Suatu ketika, saya berkunjung ke rumah seseorang. Setelah berbincang panjang lebar tentang berbagai hal, akhirnya saya berpamitan.Â
Dari percakapan kami, ada satu hal yang menarik perhatian saya. Ia bercerita bahwa dirinya bisa tidur kapan saja tanpa khawatir, bahkan terkadang pintu rumahnya tidak dikunci.Â
Ketika saya bertanya alasannya, ia hanya tersenyum dan berkata, "Untuk apa dikunci, Mas? Saya kan nggak punya apa-apa." Ucapannya sederhana namun penuh makna.Â
Dari situ, saya menyadari satu hal: memiliki harta sering kali menjadi beban, terlebih jika kita terlalu mencintai harta tersebut.
Hidup yang Bermakna
Jika kita menginginkan kehidupan yang baik dan penuh makna, maka kita harus menjalani hidup sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Sang Pemilik kehidupan.Â
Aturan tersebut telah diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, dan melalui Nabi Muhammad Saw, semua aturan itu disampaikan kepada umat manusia.Â
Pedoman hidup ini terangkum dalam Al-Qur'an, kitab suci yang juga merupakan mukjizat agung Nabi Muhammad Saw.Â
Di dalamnya terdapat petunjuk lengkap untuk menjalani hidup dengan penuh keberkahan dan hikmah.
H. Jauhari Herman Efendi, mantan Bupati Kabupaten Bandung jaman ORBA, pernah berkata, "Hirup nu hurif kudu pinuh ku huruf nu nyanghareup kana pangharepan."Â
Artinya, hidup dan penghidupan yang baik harus dipenuhi dengan huruf-huruf yang membawa harapan.Â