Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengalir Bersama Takdir di Bumi Serasan Sekate

15 Desember 2024   13:07 Diperbarui: 15 Desember 2024   14:15 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ALat Transportasi dari Palembang ke Karang Agung - Lalan Musi Banyuasin (dokumen pribadi)

Jika ada yang mengatakan "saya jompo di dunia kerja," rasanya ungkapan itu sangat tepat. Bahkan, orang Sunda mungkin akan menyebut saya "tua di jalan." Perjalanan panjang yang saya tempuh setiap kali bertugas memang penuh tantangan, apalagi di masa itu, ketika alat komunikasi seperti handphone belum tersedia. Jika terjadi sesuatu di jalan, keluarga di rumah tidak akan langsung tahu.

Setiap kali berangkat, saya selalu berpesan kepada keluarga, "Jaga diri baik-baik di rumah, dan doakan saya agar selamat dalam perjalanan." Begitulah, dari tahun 1997 hingga 2007, saya menyusuri aliran Sungai Musi untuk menjalankan amanah sebagai seorang abdi negara. 

Sepuluh tahun lamanya saya mengarungi sungai demi sebuah pengabdian, menghadapi setiap rintangan dengan doa dan harapan agar apa yang saya lakukan menjadi berarti bagi negeri ini.

Apakah cerita ini hanya berakhir pada saya? Tentu tidak. Hingga kini, masih banyak yang mengabdikan diri di tempat yang sama, melanjutkan perjuangan yang pernah saya jalani. Namun, ada perbedaan besar dengan zaman sekarang. 

Sekarang, seberat atau sesulit apa pun perjalanan yang mereka hadapi, keluarga di rumah akan langsung tahu kabar mereka. Berkat kemajuan teknologi, setiap anggota keluarga kini memiliki alat komunikasi seperti handphone, yang membuat mereka tetap terhubung kapan saja. 

Hal ini tentu menjadi kemudahan yang tak terbayangkan di masa saya dulu, ketika setiap keberangkatan selalu diiringi doa dan harapan, tanpa ada kepastian kabar hingga saya benar-benar tiba.

Selamat berjuang, wahai para abdi negara yang luar biasa. Setiap langkah pengabdian yang kalian tempuh, setiap tantangan yang kalian hadapi, dan setiap usaha yang kalian curahkan adalah wujud cinta dan dedikasi untuk negeri ini. 

Tidak peduli seberapa besar atau kecil kontribusi itu, kehadiran kalian membawa perubahan dan harapan bagi masyarakat. Pengabdian kalian adalah bukti nyata bahwa semangat untuk membangun bangsa terus hidup. 

Teruslah melangkah dengan penuh kebanggaan, karena apa yang kalian lakukan sangat berarti bagi masa depan negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun