Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hobi yang Menyenangkan dan Menenangkan

26 Juli 2024   06:22 Diperbarui: 26 Juli 2024   06:34 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah Lengkeng (kiriman pehobi tanaman)

Hobi Yang Menyenangkan dan Menenangkan

Pernahkah kita membayangkan bagaimana rasanya hidup tanpa hobi? Tanpa kegiatan yang kita lakukan semata-mata karena kesenangan, tanpa sesuatu yang memicu dan memacu semangat dan gairah dalam diri kita? Hidup tanpa hobi mungkin terdengar seperti hidup yang penuh dengan kewajiban, rutinitas yang monoton, dan hari-hari yang terasa panjang tanpa warna.

Hobi adalah bagian tak terpisahkan dari identitas kita. Hobi memberikan ruang untuk berekspresi, menemukan diri sendiri, dan bahkan melarikan diri sejenak dari tekanan kehidupan sehari-hari. Bayangkan, tanpa hobi, kita kehilangan sarana untuk mengejar passion, menumbuhkan kreativitas, dan merasakan kebahagiaan yang murni dari pencapaian pribadi.

Hobi membuat orang lupa waktu, situasi, dan bahkan makan. Hobi memiliki kekuatan magis yang dapat menyerap seseorang sepenuhnya dan membawa mereka ke tempat di mana jam berhenti berdetak dan kebutuhan dasar hanyalah masalah kecil. Ketika seseorang menikmati hobinya, seperti melukis, menulis, bermain musik, atau berkebun, mereka seringkali tenggelam begitu dalam sehingga seolah-olah dunia luar menghilang dari pandangan mereka.

Utak-atik bonsai (Dokpri)
Utak-atik bonsai (Dokpri)
Saya kalau sudah mengutak-atik bahan bonsai, bisa berjam-jam menghabiskan waktu, sampai-sampai beberapa kali dipanggil untuk sarapan atau makan. Hobi merawat dan membentuk bonsai bukan sekadar aktivitas biasa; ini adalah seni yang membutuhkan kesabaran, perhatian terhadap detail, dan cinta yang mendalam terhadap tanaman.

Ketika saya memulai sesi mengutak-atik bahan bonsai, waktu seolah berhenti. Setiap sentuhan, setiap pemangkasan, dan setiap keputusan kecil tentang bentuk dan arah pertumbuhan bonsai melibatkan saya sepenuhnya. Fokus saya begitu terpusat, dan dalam sekejap, jam-jam berlalu tanpa saya sadari.

Utak-atik bonsai (Dokpri)
Utak-atik bonsai (Dokpri)
Mengutak-atik bahan bonsai adalah waktu di mana saya menemukan kedamaian dan kebahagiaan. Setiap perubahan kecil yang saya buat pada tanaman ini membawa saya lebih dekat ke visi yang saya miliki dalam pikiran saya. Ini adalah bentuk meditasi, pelarian dari hiruk-pikuk dunia, dan saat-saat di mana saya bisa benar-benar menjadi diri sendiri.

Hobi ini mengajarkan saya tentang kesabaran, ketelitian, dan keindahan dalam detail. Meski beberapa kali harus diingatkan untuk makan, kebahagiaan yang saya dapatkan dari merawat bonsai adalah sumber energi yang tak ternilai. Ini adalah bukti bahwa ketika kita melakukan sesuatu yang kita cintai, waktu dan kebutuhan lainnya sering kali menjadi hal yang sekunder.

Demi sebuah hobi, kadang orang mengesampingkan harga, tidak peduli dengan kritikan orang, bahkan tidak peduli dengan jabatan. Hobi memiliki kekuatan yang luar biasa dalam hidup seseorang, mampu mendorong mereka melewati batasan-batasan yang biasanya dianggap penting. Ketika seseorang benar-benar mencintai hobinya, pertimbangan seperti biaya, opini orang lain, dan status sosial seringkali menjadi hal yang sekunder.

Bayangkan seseorang yang memiliki hobi mengumpulkan burung kicau. Dia berani mengeluarkan uang puluhan juta hanya untuk mendapatkan seekor burung yang menarik dan langka, padahal uang itu kalau dibelikan motor dapat satu motor Nmax.  Mereka menyadari bahwa kepuasan dan kebahagiaan yang diperoleh jauh melebihi biaya materi. Uang menjadi alat, bukan penghalang, untuk mencapai kebahagiaan sejati yang mereka cari saat itu.

Buah Lengkeng (kiriman pehobi tanaman)
Buah Lengkeng (kiriman pehobi tanaman)
Selain itu, seringkali pehobi tidak memperhatikan kritik dari orang lain. Orang-orang mungkin menganggap hobi ini aneh, boros, atau tidak bermanfaat. Namun, komentar seperti itu hanya angin lalu bagi mereka yang memperdalam hobi mereka. Sebagai contoh adik saya senang dengan buah-buahan, ia sering membeli bibit jambu air jenis baru dan unggul yang dikembangkan oleh para penangkar bibit, walaupun harganya mahal. Sekarang dia sudah memiliki 30 jenis (nama/macam) pohon jambu air. Selain jambu air, buah-buahan yang lain pun di halaman rumahnya banyak sekali, sehingga halaman rumahnya penuh sesak dengan pohon buah-buahan.

Buah Jambu
Buah Jambu "Dalhari" (kiriman pehobi tanaman)
Walau sering dikritik oleh kakak-kakaknya, dia tak henti mencari bibit jenis baru. Katanya, kebahagiaan dan kepuasan pribadi adalah prioritasnya daripada mencoba memenuhi ekspektasi atau standar orang lain. Dia menyadari bahwa hobi adalah cara ekspresi diri yang unik dan pribadi yang tidak selalu diterima atau dimengerti oleh semua orang.

Dari hobi ini, adek saya yang tamatan "Teknik Mesin", sekarang malah menjadi rujukan bagi mahasiswa jurusan pertanian untuk belajar tentang "tani". Sudah dua kali dikunjungi rombongan mahasiswa yang belajar pertanian di kabupataen Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel yaitu rombongan Mahasiswa dari Yogyakarta dan Bogor.  Di sini "dunia terbalik", belajar bertani dari "sarjana Teknik Mesin"

Ketika seseorang begitu terlibat dalam hobinya, jabatan dan status sosialnya bisa menjadi hal yang tidak penting. Dulu ada seorang sekretaris dinas (di Banyuasin), beliau biasa menghabiskan akhir pekannya berkebun tanpa mempertimbangkan bagaimana rekan-rekannya akan melihatnya. Beliau adalah diri yang sebenarnya saat ini, tanpa atribut jabatan atau status.

Hobi memberikan ruang bagi seseorang untuk menjadi dirinya sendiri, menikmati apa yang mereka sukai, dan menemukan kedamaian dalam kesederhanaan, selain menawarkan pelarian dari tekanan dan tuntutan kehidupan sehari-hari. Karena mereka menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat diukur dengan harga, pendapat orang lain, atau status sosial, orang berani mengorbankan banyak hal untuk hobi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun