Masa kecil bagaikan lukisan indah penuh kenangan. Salah satu yang tak terlupakan adalah kenangan bermain dan menyantap buah-buahan segar di kebun. Namun, jika kita bandingkan dengan anak-anak zaman sekarang, pemandangan tersebut nampaknya mulai memudar.
Melihat foto di atas, jadi teringat masa kecil. Masa kecil saya nggak ada yang seperti itu. Karena buah yang jatuh langsung diambil baik oleh yang punya atau oleh kami yang lebih sigap, bangun lebih pagi daripada yang punya pohon. Tak peduli buah itu masih utuh atau bekas 'kalong' atau 'tupai', diambil untuk dimakan dan tentunya setelah dibersihkan terlebih dahulu.
Dahulu, anak-anak gemar sekali menjelajahi kebun, tak terkecuali kebun orang lain. Beragam buah-buahan menjadi camilan favorit mereka. Rasa manis, asam, dan segarnya buah-buahan menjadi daya tarik tersendiri, bahkan mereka tak segan menyantap buah apa saja asalkan tidak memabukkan.
Ketika di sekolah, saat istirahat adalah saat yang tepat untuk membuat janji dengan teman-teman tentang tempat main yang akan dituju setelah sekolah selesai.Â
Suatu saat pernah berjanji untuk nyari burung di sekitar rumah kawan di pinggir Sungai Citarum setelah pulang sekolah. Namun, kami tidak tiba tepat waktu karena rekan kami terlambat keluar karena mendapat hukuman dari guru untuk berdiri di depan kelas.Â
Dulu, jika guru memberikan tugas hapalan dan kita hapal, maka kita akan berdiri di depan kelas dengan kaki diangkat sebelah atau posisi biasa, dan waktunya tergantung kapan kita dipanggil ke depan. Jika dipanggil awal, kita akan berdiri sampai murid terakhir selesai.
Anak-anak nurut dan tidak memiliki dendam terhadap guru mereka setelah itu, mereka biasanya akan lebih giat belajar, menghasilkan perubahan besar dalam kemampuan belajar mereka.Â
Pada saat ini hukuman seperti itu tidak lagi berlaku, guru bahkan tidak akan berani melakukannya karena takut diperkarakan karena kasus di mana seorang guru didakwa di pengadilan hanya karena menegakkan disiplin siswa.
Saya tinggal di desa, di belakang rumah saya penuh dengan pohon buah, dari yang biasa sampai yang langka dan dari yang rasa manis (misal Lengkeng, Mangga, Anggur Brazil, Jambu Kristal, Jambu Jamaika dan lain-lain) sampai yang kecut (Duwet, Ceremai dan kedondong) pada saat musim berbuah, buah-buahannya justru rontok dan terbuang sia-sia, dimakan hewan atau membusuk karena tidak sempat dipanen. Anak dan cucuku nggak begitu senang, yang dia senangi buah yang di supermarket, buah Kiwi misalnya.