Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Indikator Pencapaian Kompetensi

5 September 2022   11:28 Diperbarui: 5 September 2022   11:57 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: olahan canva.com

Bagaimana cara guru mengetahui bahwa tujuan pembelajaran yang dirancangnya sudah tercapai? Apa indikatornya?

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan guru dalam mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

Cara pertama, peserta didik diminta untuk mengerjakan soal di buku teks setelah mereka selesai mempelajari satu materi pelajaran. Terkadang ditambahi dengan memberi peserta dengan kuis. Peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan dengan baik dianggap sudah tuntas belajarnya dan tujuan pembelajarannya tercapai.

Cara kedua, pada materi yang tujuan pembelajarannya menceritakan kembali, guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menceritakan kembali apa yang sudah mereka pelajari. Tugas diberikan dengan memberi kebebasan kepada peserta didik dengan caranya masing-masing. Mereka bisa megerjakan tugas dengan membuat karya puisi, lagu, video, komik atau yang lainnya sesuai dengan minat dan kemampuan literasi masing-masing.

Cara ketiga, guru memberi tugas dalam bentuk proyek mandiri atau kolaborasi, tapi disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Jika tugas proyek tidak selesai karena keterbatasan waktu maka tugas diganti dengan mengerjakan kuis.

Bagaimana? Kira-kira cara mana yang benar dan paling tepat dilakukan di kelas untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran?

Cara pertama, akan tepat jika kompetensi yang ingin dicapai pada Tujuan Pembelajaran adalah berupa pemahaman. Namun jika Tujuan Pembelajarannya adalah mengaplikasikan atau mendemonstrasikan, maka kurang tepat bila pengukurannya hanya dengan latihan soal.

Cara yang ketiga, menggunakan proyek atau kuis bergantung pada ketersediaan waktu. Namun kompetensi yang diukur pada proyek belum tentu bisa juga diukur dengan kuis. Ini adalah dua alat ukur yang tujuannya berbeda. Penentuannya bukan pada ketersediaan waktu, melainkan Tujuan Pembelajarannya.

Sementara cara yang kedua, dengan melihat kembali pada kompetensi yang mau diukur. Dengan memberi kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan sendiri bentuk tugasnya. Peserta didik bisa membuat komik, lagu, video atau karya lain yang bisa dipakai sebagai media bercerita. 

Karena kompetensi yang mau diukur adalah kemampuan menceritakan kembali. Dengan pengelompokan peserta didik berdasarkan minat atau kemampuan literasinya, guru dapat memberikan diferensiasi instruksi berdasarkan kebutuhan peserta didik.

Tujuan Pembelajaran (TP) bisa diukur apabila jelas Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) nya. Indikator-indikator tersebut harus diturunkan dari TP yang sudah dirancang sebelumnya. Acuan dasar pengembangan TP adalah Capaian Pembelajaran (CP) yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah (Kemendikbudristek). Disaat TP sudah ditentukan, maka disinalah peran guru untuk bisa menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) berdasarkan TP-nya

Dengan menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) maka guru akan lebih mudah dalam menentukan alat ukur saat merancang asesmen pembelajaran. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang sudah disusun itu kemudian diukur dengan asesmen. Asesmen yang dilakukan bisa berupa asesmen formatif atau pun bisa berupa asesmen sumatif.

Dalam satu Tujuan Pembelajaran (TP) bisa saja diturunkan menjadi beberapa indikator. Setelah menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), guru harus merancang metode pengajaran untuk mencapai indikator-indikator tersebut. Misalnya melalui debat, diskusi, riset mandiri, dan lain sebagainya sesuai dengan konteks materi yang dipelajari.

Selanjutnya guru juga harus mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai sebuah kompetensi yang telah dipelajari. Apakah sudah mahir atau masih perlu bimbingan. Lalu apa tandanya peserta didik sudah mahir? Dalam hal ini guru bisa membuat sebuah kriteria ketercapaian pembelajaran yang berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat kompetensi peserta didik. 

Setiap peserta didik bisa saja berada pada kriteria pencapaian yang berbeda.

Saat melakukan asesmen terhadap indikator, guru dapat membaginya ke dalam beberapa tingkat pencapaian. Misalnya mahir, cakap, layak atau berkembang. Pengelompokan ini kemudian dibuat menjadi rubrik penilaian (rubrik asesmen)

Referensi:

Platform Merdeka Mengajar, Modul Pelatihan Mandiri Materi Pengembangan Modul Ajar-Indikator Pencapaian Kompetensi; https://guru.kemdikbud.go.id/pelatihan-mandiri/video/74?materi=251&materi_name=Merancang%20Asesmen%20Pembelajaran&modul=30&modul_name=&topik=11&topik_name=Perencanaan%20Pembelajaran%20%20SD%2FPaket%20A

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan. 2022. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun