Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Kurikulum Prototype

27 Desember 2021   12:57 Diperbarui: 27 Desember 2021   13:20 7025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu materi dalam Wabinar yang diselenggarakan oleh MGMP PAI DIY pada Senin, 27 Desember 2021 adalah tentang Kurikulum Prototype, yang disampaikan oleh Ibu Ida Uswatun Hasanah, M.Pd. seorang pengawas PAI jenjang SMA Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman DIY. Di awal presentasinya Ibu Ida menampilkan dua video singkat tentang gambaran kurikulum prototype dan peserta diminta mencatat beberapa kata kunci yang penting dari paparan video yang ditampilkan.

Dari video pertama yang ditayangkan didapatlah beberapa kata kunci tentang kurikulum prototype diantaranya adalah praktis, lebih merdeka, lebih bisa dimengerti, fleksibel, memberi memberi kesempatan kepada guru untuk berkreasi dan berinovasi. Kurikulum yang memberikan kemerdekaan kembali kepada guru. 

Dan dari video kedua: kurikulum prototype adalah kurikulum learning recovery akibat pendemi dan hanya akan diterapkan bagi sekolah yang mau menerapkan. Kurikulum prototype sangat memberikan kemerdekaan belajar kepada guru untuk mendesign dan menerapkan pembelajarannya. Keberhasilan penerapan kurikulum ini tidak akan lepas dari peran guru dan kepala sekolah.

Ada 7 hal baru dalam kurikulum prototype, yakni:

  • Struktur kurikulum, profil pelajar pancasila (PPP) menjadi acuan dalam pengembangan standar isi, standar proses, dan standar penilaian atau Capaian Pembelajaran (CP), prinsip pembelajaran dan assesmen pembelajaran. Secara umum struktur kurikulum terdiri dari intrakurikuler (pembelajaran tatap muka) dan pembelajaran projek.
  • Capaian Pembelajaran (CP) merupakan rangkaian pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai kesatuan proses dan membangun kompetensi utuh (K-13 disebut KI-KD), sehingga assesmen harus mengacu kepada CP.
  • Pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan tematik yang selama ini dilaksanakan di SD boleh dilaksanakan pada jenjang yang lainnya yaitu SMP, SMK dan SMK. Dan pada kelas IV, V dan VI boleh melaksanakan pembelajaran berbasis mata pelajaran.
  • Jumlah jam pelajaran ditetapkan pertahun.
  • Model pembelajaran kolaboratif antar mata pelajaran, dalam bentuk projek untuk pengembangan soft skill dan karakter (PPP), asesmen lintas mata pelajaran (sumatif). Penilaian projek pada jenjang SD paling sedikit 2x dalam setahun, dan jenjang SMP, SMA/SMK paling sedikit 3x dalam setahun.
  • Mata pelajaran TIK dimunculkan lagi menjadi mata pelajaran informatika dan akan diajarkan mulai jenjang SMP, boleh diajarkan oleh guru mata pelajaran rumpun (IPA) atau umum lainnya jika tidak ada guru TIK di sekolah. Buku informatika disiapkan Kementerian dan sangat mudah difahami dan digunakan oleh pendidik dan peserta didik.
  • Mata pelajaran IPA dan IPS jenjang SD kelas IV, V dan VI akan diajarkan bersamaan dengan nama mata pelajaran IPAS. Kemudian pada jenjang SMA peminatan atau penjurusan IPA, IPS dan Bahasa akan kembali dilaksanakan pada kelas XI dan XII.

Yang paling menarik bagi saya adalah poin 5, yakni adanya model pembelajaran kolaboratif antar mata pelajaran dalam bentuk projek dan penilainnya pun dilaksanakan lintas mapel. Jadi mapel PAI misalnya, bisa membuat penilaian projek yang Capaian Pembelajarannya bisa dikolaborasikan dengan mapel matematika, IPAS dan yang lainnya. Tentunya ini menjadi tantangan baru bagi guru karena harus berkolaborasi membuat rencana penilaian projek yang di dalamnya mencakup penilaian lintas mapel. Projek yang dilakukan diutamakan mengambil 7 tema pembelajaran yang dianjurkan, yakni:

  • Gaya hidup berkelanjutan
  • Kearifan lokal
  • Bhineka tunggal ika
  • Bangunlah jiwa dan raga
  • Suara demokrasi
  • Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI
  • Kewirausahaan.

Kurikulum prototype ini akan diterapkan di tahun 2022 dan akan dievaluasi sampai tahun 2024. Saat ini kuriulum prototype sudah mulai dikenalkan di sekolah penggerak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun