Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gelapnya Hati

5 September 2024   14:34 Diperbarui: 5 September 2024   14:36 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sunyi malam, ketika dunia tertidur lelap, saat aku memandang langit yang penuh bintang, aku merenung tentang kehidupan. Aku teringat akan kutipan yang pernah kubaca, 'Gelapnya malam masih bisa kau telusuri untuk mencari jalan menuju cahaya terang, tapi gelapnya hati tidak akan pernah kau temukan cahaya terang walaupun kau berjalan menelusurinya.'

Kutipan itu menyadarkanku akan pentingnya menjaga kebersihan hati. Kegelapan hati bisa muncul kapan saja dan di mana saja. Bisa karena perbuatan kita sendiri, atau karena pengaruh lingkungan sekitar.

Untuk mengatasi kegelapan hati ini, kita perlu melakukan perjalanan panjang menuju penyucian jiwa. Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual yang memerlukan ketekunan dan kesabaran.

Pertama, kita perlu terus berbenah diri. Seperti halnya sebuah rumah yang perlu dibersihkan secara berkala, hati kita pun perlu dibersihkan dari segala kotoran dosa dan noda maksiat. Dengan berbenah diri, kita akan semakin mengenal diri kita sendiri, menyadari kekurangan dan kelebihan kita, serta mampu mengendalikan hawa nafsu.

Kedua, kita perlu terus belajar dan memperdalam ilmu agama. Ilmu agama adalah pelita yang akan menerangi jalan hidup kita. Dengan mempelajari agama, kita akan mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik dan apa yang buruk. Ilmu agama akan memberikan kita petunjuk dan bimbingan dalam menjalani hidup.

Ketiga, kita perlu terus berbuat baik dan menjauhi segala perbuatan yang buruk. Perbuatan baik akan membawa kebahagiaan, sedangkan perbuatan buruk akan membawa kesengsaraan. Dengan berbuat baik, kita tidak hanya akan membuat diri kita bahagia, tetapi juga akan membawa manfaat bagi orang lain.

Terakhir, marilah kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang positif. Lingkungan yang positif akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap diri kita. Dalam lingkungan yang positif, kita akan merasa lebih nyaman, lebih aman, dan lebih termotivasi untuk berbuat baik. Saling mengingatkan dan memotivasi satu sama lain adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun