Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Hebat, Siswa Ceria: Pentas Seni Merayakan Hari Guru

26 November 2024   15:00 Diperbarui: 26 November 2024   15:03 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpeng siap disantap (Dokumen pribadi)

Guru Hebat, Siswa Ceria: Pentas Seni Merayakan Hari Guru

Setelah upacara bendera untuk memperingati Hari Guru usai, suasana berubah menjadi meriah dan penuh semangat. 

Ruangan kelas 1 dan 2 disulap menjadi aula sementara untuk pentas seni. Folding gate yang memisahkan kedua kelas itu dibuka, menciptakan ruang yang lebih luas dan lapang. 

Suasana pun berubah, dari ruang belajar yang biasanya penuh meja dan kursi, menjadi area siswa berkreasi mesti tanpa panggung. 

Ruangan yang sederhana itu kini terasa istimewa, menjadi pusat perhatian tempat anak-anak menampilkan bakat dan kreativitas mereka.

Anin, si imut dari kelas 1, tampil tari solo (Dokumen pribadi)
Anin, si imut dari kelas 1, tampil tari solo (Dokumen pribadi)
Pentas Seni Hari Pertama

Sesuai jadwal yang telah disepakati, giliran siswa kelas rendah, yakni kelas 1, 2, dan 3, tampil untuk menunjukkan kreativitas mereka. 

Meskipun tanpa panggung megah, hanya sebuah area khusus yang disediakan sebagai tempat tampil, hal itu sama sekali tidak mengurangi kemeriahan acara. 

Alunan musik yang ceria mengiringi tari-tarian yang lincah dari anak kecil yang imut, ekspresi penuh semangat dari anak-anak yang membaca puisi dan pantun menjadi daya tarik tersendiri.

Suasana semakin hidup dengan tepuk tangan riuh dari penonton yang tak henti-hentinya memberikan dukungan. 

Ruang sederhana itu dipenuhi keceriaan, menciptakan momen yang penuh kebahagiaan dan kebersamaan.

Siswa kelas 2, melakukan tari
Siswa kelas 2, melakukan tari "Manuk Dadali"
Syukuran Kelulusan 

Setelah anak-anak pulang dan suasana sekolah mulai tenang, para guru berkumpul untuk makan bersama. 

Hari ini terasa istimewa, karena salah satu rekan guru mengadakan syukuran atas kelulusannya dari Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). 

Di tengah kebersamaan itu, tersedia tiga tumpeng yang menjadi pusat perhatian. 

Satu tumpeng berasal dari guru, sementara dua lainnya adalah hadiah dari wali murid sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi kepada para guru di Hari Guru. 

Momen sederhana ini penuh kehangatan, menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur yang mendalam.

Tumpeng siap disantap (Dokumen pribadi)
Tumpeng siap disantap (Dokumen pribadi)
Pentas Seni Hari Kedua 

Hari kedua pentas seni menjadi giliran siswa kelas tinggi, yaitu kelas 4, 5, dan 6, untuk menunjukkan kreativitas mereka. 

 Suasana kembali semarak, dipenuhi antusiasme baik dari para siswa maupun penonton. 

Anak-anak kelas tinggi tampak percaya diri, membawa penampilan yang lebih matang dan beragam, mulai dari puisi, pantun, tarian tradisional, hingga musik modern. 

Pentas seni hari ini menjadi ajang pembuktian bakat mereka yang tak kalah menarik dibandingkan kelas rendah sehari sebelumnya.

Dibandingkan dengan kelas rendah, siswa kelas 4, 5, dan 6 sudah lebih memahami karakter masing-masing, sehingga penampilan mereka di pentas seni terasa lebih hidup dan ekspresif. 

Setiap gerakan, dialog, dan ekspresi wajah mencerminkan kedewasaan mereka dalam menghayati peran. Penonton pun terpukau oleh bagaimana mereka menghidupkan cerita, tarian, dan musik dengan percaya diri dan kesungguhan. 

Pentas seni kali ini benar-benar menjadi panggung bagi mereka untuk menunjukkan keunikan dan potensi luar biasa yang dimiliki.

Para pembaca puisi tampil dengan penuh penghayatan, membuat setiap diksi yang diucapkan terasa mendalam dan bermakna.

Kata-kata dalam puisi seolah hidup, menyentuh hati setiap pendengar yang menyimaknya. Sementara itu, pembaca pantun hadir dengan gaya yang penuh kehangatan, seakan menuntun penonton untuk memahami arti yang tersurat dan tersirat dalam setiap baitnya. 

Dengan intonasi yang tepat dan ekspresi yang cermat, mereka berhasil menciptakan suasana yang memikat dan sarat makna.

Penutup.

Acara pentas seni ditutup dengan penampilan istimewa dari para guru yang berbalas pantun, menghadirkan gelak tawa dan suasana hangat di tengah penonton. 

Setelah itu, seluruh siswa bersama-sama menyanyikan lagu Himne Guru dengan penuh penghayatan, menghormati dan mengapresiasi perjuangan para pendidik. 

Sebagai penutup, doa dipanjatkan dengan khidmat, dipimpin oleh guru agama, memohon keberkahan dan kelancaran dalam setiap langkah kebaikan. Momen ini menjadi penutup sempurna yang sarat makna dan kehangatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun