PendahuluanÂ
Sudah sekian lama saya menjadi bagian dari grup WhatsApp KAUSAKu, sebuah komunitas yang dikenal sebagai Grup Tholab Ilmi. Grup ini dipimpin oleh sosok inspiratif, Kang Asep Gunawan, yang tak lain adalah seorang pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Meskipun KAUSAKu adalah singkatan dari Komunitas Asep Urang Sunda Asli Kuningan, anggota grup ini tidak terbatas pada mereka yang bernama Asep atau berasal dari Sunda. Anggotanya berasal dari berbagai penjuru Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, dengan latar belakang dan nama yang beragam. Mengenai beragam kegiatan inspiratif yang dilakukan oleh grup WhatsApp luar biasa ini, in sya Allah akan saya ceritakan di lain kesempatan. Namun, kali ini saya ingin berbagi tentang perjalanan saya hingga bisa aktif di Kompasiana.
Pertamakali Kenal Kompasiana
Sudah sejak lama saya memiliki keinginan untuk menulis di Kompasiana, namun saya tidak tahu bagaimana cara memulainya. Hingga pada suatu hari, di grup WhatsApp KAUSAKu, seorang anggota membagikan tulisannya yang dipublikasikan di Kompasiana. Beliau adalah Koko Sim, sapaan akrab dari Pak Sim Cung Wei. Belakangan, saya mengetahui bahwa beliau merupakan salah satu anggota TSO (Tim Solid Om Jay) di Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN), sebuah komunitas yang sangat inspiratif dalam dunia literasi.
Saat itu, saya memberanikan diri bertanya kepada Koko Sim, bagaimana cara agar bisa menulis di Kompasiana. Dengan ramah, beliau menjawab, "Bapak silakan daftar dulu," sambil mengirimkan tautan pendaftarannya. Tanpa ragu, saya langsung membuka tautan tersebut dan berusaha mendaftar. Namun, saya terkejut ketika sistem memberi tahu bahwa saya sudah terdaftar. Ketika saya membuka akun, ternyata saya memang sudah memiliki akun Kompasiana sejak tahun 2021.
Jadi, jangan heran jika Anda membuka profil saya di Kompasiana dan mendapati bahwa saya telah terdaftar sejak tahun 2021, tetapi hingga akhir 2024 tulisan saya masih sangat sedikit. Hal ini karena sejak pertama kali terdaftar sebagai anggota hingga awal April 2024, saya sama sekali belum menulis satu artikel pun. Saya baru mulai aktif menulis setelah bergabung dengan grup WhatsApp Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) angkatan ke-31.
Mengikuti KBMN Gelombang 31
Saya ditambahkan ke grup KBMN Gelombang 31 oleh Om Jay, sapaan akrab Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. Meski sudah menjadi anggota, saya hanya menjadi pengamat pasif dan jarang berkomentar. Suatu malam, saat berada di masjid sambil menunggu waktu salat Isya berjamaah, ponsel saya tiba-tiba berbunyi. Ketika saya membukanya, ternyata ada pesan dari Koko Sim yang menginformasikan bahwa kelas akan dimulai dalam 10 menit. Dalam hati saya bertanya-tanya, "Kelas apa ya?" Namun, karena salat berjamaah Isya akan segera dimulai, saya mematikan ponsel dan fokus pada ibadah.
Saat tiba di rumah sekitar pukul 10 malam, saya membuka ponsel dan mendapati grup WhatsApp KBMN sudah penuh dengan pesan baru. Saya mulai membaca pesan-pesan tersebut dari awal hingga akhir. Betapa terkejutnya saya saat menyadari bahwa saya sudah bergabung di kelas ini sejak pertemuan ke-6.
Ketika membaca instruksi, "Silakan membuat resume," saya sempat terkejut. Dalam hati, saya bertanya-tanya, "Apa yang harus saya tulis?" Namun, dengan percaya diri, saya memanfaatkan kemampuan yang saya miliki untuk mulai menulis. Saya langsung menuangkan hasilnya di blog pribadi dan tanpa ragu membagikan tautannya di platform yang telah ditentukan oleh grup.