Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang membaca dan suka menulis, olahraga favorit adalah Sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

3 Juni 2024   21:32 Diperbarui: 4 Juni 2024   10:35 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer Pertemuan ke-13 Gelombang ke-31/dokpri

Dengan memperhatikan keempat aspek ini---saltik dan ejaan, penggunaan tanda baca, konsistensi istilah, dan logika tulisan---diharapkan kualitas tulisan dapat meningkat secara signifikan dan mampu menyampaikan pesan dengan lebih baik kepada pembaca.

Ada Berapa Macam Kesalahan Penulisan atau Typo?

Kita sering mendengar istilah kesalahan pengetikan atau typo dalam proses penulisan. Menurut Pak Susanto, typo dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan sifat dan penyebabnya:

  • Typo Insidental: Ini adalah kesalahan mengetik yang terjadi secara tidak sengaja. Kesalahan ini biasanya dapat diperbaiki dengan mudah melalui pengecekan dan perbaikan ulang.
  • Typo Individual: Kesalahan ini merupakan kecenderungan pribadi seorang penulis. Misalnya, seorang penulis mungkin memiliki kebiasaan menulis kata "buku" sebagai "BUku" pada awal kalimat. Kesalahan ini cenderung berulang karena pola pengetikan tertentu yang dimiliki penulis.
  • Typo Automatical: Kesalahan ini terjadi akibat koreksi otomatis dari aplikasi penulisan. Misalnya, aplikasi penulisan bisa mengubah kata "bias" menjadi "sosial," "social," atau "asma" menjadi "atsma." Koreksi otomatis ini bisa menyebabkan bias atau kesalahan yang tidak diinginkan.
  • Typo Konseptual: Kesalahan ini bukan hanya masalah ketik, tetapi juga kesalahan dalam konsep penulisan. Contohnya adalah penggunaan kata "karier" yang ditulis sebagai "karir," atau penempatan tanda titik setelah tanda seru atau tanda tanya yang salah.

Mengapa Proofreading atau Mengoreksi Tulisan Perlu Dilakukan? 

Mengapa proofreading atau mengoreksi tulisan perlu dilakukan? Narasumber menjelaskan bahwa sering kali penulis mengalami kesulitan dalam menemukan kesalahan dalam tulisan mereka sendiri atau merasa bahwa tulisan tersebut sudah benar dan layak untuk diterbitkan. Ini merupakan alasan utama mengapa proses proofreading sangat penting.

Penulis, karena sudah terlalu familiar dengan tulisannya, sering kali melewatkan kesalahan kecil maupun besar. Ketika seorang penulis membaca ulang karyanya, otak cenderung mengisi kekosongan atau mengabaikan kesalahan yang ada karena sudah tahu apa yang ingin disampaikan. Ini menyebabkan penulis merasa yakin bahwa tulisannya sudah sempurna.

Kapan Proofreading atau Mengoreksi Tulisan Dilakukan?

Kapan proofreading atau mengoreksi tulisan dilakukan? Narasumber mengatakan bahwa mengoreksi tulisan seharusnya dilakukan setelah tulisan selesai dibuat. Hal ini penting karena penulis sering kali kesulitan menemukan kesalahan dalam karyanya sendiri atau merasa bahwa tulisannya sudah benar dan layak untuk diterbitkan.

Jika proofreading dilakukan saat menulis atau sebelum tulisan selesai, penulis mungkin terganggu dan kehilangan alur pemikiran. Mengoreksi terlalu dini dapat menghambat proses kreatif dan mengganggu kelancaran penulisan. Oleh karena itu, lebih baik menyelesaikan seluruh tulisan terlebih dahulu, kemudian melakukan proofreading secara menyeluruh setelahnya. Dengan cara ini, penulis dapat fokus pada penyusunan ide dan argumen selama proses menulis, lalu memeriksa dan memperbaiki kesalahan dengan lebih efektif setelah tulisan selesai.

Siapa yang Melakukan Proofreading, Bagaimana Caranya?

Adapun mengenai siapa yang melakukan proofreading dan bagaimana caranya, narasumber menjelaskan bahwa "Yang melakukan proofreading dapat dilakukan oleh penulis sendiri atau oleh orang lain yang profesional."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun