Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kutuk Laknat

18 Agustus 2022   06:38 Diperbarui: 18 Agustus 2022   06:39 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: olahan canva

Mengingkari keberadaan Allah dan Mempersekutukan-Nya dengan yang lain adalah puncak kekufuran. Pelakunya tidak akan diampuni. Bahkan mereka akan senantiasa dikutuk laknat baik di dunia maupun di akhirat. Firman Allah dalam Al-Baqarah ayat 161 sangat jelas menyebutkan bahwa "sesungguhnya, orang-orang yang tidak mau percaya, dan mati, padahal mereka masih di dalam kufur. Mereka itu, atas mereka adalah laknat Allah, Malaikat dan manusia sekitarnya".

Kutuk dan laknat Allah sudah pasti. Tetapi Malaikat dan manusia pun turut mengutuk mereka. Bagaimana ini bisa ?

Kebenaran sudah datang. Para nabi telah diutuskan. Wahyu pun telah diturunkan. Kitab suci sebagai pedoman dan petunjuk telah tersampaikan. Kurang apa lagi? Mengapa masih saja tidak mau menerima kebenaran? Ta'ashub atau keras kepala ingin mempertahankan yang salah adalah penyebabnya.

Malaikat ikut mengutuk kekufuran itu, dikarena kebenaran yang datang dari Allah itu pun dipertahankan dan ditegakkan oleh Malaikat. Mereka (para malaikat) senantiasa menyembah dan mensucikan-Nya. Manusia yang mengingkari dan menyanggah kebenaran itu tak disenangi pula oleh Malaikat dan mereka turut mengutuk.

Tak hanya Malaikat, manusia pada umumnya pun menghendaki kebenaran ini tegak di muka bumi. Umumnya manusia tidak senang pada kecurangan dan keras kepala. Oleh karenanya, umumnya manusia pun akan mengutuk perbuatan kufur atas manusia lainnya. Bahkan kutuk laknat itu akan terus menerus dilontarkan kepada pelaku kufur, meski mereka telah menjadi tulang di dalam kubur.

Kita dapati tokoh pelaku kufur yang diabadikan seperti Fir'aun, Haman, Qorun, Abu Lahab atau lainnya. Tersirat jelas kutukan Allah, Malaikat atas mereka. Bahkan  manakala ada manusia yang meniru laku kufur yang serupa dengan mereka, maka manusia lainnya akan terkenang akan mereka seraya mengutuknya. "Wah, sombongnya seperti Fir'aun" atau "jahatnya bagai Abu Lahab", atau jika ada yang pelit "orang kok seperti Qorun" dan lain sebagainya.

Maka inilah bukti kutuk manusia akan terus dilontarkan kepada para pelaku kufur. Allah mempertegas "Mereka kekal di dalamnya, dan tidaklah mereka akan dipedulikan" (Q.S 2:162)

Para pelaku kufur akan kekal dalam kutukan selamanya meski telah hancur tulang mereka di dalam kubur. Bahkan tidak akan diringankan azab mereka kelak di akhirat. Hamka menegaskan bahwa mereka akan dibiarkan berlarut-larut dalam siksaan di akhirat kelak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun