Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mulutmu Harimaumu

4 Desember 2024   08:49 Diperbarui: 4 Desember 2024   09:13 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah oleh Canva (Dokumen Pribadi)

Mulutmu Harimaumu 

Empat puluh tahun silam, tepatnya pada tahun 1984, perpustakaan MAN Cililin mengalami momen penting dengan kedatangan seorang petugas baru. 

Kehadiran petugas ini membawa angin segar yang mengubah suasana dan meningkatkan kualitas pelayanan bagi para siswa.

Dinding perpustakaan yang sebelumnya tampak biasa saja, kini diwarnai ulang dengan cat baru dan dihiasi berbagai aksesoris menarik bertemakan membaca serta pesan-pesan moral. 

Salah satu hiasan yang mencuri perhatian adalah sebuah kaligrafi bertuliskan "lisanuka asaduka", yang berarti "mulutmu adalah harimaumu". 

Pesan ini seolah menjadi pengingat bijak bagi siapa saja yang berkunjung ke sana, agar selalu menjaga tutur kata dengan baik.

Pepatah "mulutmu harimaumu" telah menjadi bagian dari peribahasa yang sering kita dengar.

Ungkapan ini mengandung makna yang sangat dalam tentang betapa pentingnya menjaga lisan dari ucapan yang sia-sia, buruk, atau menyakitkan. 

Ajaran menjaga lisan sangat penting dalam Islam, bahkan menjadi salah satu cara untuk mengukur iman seseorang.

Agar apa yang kita ucapkan tidak melukai perasaan orang lain, penting bagi kita untuk terlebih dahulu memikirkan baik buruknya dampak dari perkataan tersebut. 

Sebelum berbicara, hendaknya kita menimbang apakah kata-kata itu membawa kebaikan atau justru berpotensi menyakiti. 

Hal ini sejalan dengan sebuah ungkapan bijak yang berbunyi, "laa taqul kullu maa ta'rif, walakin ta'rif kullu maa taqul," yang berarti, "jangan katakan segala yang kamu ketahui, tetapi ketahuilah segala yang kamu katakan." 

Ungkapan ini mengingatkan kita untuk lebih bijak dan penuh kehati-hatian dalam setiap ucapan yang keluar dari lisan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, Rasulullah Saw bersabda: 

"Sungguh seorang hamba mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkannya, ternyata perkataan itu dapat menjerumuskannya ke neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dan barat."

Hadits di atas menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan menjaga lisan dari ucapan yang buruk, fitnah, ghibah (gosip), dan kata-kata yang dapat melukai orang lain. 

Ucapan yang keluar dari mulut seseorang dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

Menurut hadits ini, di akhirat, orang yang tidak menjaga ucapannya akan menghadapi konsekuensi besar, yakni dimasukkan ke dalam neraka. 

Sementara itu, di dunia, mereka yang ceroboh dalam berkata-kata seolah-olah sudah merasakan "neraka" dunia. Terlebih jika ucapan tersebut tersebar di dunia maya dan memancing tanggapan negatif dari netizen. 

Ketika komentar negatif datang bertubi-tubi, pelaku akan merasa terhimpit dalam tekanan sosial yang berat, seakan tidak ada jalan keluar. 

Bahkan meskipun usaha klarifikasi dilakukan, cibiran dan kritik dari netizen sering kali tetap mengalir, membuat situasi semakin sulit untuk diperbaiki. 

Hal ini menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga setiap ucapan, terutama di era digital yang tak mengenal batas ruang dan waktu.

Menjaga komunikasi lisan semakin penting di era digital saat ini, di mana informasi dapat tersebar dengan cepat dalam hitungan detik. 

Tak hanya ucapan, tetapi setiap kata yang kita tulis di media sosial memiliki dampak yang tidak dapat diabaikan. 

Sharing dapat berdampak besar, baik positif maupun negatif, baik pada diri kita sendiri maupun orang lain. 

Oleh karena itu, marilah kita selalu berusaha untuk berbicara dengan bijak dan menggunakan media sosial dengan hati-hati. 

Dengan cara ini, kita juga menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan menguntungkan.

Cara Menjaga Lisan

Untuk menghindari dampak buruk akibat lisan yang tak terjaga, seseorang perlu berusaha menjaga ucapan agar selalu berada dalam kebaikan. 

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai hal ini, di antaranya:

a. Berpikir sebelum berbicara: 

Sebelum mengucapkan sesuatu, penting untuk terlebih dahulu mempertimbangkan apakah kata-kata tersebut akan membawa manfaat atau justru menimbulkan kerugian. 

Dengan berpikir matang sebelum berbicara, kita dapat menghindari ucapan yang berpotensi melukai perasaan orang lain atau menciptakan masalah.

b. Menjaga lisan dari ghibah dan fitnah: 

Hindari menggosip dan menuduh orang lain tanpa bukti yang jelas.

c. Berbicara dengan lembut: 

Selalu gunakan bahasa yang santun dan sopan dalam setiap bentuk komunikasi. 

Pilihan kata yang baik tidak hanya mencerminkan kepribadian, tetapi juga membantu menciptakan suasana yang harmonis dan penuh rasa hormat dalam berinteraksi dengan orang lain.

d. Memperbanyak doa: 

Mintalah perlindungan kepada Allah agar selalu diberi petunjuk untuk menjaga lisan.

Kesimpulan

Pepatah "mulutmu harimaumu" menjadi pengingat yang kuat akan pentingnya menjaga lisan dari ucapan buruk. 

Dalam ajaran Islam, berbicara dengan hati-hati dan memilih kata-kata yang baik serta bermanfaat merupakan anjuran yang mulia. 

Lisan yang terjaga tidak hanya melindungi kita dari berbagai masalah dan konflik, tetapi juga menjadi jalan untuk meraih ridha Allah SWT. 

Oleh karena itu, setiap kata yang kita ucapkan hendaknya selalu mengandung kebaikan dan membawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun