Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Keistimewaan itu diisyaratkan dalam sabda Nabi saw bahwa: "Semua amal Bani Adam akan dilipatgandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman, 'kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya'." (HR. Muslim).
Untuk itu, hendaknya kita jadikan bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan amal kebaikan. Rasulullah saw dan para sahabat selalu memperbanyak amal kebaikan pada bulan Ramadhan. Khusunya memperbanyak infaq dan sedekah. Ibnu Abbas menceritakan: "Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawannya memuncak pada bulan Ramadhan ketika JIbril menemuinya. Jibril menemuinya setiap malam untuk tadarus al-Qur'an. Sungguh Rasulullah saw lebih murah hati melakukan kebaikan dari pada angin yang bertiup." (HR. Muslim)
Berinfaq dan bersedekah sangat dianjurkan diperbanyak di bulan Ramadhan. Apalagi bersedekah memberi makan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Allah swt memerintahkan kita untuk berinfaq: "Dan berinfaklah kalian dijalan Allah, dan jangan kalian melemparkan diri kalian kepada kebinasaan. Dan berbuat ihsanlah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan." (QS. Al-Baqarah[2]: 195)
Rasulullah saw memerintahkan kita untuk menjadi pribadi yang dermawan. Jauhi kikir atau pelit. Rasulullah SAW bersabda: "Bersedekahlah kamu dan jangan menghitung-hitung, karena Allah akan menghitung-hitung pula pemberian-Nya kepadamu. Dan janganlah kikir, karena Allah akan kikir pula kepadamu." (HR Muslim)
Balasan Allah swt kepada orang-orang yang kikir, pelit tidak mau berbagi dengan yang lain digambarkan dengan jelas dalam firman-Nya: "(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, "inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu" [Q.S At Taubah : 35]
Ayat ini adalah satu bentuk cemoohan dan kecaman bagi mereka yang menyimpan harta benda selama di dunia namun tidak mau menginfakkannya di jalan Allah swt. Sebenarnya mereka telah diberi kemuliaan dengan hartanya selama di dunia, namun mengapa mereka enggan membelanjakannya dijalan Allah swt? Maka kecaman ini dipertegas lagi di firman-Nya yang lain : "Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia" (Q. S ad Dukhan : 49)
Dalam sebuah riwayat, seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Katsir bahwa "Barangsiapa yang mencintai sesuatu dan lebih mendahulukannya daripada taat kepada Allah swt, maka ia akan disiksa dengan apa yang dicintainya itu. Mereka mengumpulkan harta benda, dan lebih mencintainya daripada keridhaan Allah swt, maka mereka akan disiksa dengan harta benda yang mereka kumpulkan itu. Harta benda itu akan menjadi suatu ancaman terbesar bagi dirinya di akhirat kelak. Harta benda itu akan dipanaskan di dalam neraka Jahanam lalu dikalungkan kepada pemiliknya pada dahi, lambung dan punggung mereka".
Abdullah bin Mas'ud mengatakan : "Demi Dzat yang tidak ada Tuhan selain Dia, seorang hamba bukan dibakar dengan cara ditempelkan satu dinar atau satu dirham, tetapi kulitnya akan dibentangkan, lalu setiap dinar dan dirham yang panas itu akan diletakkan di atasnya"
Nauzubillahi suma nauzubillah, kita bermohon kepada Allah swt agar dijauhkan dari sifat kikir. Mari gunakan momen Ramadhan ini untuk kita tingkatkan kepedulian kepada saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan. Kita santuni mereka dengan sebagian harta titipan-Nya. Kita optimalkan kemanfaatan harta kita sekarang sebelum kelak malah menjadi sumber bencana terbesar bagi diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H