Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Literasi Finansial Tinggi, Hidup Lebih Mandiri

12 Oktober 2024   11:59 Diperbarui: 12 Oktober 2024   12:06 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Literasi Finansial Tinggi, Hidup Lebih Mandiri

Literasi finansial, juga dikenal sebagai literasi keuangan, adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan berbagai keterampilan yang berkaitan dengan keuangan untuk mengatur penganggaran, investasi, keuangan pribadi, dan kebijakan finansial lainnya.

Mengutif www.cimbniaga.co.id, literasi keuangan merujuk tentang kemampuan atau keterampilan orang dalam mengelola keuangan yang dimilikinya.

Dalam dunia uang, literasi finansial adalah kompas kita. Dengan memahami seluk-beluk keuangan, kita seperti memiliki peta yang jelas untuk mengelola harta kita dan menghindari utang. Memiliki pengetahuan ini akan membantu kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya diri sendiri.

Bayangkan keterampilan keuangan sebagai cara untuk bertahan hidup di era saat ini. Sama seperti kita perlu belajar berhitung, menulis, dan membaca, memahami konsep keuangan sangat penting untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas. Dengan memahami konsep keuangan, kita tidak hanya dapat mengelola gaji bulanan kita, tetapi juga dapat merencanakan masa depan, berinvestasi dengan bijak, dan melindungi aset kita.

Kebebasan finansial dapat dicapai melalui pemahaman yang baik tentang keuangan. Ketika kita benar-benar memahami uang, kita menguasainya dan tidak lagi menjadi budaknya. Dengan pengetahuan ini, kita dapat mencapai tujuan dalam hidup kita, seperti membeli rumah, membiayai pendidikan anak, atau sekedar menikmati masa pensiun dengan tenang.

Prinsip Literasi Finansial

Belanja adalah hobi yang menyenangkan; namun, kita harus bijak dalam mengatur keinginan kita. Membeli sesuatu yang kita butuhkan akan memberi kita lebih banyak kepuasan daripada membeli sesuatu yang hanya kita inginkan. Bayangkan jika kita membeli buku yang sesuai dengan minat kita dan mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat, atau jika kita membeli pakaian yang sesuai dengan kebutuhan kita, kita akan merasa nyaman dan percaya diri saat memakainya.

Membeli sesuatu hanya karena keinginan, sebaliknya, seringkali hanya memberikan kepuasan sesaat dan dapat menyebabkan rasa bersalah di kemudian hari.

Belanjalah dengan cerdas, bukan sekadar belanja. Semua rupiah yang kita keluarkan adalah hasil dari kerja keras kita. Oleh sebab itu, mari kita gunakan uang kita untuk membeli barang-barang yang benar-benar kita butuhkan dan akan manfaat (menguntungkan kita dalam) jangka panjang. Dengan demikian, kita tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan kita, tetapi juga dapat menabung untuk masa depan yang lebih baik. Kebahagiaan sejati terletak pada nilai-nilai yang kita anut dan hubungan yang kita bangun dengan orang lain, bukan pada banyaknya barang yang kita miliki.

Belanja dapat dianggap sebagai pemborosan jika kita hanya membeli barang karena keinginan kita tanpa mempertimbangkan manfaatnya. Dalam Islam, israf atau pemborosan adalah perilaku yang dilarang. Allah SWT telah memperingatkan kita agar tidak boros (dalam Qur'an Surat Al-Isra [17] ayat 26), karena segala sesuatu yang kita miliki harus digunakan dengan bijak dan bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun