Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menjaga Spirit Ramadhan di Sebelas Bulan Berikutnya

22 April 2023   21:28 Diperbarui: 22 April 2023   21:36 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: olahan canva.com

Ketika Ramadhan, kebanyakan umat muslim dapat melaksanakan beraneka ragam ibadah mulai dari yang wajib hingga ibadah sunah. Bahkan semua ibadah itu dapat dilaksanakan dengan hati yang senang dan tidak terasa berat. 

Fenomena ini nampak minimal pada peningkatan jumlah kaum muslim yang berangkat jamaah salat tarawih dan salat wajib, banyaknya majelis-majelis taklim, ceramah agama, tadarus al-Qur'an dan lain sebagainya.

Ini mungkin bagian dari keistimewaan Ramadhan dimana waktunya begitu kondusif untuk beramal saleh karena setan-setan dibelenggu dan pahala amal kebaikan dilipatgandakan.

Akan tetapi, keadaan seakan berbalik berubah kembali seperti sebelumnya manakala Ramadhan pergi meninggalkan dan masuk ke bulan Syawal. Sepertinya banyak orang yang ketika Ramadhan kemarin begitu kuat ibadahnya, kini mulai melemah kendur lagi baik secara kuantitas maupun kualitasnya. 

Misal, yang datang salat berjamaah salat lima waktu kembali normal seperti sebelum Ramadhan, bacaan al-Qur'an sudah jarang terdengar lagi di masjid-masjid atau mushala, pengajian-pengajian tak lagi seramai ketika Ramadhan dan lain sebagainya.

Apa mungkin hal ini disebabkan karena ketika Ramadhan pergi, setan-setan dibebaskan dlagi ari jeratan belenggu yang mengikatnya sehingga mereka bebas leluasa kembali menggoda dan menghalang-halangi  manusia untuk taat kepada Allah swt?

Jika ini memang benar, maka perlu kita ingat kembali pada peringatan Allah swt dalam QS. al-Fathir ayat 6: "Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala."

Semestinya, kita harus mampu menjaga spirit Ramadhan sepeninggalnya lalu kita bawa dan jaga dalam keseharian diluar Ramadhan sebagai wujud nyata keberhasilan peningkatan taqwa kita kepada Allah swt. 

Membangun kesadaran jiwa bahwa ibadah kepada Allah swt harus dilakukan sepanjang waktu adalah kunci agar spirit Ramadhan mewujud di sebelas bulan pasca Ramadhan.

Tidak bisa dipungkiri jika mayoritas kaum muslim ketika keluar dari Ramadhan bahkan di hari pertama bulan Syawal, ibadahnya sudah mulai menurun. Satu contoh nyata adalah masjid-masjid tidak kembali seramai ketika Ramadhan. 

Jangankan ibadah sunah, yang wajib pun tak kelihatan lagi semaraknya. Padahal Allah swt menyindir dengan sindiran halus dalam QS an Nahl ayat 92: "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali."

Apakah perayaan Idul Fitri 1 Syawal melumrahkan hal ini? Idul Fitri yang dimaknai sebagai hari kemenangan kemudian bergembira ria karena sudah bebas lagi seolah bebas dari penjara puasa yang banyak kekangan? 

Ibnu Rajab al-Hambali pernah mengingatkan bahwa kemenangan Idul Fitri sejatinya bukanlah berarti ditandai dengan mengenakan pakaian serba baru atau kendaraan baru, akan tetapi kemenangan Idul Fitri pada hakikatnya adalah bertambahnya ketaatan kepada Allah swt. sebagai tanda diampuninya dosa-dosa kita. 

Seburuk-buruknya orang adalah mereka yang tidak mau ingat kepada Allah swt, kecuali hanya di bulan Ramadhan saja. Dan sebaliknya, orang saleh yang sejati adalah mereka yang senantiasa ingat dan ibadah kepada Allah swt selama setahun penuh atau dari Ramadhan sampai berjumpa Ramadhan kembali.

Ibadah kepada Allah swt bukanlah ibadah yang hanya dilakukan dalam satu musim saja, seperti Ramadhan. Akan tetapi ibadah kepada Allah swt harus dilakukan sepanjang masa. Allah swt berpesan dalam QS. al Hijr ayat 99:  "Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu."

Di surat yang lain ALlah mengingatkan: "Dan ingatlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut (kepada Allah), dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. al-A'raf ayat 205)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun