Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menikah tapi Merasa Sendiri: Mengatasi Rasa Kesepian dalam Pernikahan

27 Oktober 2024   14:34 Diperbarui: 27 Oktober 2024   14:38 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikah Tapi Merasa Sendiri: Mengatasi Rasa Kesepian dalam Pernikahan

Pernahkah Anda merasa seperti berjalan-jalan sendirian di tengah keramaian? 

Perasaan kesepian dapat menyerang siapa saja yang berada di sekitar orang yang dicintai, bahkan mereka yang sudah menikah. 'Lonely marriage' adalah ketika seseorang merasa terisolasi dan kehilangan hubungan emosional yang kuat dengan pasangannya, meskipun mereka tinggal bersama. Seolah-olah ada dinding tak terlihat yang membedakan mereka. 

Penyebabnya dapat beragam, termasuk komunikasi yang buruk, perbedaan minat yang semakin jauh, hingga masalah yang lebih serius seperti ketidakcocokan kepribadian. "Lonely marriage" adalah seperti tanaman yang layu tanpa air; perlahan-lahan, keindahan cintanya hilang.

Perasaan kesepian dalam pernikahan adalah sebuah luka yang secara bertahap menghilangkan kebahagiaan. Ia bisa muncul tanpa diduga dan memasuki setiap celah hati hingga mencapai seluruh jiwa. Yang lebih menyedihkan lagi, orang yang mengalaminya seringkali merasa malu atau takut untuk mengungkapkan perasaan mereka.

Kita harus ingat bahwa "lonely marriage" bukanlah akhir dari segalanya. Pernikahan yang tampak sepi dapat diubah menjadi taman cinta yang subur dengan kesadaran dan kerja sama bersama. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk berkomunikasi dengan bebas, saling memahami, dan berkomitmen untuk belajar dan tumbuh bersama.

Apakah "Lonely Marriage" Bisa Diperbaiki dan Dicegah?

Pernikahan dalam Islam adalah ikatan suci yang lebih dari sekadar hubungan antara dua orang. Pernikahan seharusnya menjadi sarana untuk menyatukan dua hati yang saling melengkapi dan cinta. 

Tujuan mulianya adalah untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, yaitu keluarga yang penuh dengan ketenangan, cinta, dan kasih sayang yang melimpah. Untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan penuh berkah, setiap pasangan diharapkan dapat saling mendukung dan menguatkan satu sama lain, baik dalam keadaan suka maupun duka.

Namun, ketika perasaan kesepian muncul selama pernikahan, ini pasti bertentangan dengan tujuan pernikahan yang digariskan dalam Islam. Rasa kesepian menunjukkan bahwa ada jarak emosional antara pasangan, yang pada dasarnya menghancurkan dasar cinta dan kasih sayang yang seharusnya tumbuh dalam hubungan pernikahan. Hubungan suami istri dalam Islam seharusnya dilandasi oleh komunikasi yang baik, penghargaan terhadap perasaan satu sama lain, dan upaya bersama untuk menjaga kedekatan dan kebahagiaan.

Sangat penting bagi setiap pasangan untuk memperbaiki diri dan menghindari kesepian berlarut-larut. Oleh karena itu, pernikahan tetap berjalan sesuai dengan tuntunan agama, yaitu sebagai bentuk ibadah yang membawa kedamaian, kebahagiaan, dan kasih sayang yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun