Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... -

Mengembara di London sekitar 10 tahun dan kembali ke Jakarta akhir 2011, ingin berbagi cerita mengenai Inggris dan Eropa serta kisah perjalanan lainnya. Silahkan berkunjung pula ke asepsetiawan.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama featured

Akhir di Balkon Buckingham, Awal Tugas Berat

29 April 2011   17:27 Diperbarui: 20 Mei 2018   00:09 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak orang mengira menjadi keluarga kerajaan banyak keuntungannya. Memang demikian tetapi tugas mereka juga berat. Mereka juga punya tugas historis.(Foto:Asep)

Selesai sudah perhelatan yang menghebohkan dengan penampilan di balkon Istana Buckingham. Kehadiran kedua mempelai di balkon Buckingham menutup seluruh rangkaian acara yang menyita banyak perhatian terutama pekerja media sejak November 2010. 

Puncak penampilan itu adalah ciuman perdana setelah disahkan oleh Gereja Westminster Abbey sebagai pasangan yang sah. Dan bagi para pemirsa televisi dan yang hadir di depan Istana Buckingham mungkin kehadiran mereka bagaikan dongeng saja. 

Kisah nyata perkawinan sang pangeran dengan perempuan pujaannya yang konon laporan di Inggris sebagai pilihan karena cinta. Entahlah mungkin waktu yang akan membuktikan.

Drama hanya beberapa menit yang menyita energi sebagian besar jurnalis dan kameraman itu terjadi di balkon Istana Buckingham, mengingatkan kepada Putri Diana dan Pangeran Charles tahun 1981. Hadir pula saat acara di balkon istana itu Ratu Elizabeth dan Pangeran Charles sendiri. 

Mungkin inilah kisah dongeng modern seorang wanita dari kalangan rakyat jelata - meski Kate berasal dari kelas menengah Inggris dari ayah seorang pilot dan ibu yang inspiratif seorang pramugari - yang disunting oleh seorang pangeran dari negeri nyata. Ya Inggris sampai sekarang masih berbentuk kerajaan namun kerajaan yang konstitusional, monarki konstitusional. 

Banyak orang mengira menjadi keluarga kerajaan banyak keuntungannya. Memang demikian tetapi tugas mereka juga berat. Mereka juga punya tugas historis.(Foto:Asep)
Banyak orang mengira menjadi keluarga kerajaan banyak keuntungannya. Memang demikian tetapi tugas mereka juga berat. Mereka juga punya tugas historis.(Foto:Asep)
Memang baru tersadar bahwa Inggris itu masih berbentuk negara kerajaan, bukan republik seperti Indonesia. Masih ada pengaruh keluarga kerajaan di sini meski diawasi secara konstitusional dan kekuasaannya terbatas lebih bersifat seremonial dalam kehidupan negara sehari-hari. 

Meski demikian ada etika politik di Inggris bahwa Ratu akan diminta restunya jika pemilihan umum berakhir dengan perdana menteri yang baru. 

Berdasarkan jajak pendapat terakhir masih banyak yang mendukung monarki Inggris ini. Kita tidak tahu apakah nanti akan bubar atau bertahan, rakyat Inggris lah yang akan menentukan masa depannya bukan hanya anggota keluarga kerajaan. (Foto:Asep)
Berdasarkan jajak pendapat terakhir masih banyak yang mendukung monarki Inggris ini. Kita tidak tahu apakah nanti akan bubar atau bertahan, rakyat Inggris lah yang akan menentukan masa depannya bukan hanya anggota keluarga kerajaan. (Foto:Asep)
William dan Kate inilah yang juga akan berperan dalam membawa Inggris ke depan. Apakah nanti akan berbentuk republik dengan melucuti semua hak-hak konstitusionalnya karena ini juga menjadi desakan beberapa tokoh pro republik. Atau tetap menganut monarki konstitusional. Hanya waktu yang akan menentukan. 

Selain itu juga sifat dari anggota kerajaan yang akan membawa rasa penghormatan dari rakyatnya. Sekarang sudah tidak zamanya seorang anggota keluarga kerajaan berperilaku pongah dan sok kuasa. Karena mereka sadar di era Twitter dan Facebook, penghormatan yang tulus dari rakyat bisa berubah menjadi palu godam yang kejam mengusir mereka. 

Ingat sejarah Perancis ketika Raja dan Ratunya saat revolusi dipenggal kepalanya karena kebencian rakyat sudah sampai ubun-ubun. Disinilah cerita William dan Kate akan berbeda bagi masa depan Inggris ketika peluang mereka membawa negeri ini untuk lebih baik lagi. Anggota keluarga kerajaan dalam kegiatan sehari-hari para pekerja yang giat. 

Charles mengelelola badan amal diantaranya dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, Pangeran Andrew sibuk juga sebagai utusan dagang Inggris dan pelobi untuk kepentingan bisnis negaranya demikian juga yang lainnya. Mereka tidak berleha-leha dengan status putri dan pangeran. William sendiri bekerja sebagai pilot helikopter di Angkatan Laut selain mendapat gelar master dari St Andrew University seperti halnya gelar master istrinya Kate. Karena kerja sebagai pilot inilah, maka William hanya punya 12 hari hak cuti untuk bulan madu. 

Sering orang melihat bahwa status mereka yang glamour sebagai impian setiap orang. Penampilan mereka dalam upacara pernikahan serta kemesraan di balkon Istana Buckingham adalah salah satu dari tugas mereka di depan umum. Setelah itu memiliki banyak kewajiban untuk melakukan pendekatan kepada rakyat dan memberikan semangat serta motivasi kepada kalangan rakyatnya yang saat ini pada titik nadir ekonomi yang buruk sekali. 

Disamping itu kehadiran Kerajaan di Inggris ini tetap menjadi duri dalam daging bagi para pendukung gagasan untuk menghilangkan monarki. Tidak lain dan tidak bukan karena mereka menganggap monarki itu sudah usang, sudah tidak adil karena seorang anggota keluarga kerajaan langsung mendapat privilise karena keturunan. Ini bertentangan dengan semangat demokrasi, begitu kata pendukung republik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun