Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

3 Juni 2024   21:32 Diperbarui: 4 Juni 2024   10:35 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan malam ini adalah pertemuan ke-13 dari Gelombang ke-31 yang berjudul "Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan." Acara ini menghadirkan narasumber bapak Susanto, S.Pd., dengan Edmu Yulfizar Abdan Syakura Gr. M.Pd. sebagai moderator.

Kegiatan dimulai dengan pembacaan do'a untuk memohon kelancaran dan keberkahan acara. Setelah itu, moderator menyampaikan bahwa kuliah malam ini akan dibagi menjadi empat sesi utama, yaitu Pembukaan, Pemaparan Materi, Tanya Jawab, dan Penutup.

Apa itu Proofreading atau Mengoreksi Tulisan?

Proofreading atau mengoreksi tulisan adalah proses penting dalam penulisan yang bertujuan untuk memastikan bahwa teks yang telah dibuat bebas dari kesalahan. Pak Susanto, S.Pd., menjelaskan bahwa "Proofreading adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah tulisan agar diketahui ada atau tidak kesalahan." 

Dalam proses ini, seorang penulis atau editor membaca ulang teks dengan cermat untuk menemukan dan memperbaiki berbagai jenis kesalahan, seperti kesalahan pengetikan, ejaan, tanda baca, serta konsistensi penggunaan istilah dan nama.

Menurut Pak Susanto, proofreading bukan hanya tentang menemukan kesalahan yang tampak jelas, tetapi juga tentang memastikan bahwa tulisan tersebut logis dan mudah dipahami. Melalui proofreading, penulis dapat memastikan bahwa ide-ide dan argumen yang disampaikan dalam tulisan tersebut runtut dan tersusun dengan baik, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh pembaca.

Apa Saja yang Harus Dikoreksi?

Menurut beliau, terdapat beberapa hal yang perlu dikoreksi untuk meningkatkan kualitas tulisan. Pertama, adalah perbaikan terhadap saltik atau kesalahan pengetikan dan ejaan. Kesalahan kecil seperti ini sering kali mengganggu pembaca dan mengurangi profesionalitas suatu tulisan.

Kedua, beliau menekankan pentingnya penggunaan tanda baca yang benar. Tanda baca tidak hanya berfungsi untuk memperjelas maksud kalimat, tetapi juga membantu dalam menyampaikan emosi dan intonasi yang tepat kepada pembaca.

Ketiga, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah adalah hal yang tidak boleh diabaikan. Nama dan istilah yang berubah-ubah dalam satu tulisan dapat membingungkan pembaca dan menciptakan kesan bahwa penulis tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang topik yang dibahas.

Terakhir, logika dari sebuah tulisan adalah fondasi yang harus kokoh. Tanpa alur pemikiran yang jelas dan logis, sebuah tulisan akan sulit untuk dipahami dan diikuti oleh pembaca. Oleh karena itu, menjaga agar argumen dan ide-ide tersampaikan dengan runtut dan logis adalah kunci dari penulisan yang efektif.

Dengan memperhatikan keempat aspek ini---saltik dan ejaan, penggunaan tanda baca, konsistensi istilah, dan logika tulisan---diharapkan kualitas tulisan dapat meningkat secara signifikan dan mampu menyampaikan pesan dengan lebih baik kepada pembaca.

Ada Berapa Macam Kesalahan Penulisan atau Typo?

Kita sering mendengar istilah kesalahan pengetikan atau typo dalam proses penulisan. Menurut Pak Susanto, typo dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan sifat dan penyebabnya:

  • Typo Insidental: Ini adalah kesalahan mengetik yang terjadi secara tidak sengaja. Kesalahan ini biasanya dapat diperbaiki dengan mudah melalui pengecekan dan perbaikan ulang.
  • Typo Individual: Kesalahan ini merupakan kecenderungan pribadi seorang penulis. Misalnya, seorang penulis mungkin memiliki kebiasaan menulis kata "buku" sebagai "BUku" pada awal kalimat. Kesalahan ini cenderung berulang karena pola pengetikan tertentu yang dimiliki penulis.
  • Typo Automatical: Kesalahan ini terjadi akibat koreksi otomatis dari aplikasi penulisan. Misalnya, aplikasi penulisan bisa mengubah kata "bias" menjadi "sosial," "social," atau "asma" menjadi "atsma." Koreksi otomatis ini bisa menyebabkan bias atau kesalahan yang tidak diinginkan.
  • Typo Konseptual: Kesalahan ini bukan hanya masalah ketik, tetapi juga kesalahan dalam konsep penulisan. Contohnya adalah penggunaan kata "karier" yang ditulis sebagai "karir," atau penempatan tanda titik setelah tanda seru atau tanda tanya yang salah.

Mengapa Proofreading atau Mengoreksi Tulisan Perlu Dilakukan? 

Mengapa proofreading atau mengoreksi tulisan perlu dilakukan? Narasumber menjelaskan bahwa sering kali penulis mengalami kesulitan dalam menemukan kesalahan dalam tulisan mereka sendiri atau merasa bahwa tulisan tersebut sudah benar dan layak untuk diterbitkan. Ini merupakan alasan utama mengapa proses proofreading sangat penting.

Penulis, karena sudah terlalu familiar dengan tulisannya, sering kali melewatkan kesalahan kecil maupun besar. Ketika seorang penulis membaca ulang karyanya, otak cenderung mengisi kekosongan atau mengabaikan kesalahan yang ada karena sudah tahu apa yang ingin disampaikan. Ini menyebabkan penulis merasa yakin bahwa tulisannya sudah sempurna.

Kapan Proofreading atau Mengoreksi Tulisan Dilakukan?

Kapan proofreading atau mengoreksi tulisan dilakukan? Narasumber mengatakan bahwa mengoreksi tulisan seharusnya dilakukan setelah tulisan selesai dibuat. Hal ini penting karena penulis sering kali kesulitan menemukan kesalahan dalam karyanya sendiri atau merasa bahwa tulisannya sudah benar dan layak untuk diterbitkan.

Jika proofreading dilakukan saat menulis atau sebelum tulisan selesai, penulis mungkin terganggu dan kehilangan alur pemikiran. Mengoreksi terlalu dini dapat menghambat proses kreatif dan mengganggu kelancaran penulisan. Oleh karena itu, lebih baik menyelesaikan seluruh tulisan terlebih dahulu, kemudian melakukan proofreading secara menyeluruh setelahnya. Dengan cara ini, penulis dapat fokus pada penyusunan ide dan argumen selama proses menulis, lalu memeriksa dan memperbaiki kesalahan dengan lebih efektif setelah tulisan selesai.

Siapa yang Melakukan Proofreading, Bagaimana Caranya?

Adapun mengenai siapa yang melakukan proofreading dan bagaimana caranya, narasumber menjelaskan bahwa "Yang melakukan proofreading dapat dilakukan oleh penulis sendiri atau oleh orang lain yang profesional."

Untuk melakukan proofreading, ada beberapa langkah yang direkomendasikan:

  • Menetralkan Perasaan terhadap Tulisan Sendiri: Penulis sebaiknya memberikan jeda waktu setelah menyelesaikan tulisan sebelum mulai proofreading. Dengan mendiamkan naskah beberapa waktu, penulis dapat melihat karyanya dengan perspektif yang lebih segar dan objektif, sehingga lebih mudah untuk menemukan kesalahan.
  • Membaca Seluruh Naskah Terlebih Dahulu: Sebelum mulai mengedit, penting untuk membaca seluruh naskah yang sudah ditulis. Ini membantu memastikan bahwa penulis memahami konteks keseluruhan dan tidak membuat asumsi yang salah saat mengoreksi.
  • Memeriksa Saltik, Istilah, EYD, Struktur, dan Kelogisan: Selama proses proofreading, penulis atau proofreader harus memeriksa kesalahan pengetikan (saltik atau typo), konsistensi penggunaan istilah, kesesuaian dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), struktur kalimat, dan logika keseluruhan tulisan. Hal ini memastikan bahwa tulisan tidak hanya bebas dari kesalahan teknis, tetapi juga mudah dipahami dan mengikuti alur pemikiran yang logis.
  • Membaca dengan Bersuara: Salah satu teknik yang efektif dalam proofreading adalah membaca tulisan dengan bersuara. Dengan cara ini, penulis dapat merasakan apakah kalimat-kalimat dalam tulisan terdengar alami dan mengalir dengan baik. Membaca dengan bersuara juga membantu menemukan kesalahan yang mungkin terlewatkan saat membaca dalam hati.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, baik penulis maupun proofreader profesional dapat melakukan proofreading dengan lebih efektif. Proses ini sangat penting untuk memastikan bahwa tulisan yang dihasilkan berkualitas tinggi, bebas dari kesalahan, dan mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif kepada pembaca.

Itulah beberapa uraian tentang pentingnya melakukan koreksi pada tulisan sebelum diterbitkan. Melalui langkah-langkah proofreading yang tepat, kita dapat memastikan bahwa tulisan yang dihasilkan bebas dari kesalahan, mudah dipahami, dan profesional. Semoga ilmu ini bermanfaat bagi saya pribadi khususnya dan pembaca pada umumnya.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kesediaan pembaca untuk menyimak resume ini. Mohon maaf jika dalam penulisan resume ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Saya berharap dapat terus belajar dan memperbaiki diri dalam proses menulis ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun