Maka demi menunutun peserta didik mencapai tujuan itu, pembelajaran harus terus menyesuaikan dengan kebutuhan mereka, termasuk di dalamnya adalah kurikulum itu sendiri.Â
Tugas guru adalah belajar terus menerus untuk mengikuti dan memahami trend kehidupan peserta didik kita yang tergolong generasi Z dan Alpha.
Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa ciri utama peserta didik generasi Z dan Alpha sekarang ini adalah sulit dipisahkan dengan gadget dan sosial media.Â
Kondisi ini tidak boleh dipandang sebagai semata penghalang, tapi justru guru harus bisa dimanfaatkan oleh guru untuk tujuan pembelajaran. Misalnya dengan meminta peserta didik membuat dan mengirimkan tugas melalui aplikasi digital.
Ada pepatah yang mengatakan "it takes a village to raise a child", butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak.Â
Pepatah ini menyiratkan perlunya peran orang tua, masyarakat dan sekolah dalam mewujudkan kurikulum yang berpihak pada peserta didik. Merekalah yang disebut dengan tiga pilar pendidikan.Â
Oleh karena itu, ketika guru merancang kurikulum, guru harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar serta kepentingan peserta didik sebagai rujukan utama.
Sejatinya kurikulum dirancang untuk peserta didik. Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak harus berkolaborasi maksimal. Misalnya guru terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai.Â
Orangtua terus memahami perkembangan dan kebutuhan peserta didik, begitu juga dengan pemerintah daerah dan pusat, serta semua yang bergerak di bidang pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan peserta didik.
Jadi, karena kebutuhan peserta didik dari waktu ke waktu terus berubah seiring perkembangan zaman.
Maka kurikulum harus terus berubah dan beradaptasi. Tugas guru adalah harus tetap bersemangat menghadapi dan menjadi bagian dari perubahan ke arah yang selalu lebih baik.Â