Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memulai Hari dengan Syukur: Rahasia Ketenangan Hati

14 Januari 2025   06:09 Diperbarui: 14 Januari 2025   06:09 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dibuat dengan Canva (Dokpri)

Jika permohonan mereka dikabulkan, mereka hanya ingin menghidupkan kembali dua amal yang sering diabaikan oleh kita yang masih hidup: menjadi ahli zakat, infak, dan sedekah, serta bergabung dalam komunitas orang-orang bertakwa untuk memperbanyak amal kebajikan. Maka, jangan sia-siakan kesempatan hidup ini. Jadikan setiap detik berarti untuk mendekatkan diri kepada Allah dan berbuat kebaikan.

Ba'da Maa Amaatanaa,  

Setelah tadi malam kita dimatikan oleh Allah dalam tidur, kini kita kembali dihidupkan oleh-Nya untuk melanjutkan perjalanan di dunia. Tidur sejatinya adalah simulasi kematian, sebuah mati kecil yang mengingatkan kita akan hakikat fana kehidupan. 

Betapa banyak kemiripan antara orang yang tidur dan orang yang mati: tubuh yang terdiam, dunia yang terlepas, dan jiwa yang seolah berkelana. Semua itu adalah tanda kebesaran Allah, pelajaran bagi kita agar senantiasa bersiap menghadapi kematian yang sebenarnya. 

Selamat merenungi dan menemukan kemiripan-kemiripan tersebut. Semoga kesadaran ini mengantarkan kita untuk lebih mendekat kepada Sang Pemilik kehidupan dan kematian.

Hakikat Kehidupan

Hati kembali tenang, jiwa pun kembali tenteram, saat kita menyadari hakikat kehidupan ini. Kehidupan yang sedang kita jalani sekarang bukanlah hidup yang sejati. Semua ini hanyalah perjalanan sementara di mana kita diuji dan dilatih untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya.

Kehidupan yang hakiki, yang kekal abadi dan tak akan pernah berakhir, adalah kehidupan di akhirat nanti. Itulah negeri yang sesungguhnya, tempat kebahagiaan tak berbatas bagi yang beriman, atau sebaliknya, tempat penuh penyesalan bagi yang menyia-nyiakan waktunya di dunia. 

Sungguh, negeri akhirat jauh lebih baik dan lebih mulia dibandingkan kehidupan yang sekarang. Maka, marilah kita menjadikan dunia ini sebagai ladang amal, agar kelak kita memperoleh kehidupan abadi yang penuh kedamaian di sisi-Nya.

Rekayasa Allah yang Akan Berlaku

Tak perlu lagi risau ketika segala orientasi duniawi belum membuahkan hasil. Sebab, kita yakin bahwa hidup yang kita jalani saat ini adalah ibadah semata-mata untuk Allah. Seluruh bakti diri ini hanya tertuju kepada-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun