Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Cara Menuntaskan Capaian Pembelajaran?

26 Agustus 2022   08:14 Diperbarui: 26 Agustus 2022   08:19 2870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Capaian Pembelajaran (CP) terdiri atas kompetensi dan karakter yang ingin dicapai peserta didik setelah menjalani proses pembelajaran. Khususnya pada kegiatan intrakurikuler di satuan pendidikan. Capaian Pembelajaran adalah dalam menyusun Tujuan Pembelajaran (TP). Kompetensi yang dirumuskan pada Capaian Pembelajaran merupakan satu kesatuan yang harus diturunkan menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan tersusun sebagai sebuah alur untuk satu fase. Hal inilah yang disebuat sebagai Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) tersebut menjadi acuan dalam menentukan Modul Ajar (MA) yang akan dikembangkan. Termasuk di dalamnya adalah menentukan rencana dan strategi pembelajaran yang akan dilakukan di kelas.

Jika  dalam kurikulum 2013, kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik mencakup 3 ranah utama yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan yang masing-masing berdiri sendiri. Maka kompetensi dalam Capaian Pembelajaran kurikulum merdeka dirumuskan dalam satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan.

Kompetensi yang ingin dicapai merupakan rangkaian dari proses belajar konsep ilmu pengetahuan. Mulai dari memahami suatu konsep ilmu pengetahuan. Juga sikap dalam belajar, seperti motivasi belajar, rasa ingin tahu, dan lain sebagainya. Sampai akhirnya dapat menggambarkan pengetahuan dan keterampilannya itu untuk mencapai tuntutan kognitif yang lebih tinggi. Seperti misalnya mengajukan solusi kreatif, bukan sekedar menjawab pertanyaan.

Jadi, saat melakukan asesmen untuk mengukur penguasaan kompetensi, maka secara langsung asesmen yang dilakukan harus meliputi ketiga ranah itu secara langsung. Acuan dalam merancang asesmen cukup melihat pada kompetensi yang ada pada Capaian Pembelajaran.

Dalam modul pelatihan mandiri platform Merdeka Mengajar Kemendikbudristek (2021) diungkapkan bahwa Capaian Pembelajaran sudah disusun dengan memperhatikan tahapan perkembangan peserta didik dan sesuai dengan usia mereka pada setiap fase. Hal ini merupakan bagian dari konsep "teaching at the right level" atau mengajar pada tahapan pembelajaran yang sesuai. Konsep inilah yang menjadi salah satu semangat dalam konsep merdeka belajar. Melalui konsep tersebut pula, peserta didik akan mendapatkan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat capaian atau kemampuan awal mereka.

Asesmen diagnostik adalah salah satu asesmen yang perlu dilakukan untuk mendukung terlaksananya penerapan teaching at the right level ini. Dengan asesmen diagnostik akan diperoleh profil peserta didik sebagai sebuah pemetaan kompetansi mereka. Setelah itu peserta didik dapat dikelompokkan sesuai dengan kompetensi awal mereka. Hasil pemetaan asesmen diagnostik ini dapat dijadikan acuan bagi guru dalam merancang dan menyusun pembelajaran yang berdiferensiasi. Pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi awal masing-masing peserta didik. Pembelajaran yang tidak sekedar didasarkan pada usia dan kelasnya. Melainkan aktivitas pembelajaran dan konten isi yang dapat mengakomodir kesempatan bagi setiap peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, serta menjadi individu yang lebih berkembang.

Salah satu contoh penerapan prinsip teaching at the right level, misalnya: jika ditemukan kondisi peserta didik kelas VII SMP (fase D) yang kemampuan dasarnya belum sampai pada level kemampuan jenjang tersebut, maka guru perlu memberikan intervensi yang sesuai dengan kemampuan peserta didik saat itu. Tidak perlu menunggu sampai akhir tahun. Intervensi dilakukan untuk menuntaskan kebutuhan belajarnya agar siap menerima pengajaran yang ada di level kelas VII SMP.

Atau contoh lain, ada kondisi dimana peserta didik fase C di kelas 5 SD, dengan kemampuan membaca masih di fase B (Kelas 4 SD), maka guru dapat melakukan penyesuaian pembelajaran sesuai dengan kemampuan membaca peserta didik. Namun tetap memberikan intervensi yang sesuai agar kemampuan membaca peserta didik tersebut dapat meningkat sesuai tahapannya.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun