Kini pilkades akan segera digelar, tetapi yang menjadi catatan adalah kemana perginya warga dusun Kliwon, Manis dan Pahing? Sehingga tidak ada satupun yang mampu dan menjadi visioner dalam pembaruan dan menambah ketatnya persaingan dalam pilkades tahun ini. Dan seolah calon tandingan bapak Haswidi pun hanya menjadi ‘pemanis’ dalam bursa pilkades sekarang.
Bagaimana tidak? Seseorang yang biasa saja dan bahkan tidak diketahui oleh masyarakat luas, sulit rasanya untuk berkompetisi dengan seseorang yang telah terbukti dalam 5 tahun pemerintahannya membangun Desa Garawangi menjadi maju dalam segala bidang, pesat dalam pembangunan infrastruktur dan telah merebut simpati dan perhatian seluruh masyarakat desa dalam 5 tahun terakhir ini. Entah skenario apa yang telah dibuat oleh para stakeholder desa sehingga memunculkan keraguan dalam batin saya dan seolah-olah adanya vote monopoly bahkan sebelum pilkades tahun ini digelar.
Pilkades dan Penyelewengan yang terjadi
Besar harapan saya yang maju adalah seseorang yang capable dan mempunyai visi misi serta prioritas kerja yang jelas dalam menjalankan pemerintahan dan mampu berkompetisi secara aktif, transparan dan akuntabel. Saya mengira bahwa PJS yang menjabat pada periode 1&2, akan ada yang maju pada bursa pilkades, tetapi nyatanya tidak.
Memang kita perlu menyadari bahwa dalam berkompetisi dan memiliki keinginan kuat untuk menang apalagi sekaliber pilkades, segala bentuk penyelewengan seperti politik uang, nepotisme dan kroni-kroninya tidak dapat dipisahkan dan kita tidak perlu berbohong kepada diri sendiri, pilkades periode 2009-2014 adalah bukti nyata penyelewengan itu terjadi dan termaktub dalam catatan sejarah desa garawangi.
Jadi, siapakah yang akan memenangkan pilkades tahuni ini? Sepertinya semuanya sudah dapat memprediksi secara cermat siapa yang akan menang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H