Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Capaian Pembelajaran

1 September 2022   09:21 Diperbarui: 1 September 2022   09:28 15773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Capaian Pembelajaran (CP) adalah serangkaian kompetensi dan karakter yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dalam masa satu fase. Capaian Pembelajaran (CP) dalam kurikulum merdeka sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat (Kemendikbudristek). Capaian Pembelajaran (CP) disusun dalam satu fase. Satu fase terdiri 1 sampai dengan 3 tahun. Ketercapaian CP diukur di setiap akhir fase. Misal di tingkat Sekolah Dasar (SD) Capaian Pebelajaran dibagi atas 3 fase. Fase A untuk kelas 1 dan 2. Fase B untuk kelas 3 dan 4. Fase C untuk kelas 5 dan 6. Peserta didik memiliki kurun waktu kurang lebih 2 tahun untuk menuntaskan 1 Capaian Pembelajaran. Dengan demikian guru pun harus mengurai 1 Capaian Pembelajaran di setiap fase dalam kurun waktu 2 tahun.

Karena Capaian Pembelajaran (CP) disusun berdasarkan fase, bukan kelas,  maka guru harus berkolaborasi dan menjalin komunikasi dengan sesama guru yang mengajar di fase yang sama dalam merancang dan merencanakan pembelajaran untuk satu fase. Sebagai contoh: Capaian Pembelajaran (CP) pada fase A. Saat merancang pembelajaran, maka guru yang mengajar di fase A yaitu guru kelas, guru Mapel Pendidikan Agama dan guru PJOK harus duduk bersama dan berdiskusi menentukan rencana batasan kompetensi di setiap jenjangnya.

Dengan begitu kompetensi pembelajaran yang akan dicapai peserta didik dapat dipelajari secara berkesinambungan. Guru juga dapat menyampaikan berbagai informasi terkait karakteristik peserta didik di setiap jenjangnya. Informasi ini penting untuk membuat desain pembelajaran yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

Untuk dapat memahami Capaian Pembelajaran (CP) ada 4 langkah yang harus diperhatikan yaitu: (1) Memahami rasional; (2) Memahami tujuan mata pelajaran; (3) Mempelajari karakteristik; dan (4) Mempelajari capaian per fase.

Tahap 1. Memahami rasional.

Rasional menjelaskan alasan pentingnya mempelajari sebuah mata pelajaran dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila. Misal saya ambilkan rasional dari Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berikut ini:

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada kebaikan (al-anfiyyah), (2) sikap memperkenankan (al-samah), (3) akhlak mulia (makrim al-akhlq), dan (4) kasih sayang untuk alam semesta (ramat li al-lamn).

Dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dasar-dasar tersebut kemudian diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam. Deskripsi dari penerapan ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari'at dan sejarah peradaban Islam.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bisa menjadi pedoman bagi peserta didik dalam menjaga diri dan menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai persoalan di masyarakat seperti krisis akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan lain-lain mempunyai jawaban dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan menghayati Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, peserta didik mampu menghindari segala perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga tidak mengganggu perkembangan dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun alam semesta.

Dengan konteks Indonesia pada abad 21 yang semakin kompleks, pemahaman yang mendalam tentang agama sangat dibutuhkan, terutama dalam menghormati dan menghargai perbedaan. Pelajaran agama tidak hanya membahas hubungan manusia dengan Allah (abl min Allh), namun juga hubungan dengan diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia (abl min al-ns) dan alam semesta. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan yang beragam dalam proses belajar agama yang tidak hanya berupa ceramah, namun juga diskusi-interaktif, proses belajar yang bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery learning), proses belajar yang berpihak pada anak (student-centered learning), proses belajar yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), pembelajaran berbasis proyek nyata dalam kehidupan (project based learning), dan proses belajar yang kolaboratif (collaborative learning).

Berbagai pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya keterampilan yang berharga seperti budaya berpikir kritis, kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi, dan menjadi peserta didik yang kreatif.

Melalui muatan materi yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen keilmuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti antara lain al-Quran dan hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan sejarah peradaban Islam, pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan menguatkan terbentuknya profil pelajar pancasila sebagai pelajar sepanjang hayat (min al-mahdi ila al-ladi) yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari dirinya bagian dari penduduk dunia dengan berkepribadian dan punya kompetensi global, mandiri, kreatif, kritis, dan bergotong royong.

Untuk membantu memahami bagian ini, kita dapat menggunakan pertanyaan pemantik seperti berikut:

  • Mengapa peserta didik perlu belajar mata pelajaran ini?
  • Apa fokus utama yang ingin dicapai dari mapel ini?
  • Bagaimana mapel ini berperan dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila?

Tahap 2. Memahami Tujuan mata pelajaran.

Tujuan menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dituju setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran tersebut secara keseluruhan.Sebagai contoh tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berikut:

  • Memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya;
  • membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip agama Islam terkait akhlak mulia, akidah yang benar ('aqdah aah) berdasar paham ahlus sunnah wal jam`ah, syariat, dan perkembangan sejarah peradaban Islam, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang pencipta, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
  • membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan;
  • mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat sehingga berperilaku moderat (wasaiyyah) dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme;
  • membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian dia aktif dalam mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan
  • membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan demikian dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah), persaudaraan seagama (ukhuwwah Islmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah waaniyyah) dengan segenap kebinekaan agama, suku dan budayanya.

Untuk memahami bagian ini, kita dapat menggunakan pertanyaan pemantik seperti: "Kompetensi apa saja yang peril dimiliki peserta didik untuk sampai di capaian pembelajaran akhir fase?"

Tahap 3. Mempelajari karakteristik mata pelajaran

Bagian karakteristik menjelaskan apa yang dipelajari dalam mata pelajaran tersebut serta elemen-elemen yang membentuk mata pelajaran. Karakteristik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah:

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan yang meliputi (1) Al-Qur'an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban Islam.

  • Elemen al-Qur'an-Hadits

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan baca dan tulis Al-Qur'an dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga mengantar peserta didik dalam memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada Al-Qur'an dan Hadis Nabi sebagai pedoman hidup utama seorang muslim.

  • Elemen Akidah

Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, serta memahami konsep tentang hari akhir serta qad' dan qadr. Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan dalam melakukan amal saleh, berakhlak mulia dan taat hukum.

  • Elemen Akhlak

Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota yang mewarnai keseluruhan elemen dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Ilmu akhlak mengantarkan peserta didik dalam memahami pentingnya akhlak mulia pribadi dan akhlak sosial, dan dalam membedakan antara perilaku baik (mamdah) dan tercela (mammah). Dengan memahami perbedaan ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari perilaku tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya. Peserta didik juga akan memahami pentingnya melatih (riyah), disiplin (tahb) dan upaya sungguh-sungguh dalam mengendalikan diri (mujhadah). Dengan akhlak, peserta didik menyadari bahwa landasan dari perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta (maabbah). Pendidikan Akhlak juga mengarahkan mereka untuk menghormati dan menghargai sesama manusia sehingga tidak ada kebencian atau prasangka buruk atas perbedaan agama atau ras yang ada. Elemen akhlak ini harus menjadi mahkota yang masuk pada semua topik bahasan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasai keseluruhan konten dan menjadi Elemen buah dari pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .

  • Elemen Fikih

Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan aturan hukun yang berkaitan dengan perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual atau hubungan dengan Allah Swt. ('ubudiyyah) dan kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia (mu'malah). Fikih mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan dan ketentuan hukum dalam Islam serta implementasinya dalam ibadah dan mu'malah.

  • Elemen Sejarah Peradaban Islam

Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia dalam membangun peradaban dari masa ke masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam (SPI) menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dari sejarah masa lalu, menganalisa pelbagai macam peristiwa dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta didik mempunyai pijakan historis dalam menghadapi permasalahan dan menghindari dari terulangnya kesalahan untuk masa sekarang maupun masa depan. Aspek ini akan menjadi keteladanaan ('ibrah) dan menjadi inspirasi generasi penerus bangsa dalam menyikap dan menyelesaikan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain dalam rangka membangun peradaban di zamannya.

Untuk membantu memahamai bagian ini, dapat menggunakan pertanyaan pemantik: Apa karakter serta elemen dari mata pelajaran ini?

Tahap 4. Mempelajarai Capaian Per Fase

Bagian ini berisi kompetensi yang harus dicapai dalam satu fase. Untuk membantu memahami bagian ini, guru dapat menggunakan pertanyaan pemantik sebagai berikut:

  • Apa yang akan dipelajari di fase ini?
  • Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?

Saya ambil contoh Capaian Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk fase A pada setiap elemen:

Pada akhir Fase A, pada elemen Al-Qur'an-Hadis peserta didik dapat mengenal huruf hijaiyah dan harakatnya, huruf hijaiyah bersambung, dan mampu membaca surah-surah pendek Al-Qur'an dengan baik. Dalam elemen akidah, peserta didik mengenal rukun iman, iman kepada Allah melalui nama-namanya yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang diembannya. Pada elemen akhlak, peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi memberi dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar menghargai pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok serta memahami pentingnya mengenali kekurangan diri dan kelebihan temannya demi terwujudnya suasana saling mendukung satu sama lain. Dalam elemen fikih, peserta didik dapat mengenal rukun Islam dan kalimah syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan berdoa setelah salat. Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang wajib diimani.

Untuk belajar memahami capaian pembelajaran, guru bisa membantuk komunitas belajar di satuan pendidikannya, atau bergabung dengan komunitas belajar yang sudah ada, atau belajar dari contoh-contoh CP pada mata pelajaran lain. Karena pada dasarnya, CP disusun dengan prinsip yang sama.

Memahami CP adalah langkah pertama yang sangat penting karena sebagai guru harus memahami apa yang akan diajarkan kepada peserta didik. Dengan berkolaborasi untuk memahami CP, maka guru akan lebih siap dalam melaksanakan langkah selanjutnya, yaitu: menetapkan Tujuan Pembelajaran (TP); menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP); dan mengembangkan Modul Ajar (MA)

Referensi:

Platform Merdeka Mengajar, Materi Pelatihan Mandiri-1 Memahami Capaian Pembelajaran; Kemendikbudristek 2021 https://guru.kemdikbud.go.id/pelatihan-mandiri/video/234?materi=274&materi_name=Memahami%20Capaian%20Pembelajaran&modul=39&modul_name=&topik=11&topik_name=Perencanaan%20Pembelajaran%20%20SD%2FPaket%20A


Salinan Lampiran II Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 033/H/Kr/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun