tinggal meminta one day ticket zone 1-4 misalnya. Cara ini memang dirancang selain memudahkan mereka yang bekerja sehari-hari di London tetapi juga akan memudahkan wisatawan. [caption id="attachment_114010" align="aligncenter" width="609" caption="Kartu Oyster yang diberlakukan sejak Juli 2003 sangat membantu warga dan pengunjung London (Foto:Wiki)"][/caption]

Bagi sehari-hari menggunakan Tube ini untuk tujuan kerja bisa membeli langganan per minggu, per bulan atau bahkan per tahun ! Kalau saya dulu beli per tahun saja karena dihitung dengan ongkos selama delapan bulan. Namun sekarang sistemnya berubah dengan adanya kartu Oyster. Perlu diketahui bahwa kartu Oyster yang bentuknya persis kartu kredit memudahkan keluar masuk stasiun. Kita tinggal menyentuh pada tempat yang sudah diberi tanda maka pintu akan terbuka. Kita bisa membeli kartu pas masuk keluar Tube ini apabila tinggal lama di London dengan harga sekarang £5. Setelah itu baru kita isu di loket atau langsung di mesin tiket melalui debit atau kartu kredit. Ajaibnya kartu ini akan membaca berapa Anda akan dikenai bayaran dan berapa tinggal uang di dalamnya. Jika kita menggunakan zona satu total pagi sampai sore maka dikenai harga tiket £8. Kita bisa menggunakan kartu ini baik naik bus atau Underground selama di zona satu. Kalau dia melebihi zona satu maka pintu Tube akan membacanya secara otomatis. Yang pasti Anda tidak akan dirugikan dengan sistem elektronik ini. Sekalipun ada pengaduan maka tinggal menelepon nomor kontak yang ada mereka akan menyelesaikannya. Selain bus dan overground atau kereta yang dijalankan dengan mesin diesel, kita juga bisa menggunakan Oyster ini untuk Docklands Light Railway (DLR) kereta listrik yang tidak menggunakan masinis. DLR pada umumnya berjalan secara otomatis dikendalikan dari pusat pengendali. Kalau ke London cobalah menikmati naik DLR ini, Anda duduk di paling depan maka seperti naik motorel di Taman Mini. Umumnya DLR berada di bagian timur London. Dengan sistem transportasi kereta  ini mobilitas lebih cepat daripada menggunakan bus atau mobil pribadi. Parkir mobil pribadi di London sangat mahal sehingga orang memilih naik Tube. Di Central London kalau tidak salah sekali parkir selama satu jam dikenai £4 atau kira-kira Rp 55.000. Maksimum parkir di satu tempat dua jam setelah itu harus pergi parkir ke tempat lain. Tinggal hitung saja berapa seharian dan betapa repotnya parkir di London. Itulah salah satu cara memaksa warga untuk tidak membawa mobil apalagi pada hari kerja. Kalau hari Minggu hampir di semua tempat gratis parkir. [caption id="attachment_114011" align="aligncenter" width="640" caption="Jaringan London Underground tidak hanya berada di bawah tanah kota London tetapi juga di atasnya ketika sudah keluar zona satu. (Foto:Asep)"][/caption]

London Underground setiap hari mengangkut sekitar 3,5 juta orang yang keluar masuk kota untuk kerja terutama. Dengan sistem Underground yang rapih maka salah satu keuntunganya orang bekerja juga lebih nyaman, orang berbisnis juga lebih produktif, para turis juga bisa mengunjungi tempat wisata seraya menikmati situs-situs bersejarah yang menarik di  London. Perjalanan dalam pembangunan London Underground ini memang cukup lama. Konsep dasar transportasi massal ini sudah diletakkan oleh perancangnya sejak dibangun pertama kali tahun 1863. Jalur ini masih beroperasi dengan nama sekrang Circle, Hammersmith & City dan Metropolitan. Tahun 1890 kemudian barulah digunakan listrik sebagai sumber energinya. Dengan jaringan yang semakin modern dan terus menerus diperbarui Underground menjadi andalan transportasi di London, bahkan perbaikan ini menjelang Olimpiade 2012 semakin sibuk perbaikanya terutama pada akhir pekan. Dengan 270 stasiun di lingkungan London Underground jalur keretanya total mencapai sedikitnya 402 kilometer. Konon jalur ini kedua terpanjang setelah Shanghai Metro di Cina. London Underground juga termasuk yang tersibuk di dunia yang katanya pada tahun 2007 mengangkut sekitar satu miliar penumpang ! Kalau menurut catatan, yang paling sibuk di Eropa adalah Moskow kemudian Paris dan London. Di Asia mungkin kereta bawah tanah Tokyo Jepang yang tersibuk. Kota-kota besar tampaknya memang mengandalkan jaringan kereta listrik untuk membuat warga bisa menempuh perjalanan realtif  mulus dan biaya ekonomi rendah. Mungkin saatnya bagi kota-kota besar di Indonesia pun memikirkan investasi jangka panjang untuk menjadikan kereta listrik atau KRL sebagai andalan warga dalam transportasi. Saya sendiri merasakan betapa kereta listrik di Jakarta Bogor Bekasi dan Tangerang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan. Dengan gerbong bekas impor dari Jepang, kualitas di dalam kereta sudah mencukupi. Tinggal mengembangkan stasiun yang layak seperti di Gambir dan Sudirman sehingga akan menarik minat warga memanfaatkan KRL ini. Setelah menambah gerbong, meningkatkan akurasi dan pelayanannya maka Jakarta bisa melihat ke depan KRL - setidaknya monorel yang sekarang katanya sudah dirancang -  merupakan alternatif pertama untuk transportasi massal. Kalau tidak, maka kemacetan akan bertambah parah di Jakarta dan sekitarnya. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun