Sunatullah, ada awal dan pasti ada akhir. Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Ada senang ada sedih. Tibalah saatnya kami memasuki fase ini. Serasa baru kemarin kami mendapat keluarga baru, tapi sekarang harus meninggalkan keluarga baru ini. Terimakasih keluarga besar SDN Ngepoh yang dikomandani oleh beliau Ibu Sri Widayati, M.Pd. atas sambutan dan penerimaannya yang begitu hangat dan luarbiasa. Terimakasih atas kehangatan dan keramahan yang diberikan. Semoga kekeluargaan ini tetap terjalin indah meski tidak lagi bernaung di atap yang sama. Maafkan kami jika selama menjadi bagian keluarga ini kami ada salah dan khilaf yang tidak berkenan di hati bapak ibu semua.
Terimakasih pula pada anak-anak SDN Ngepoh yang luarbiasa. Terimakasih telah menerima kami berenam mendampingi kalian belajar. Begitu singkat terasa kebersamaan kita, tapi bagi kami pengalaman ini meninggalkan kesan yang mendalam.Â
Anak-anak...layaknya ikatan antara anak dan orangtua, begitulah ikatan yang terjalin antara kami dan kalian. Tidak pernah ada istilah "mantan orangtua" demikian pula tidak ada "mantan guru" tidak ada "mantan anak". bagi kami kalian akan tetap menjadi anak-anak kami sampai kapanpun. Kalian adalah anak-anak hebat yang pernah kami temui. Syukur kami panjatkan atas anugerah amanah ini. Doa kami akan senantiasa menggema untuk kalian. Semoga di kemudian hari, kalian meraih apa yang kalian cita-citakan. Teruslah belajar dengan penuh semangat. Tunjukkan eksistensi kalian dengan terus berkarya. Jemput takdir baik kalian dengan penuh percaya diri dan pantang menyerah. Jangan pernah berhenti berusaha mewujudkan cita-cita kalian. Iringi setiap langkah ikhtiar kalian dengan doa yang melangit. Guncangkan Arsy-Nya dengan kekhusyu'an dan kesungguhan.
Pepatah Sunda mengatakan: "cikaricak ninggang batu laun-laun jadi legok". Pepatah ini terinspirasi dari kisah ulama besar Ibnu Hajar Al Asqolani yang pernah saya sampaikan kepada kalian. Ingat selalu pesan moralnya, ambil hikmahnya saat kalian merasa putus asa, saat lelah mendera karena tugas sekolah menumpuk bertubi-tubi, Saat diri merasa tak mampu mencerna memahami pelajaran yang dihadapi. "Cikaricak ninggang batu laun-laun jadi legok". Betapapun kerasnya batu, tapi yakinlah ia bisa berlubang bahkan pecah hanya dengan tetesan air yang terus menerus menimpanya.
Maafkan kami jika selama bercengkrama dengan kalian ada salah ucap dan laku yang menyinggung menyakitkan. Tidak ada niat menyakiti, tapi semata cinta tulus kami untuk kalian.
Semoga di masa depan kita dipertemukan lagi. Tentunya dengan harapan semoga kalian datang dengan penuh kebanggan karena prestasi kalian, melebihi apa yang ada pada kami sekarang.
Ingat!
"Tidak ada yang kebetulan di alam ini, bahkan daun yang jatuh dari rantingnya pun telah tertulis dan tersimpan rapi di Qadha'-Nya", apalagi masa depan kalian!. Tugas kalian adalah berusaha dan berdoa, berharap Qadha'-Nya mewujud menjadi Qadar yang baik untuk kalian.
Salam hangat penuh cinta