Mohon tunggu...
Asep Saeful Rohman
Asep Saeful Rohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Students - Dian Nuswantoro University

Tertarik mengenai pendidikan, bisnis, teknologi, dan seni.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Scrum untuk Project Management Berkualitas

1 Oktober 2023   13:00 Diperbarui: 1 Oktober 2023   13:06 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.atlassian.com/

Apa itu Scrum?

Scrum adalah salah satu metode iteratif dalam metode Agile yang digunakan untuk meminimalisir masalah yang muncul dalam sebuah proyek. Dengan menggunakan metode Scrum, kamu bisa mengelola segala macam proyek mulai dari pembuatan software, website, marketing, hingga event planning. Scrum merupakan framework terbaik untuk digunakan tim dalam melakukan pengaturan secara mandiri dan bekerja menuju tujuan bersama. Scrum banyak diminati sebab termasuk salah satu kerangka yang berfokus pada pengembangan produk yang dapat bersifat kompleks dan dapat berubah sesuai kebutuhan customer.

Selama berlangsungnya proyek, pelanggan atau calon pengguna produk juga terlibat dalam memberikan masukan dan koreksi. Karena itu, proses Agile Scrum bersifat berulang. Ini berarti bahwa di tengah-tengah proses, Kamu dapat melakukan pengujian terlebih dahulu dan menyesuaikan kembali fokus proyek.

Tentang trivia sejenak, metode AGILE umumnya merujuk pada seperangkat metode dan praktik yang didasarkan pada nilai-nilai dalam Manifesto AGILE. Dalam AGILE Manifesto terdapat 12 prinsip yakni berupa :

  • Memberikan prioritas utama pada kepuasan pelanggan dengan menghasilkan produk secara berkelanjutan dan berkelanjutan.
  • Dapat menerima permintaan meskipun di tahap akhir pengembangan
  • Menerapkan siklus pengembangan yang singkat dan rutin untuk merilis produk secara berkala.
  • Tim developer dan klien harus saling bekerja sama dalam pengerjaan proyek
  • Membangun produk yang berisi orang-orang bermotivasi tinggi
  • Komunikasi dilakukan secara tatap muka untuk menyampaikan informasi
  • Perangkat lunak yang berfungsi dengan baik dapat dijadikan indikator (tolak ukur) kemajuan atau progres dalam sebuah proyek atau pengembangan perangkat lunak.
  • Pengembangan perangkat lunak yang berkelanjutan
  • Memberikan perhatian pada keunggulan teknis dan desain
  • Kesederhanaan
  • Tim harus mampu mengorganisir diri sendiri
  • Dalam interval tertentu, tim akan melaksanakan proses refleksi untuk mengevaluasi dan meningkatkan cara kerja mereka agar lebih efisien.

Apa saja peran Scrum?

Tim Scrum membutuhkan tiga peran khusus: Product Owner, Scrum Master, dan Development Team.

1. Product Owner

Product Owner adalah orang yang akan menentukan dan memaksimalkan nilai bisnis dari produk yang dikembangkan.  Peran Product Owner bertanggung jawab atas pengelolaan Product Backlog, pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pelanggan, dan memastikan bahwa tim pengembangan menghasilkan nilai yang tinggi untuk produk yang dikembangkan. 

2. Scrum Master

Scrum Master merupakan individu yang bertanggung jawab dalam memfasilitasi serta memastikan bahwa tim memiliki pemahaman yang mendalam mengenai proses Scrum. Selain itu, Scrum Master juga memiliki peran penting dalam berkoordinasi dengan Pemilik Produk untuk memaksimalkan hasil produk yang dihasilkan dan mengoptimalkan Return on Investment (ROI).

Selain itu, Scrum master berperan juga untuk memastikan bahwa tim pengembangan menerapkan Scrum dengan baik, serta untuk membantu mengatasi hambatan dan mengoptimalkan kinerja tim. Jika perlu, Scrum Master juga akan mengkoordinasi diskusi guna menyelesaikan konflik di dalam tim Scrum. Selain itu, Scrum Master akan memberikan bimbingan kepada tim dan menyediakan fasilitas pelatihan guna meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam proyek.

3. Development Team

Tim Pengembangan (Development Team) terdiri dari sekelompok individu yang memiliki beragam keterampilan dan peran dalam menjalankan proyek. Tim Scrum ini melibatkan anggota-anggota yang memiliki berbagai keahlian, seperti penguji (tester), perancang (designer), spesialis pengalaman pengguna (UX specialist), teknisi operasional (Ops technician), dan pengembang (developer). Kehadiran keterampilan yang beragam ini memungkinkan tim untuk saling melengkapi dan berkolaborasi secara efisien, sehingga tidak ada satu individu pun yang menjadi hambatan dalam menjalankan tugas dan memberikan hasil yang berkualitas. 

Proses Scrum dalam Product Development

https://www.pm-partners.com.au/
https://www.pm-partners.com.au/

Dalam Scrum, hal ini disebut sebagai  Scrum Events, yaitu proses yang dilakukan untuk menjalankan proyek.

1. Membuat Product Backlog

Apa itu product backlog?

Product Backlog adalah daftar mengenai hal-hal apa saja yang harus tim lakukan sesuai dengan skala prioritas. Product Backlog menjadi tanggung jawab dari seorang product owner selaku manajer tim. Product backlog ini nantinya akan diberi nilai prioritasnya sesuai keputusan product owner. Bisa sesuai tingkat risiko atau yang memiliki product value yang paling besar.

Dengan demikian, development tim bisa mengetahui apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu.

2. Melakukan Perbaikan Backlog

Proses selanjutnya setelah product backlog dibuat, product owner harus tetap meninjau untuk memastikan backlog sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Kemudian, product backlog akan di breakdown untuk menentukan estimasi pengerjaan setiap backlog. Proses ini dilakukan dengan rapat backlog refinement atau perbaikan backlog.

Pada tahap ini, product owner akan memastikan product backlog telah siap dikerjakan dan memberikan estimasi pengerjaannya. Penjelasan tiap backlog akan ditampilkan pada papan scrum, Oleh karena itu, setiap perencanaan dapat dilihat oleh semua orang development tim.

3. Rapat Sprint Planning

Setelah memahami setiap fungsi produk beserta kebutuhannya dengan baik, langkah selanjutnya adalah tim perlu menyusun rencana sprint atau perencanaan pelaksanaan proyek.

Mengapa dinamakan sprint?

Sprint adalah inti dari Scrum dan yang membedakannya dari metode Agile lainnya. Sprint adalah periode waktu yang digunakan untuk menyelesaikan sejumlah item dalam Product Backlog.

Dalam sprint planning akan membahas beberapa hal berikut :

  • Tujuan Sprint
  • Kinerja terkini dan kinerja sebelumnya
  • Penentuan product backlog yang akan dikerjakan
  • Cara menyelesaikan product backlog
  • Estimasi waktu pengerjaan satu product backlog.

Semua target dan pelaksanaannya ditentukan oleh development team. Sebab, merek yang mengetahui dan memperkirakan waktu pengerjaan sesuai kemampuan mereka.

4. Daily Scrum

Setelah sprint planning, proses selanjutnya yang harus dilakukan adalah daily scrum atau disebut daily meeting.

Berikut poin yang akan dibahas dalam daily scrum:

  • Apa yang sudah saya lakukan kemarin?
  • Apa yang akan saya lakukan hari ini?
  • Hambatan apa yang saya temui dalam menyelesaikan task?

Daily scrum ini biasa dilakukan selama 30 menit setiap harinya. Tidak lama sebab yang terpenting sudah mencakup pokok pembahasannya.

Daily meeting juga disebut dengan daily standup meeting, yang artinya meeting dilakukan dengan berdiri. Supaya tim bisa lebih fokus dan cepat dalam membahas suatu topik.

5. Melakukan Sprint Review

Setelah melakukan daily scrum setiap hari, proses selanjutnya adalah waktunya melakukan sprint review.

Sprint review, tim akan membahas beberapa hal berikut:

  • Demo pekerjaan yang telah selesai
  • Mereview product backlog yang sudah selesai dalam satu print
  • Penjelasan tentang apa yang telah selesai dan yang masih dalam proses dari Product Owner.

Sprint review memiliki dua istilah penting, yaitu Definition of Done (DOD) untuk menilai hasil yang selesai dan increment untuk mengukur jumlah item backlog yang diselesaikan dalam sprint. Tujuannya adalah menginspeksi hasil, melakukan perbaikan, dan merencanakan pekerjaan selanjutnya.

6. Sprint Retrospective

Pada tahap sprint review berisi evaluasi produk yang telah dikerjakan, di sprint retrospective akan membahas proses pekerjaannya atau evaluasi proses kerja.

Sprint retrospective akan membahas tiga hal penting, yaitu:

  • Apa saja yang berjalan baik?
  • Apa yang perlu diperbaiki?
  • Bagaimana cara untuk memperbaiki hal yang masih kurang tersebut?

Penting untuk anda pahami bahwa Scrum adalah metode Agile yang selalu melakukan perbaikan kontinu untuk meningkatkan tim.

Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Metode Scrum

https://unsplash.com/
https://unsplash.com/

Scrum adalah salah satu metodologi pengembangan perangkat lunak yang populer dalam pengembangan perangkat lunak dan manajemen proyek. Seperti halnya metode lainnya, Scrum memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Kelebihan Scrum:

1. Fleksibilitas Tinggi:

Scrum sangat fleksibel dan memungkinkan perubahan kebutuhan pelanggan atau perubahan dalam proyek dengan cepat dan efisien. Tim dapat menyesuaikan rencana mereka setiap sprint.

2. Transparansi:

Scrum mendorong transparansi dalam proyek. Melalui Daily Scrum meetings, Sprint Review, dan Sprint Retrospective, semua stakeholder memiliki visibilitas yang baik terhadap perkembangan proyek.

3. Kolaborasi Tim:

Scrum mendorong kolaborasi intensif antara semua anggota tim, termasuk pengembang, tester, dan pemilik produk. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman bersama dan meminimalkan konflik dalam tim.

4. Peningkatan Kualitas:

Scrum mempromosikan pemahaman yang lebih baik terhadap perangkat lunak yang sedang dikembangkan, sehingga membantu dalam meningkatkan kualitas produk akhir.

5. Perbaikan Terus-Menerus:

Sprint Retrospective memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi dan perbaikan terus-menerus dalam proses pengembangan.

Kekurangan Scrum:

1. Kesulitan Mengestimasi Waktu

Scrum sulit untuk mengestimasi waktu yang tepat untuk menyelesaikan setiap item backlog karena fokus utamanya adalah pada pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu sprint. Ini bisa membuat perencanaan jangka panjang menjadi sulit.

2. Tidak Cocok untuk Semua Proyek:

Scrum lebih cocok untuk proyek-proyek yang dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang dapat diselesaikan dalam sprint-sprint yang pendek. Proyek-proyek besar dan rumit dengan ketergantungan yang kompleks mungkin tidak cocok untuk Scrum.

3. Kesulitan dalam Manajemen Tim Jarak Jauh:

Scrum mengharuskan kolaborasi tim yang intensif dan sering. Ini dapat menjadi tantangan jika anggota tim berada di lokasi yang berbeda atau bekerja secara remote.

4. Memerlukan Keterlibatan Pemilik Produk yang Aktif:

Keberhasilan Scrum sangat tergantung pada keterlibatan aktif pemilik produk untuk membuat dan memprioritaskan backlog.

5. Keterbatasan dalam Penyediaan Solusi Sempurna:

Scrum lebih fokus pada memberikan solusi yang layak daripada solusi sempurna. Hal ini bisa menjadi masalah jika kualitas tertinggi mutlak diperlukan.

Manfaat Scrum Bagi Perusahan

Scrum, sebagai kerangka kerja Agile yang populer, memiliki berbagai manfaat bagi perusahaan yang menerapkannya. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dapat diperoleh oleh perusahaan yang menerapkan Scrum:

  1. Peningkatan Kecepatan Pengembangan

  2. Responsif Terhadap Perubahan

  3. Peningkatan Kualitas

  4. Keterlibatan Pelanggan

  5. Keterlibatan Tim yang Tinggi

  6. Transparansi dan Visibilitas

  7. Peningkatan Kolaborasi Antar Tim

  8. Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik

  9. Pengukuran Kinerja yang Jelas

  10. Pengembangan Produk yang Lebih Mulus

Apa saja Tools Scrum?

Ada banyak alat (tools) yang dapat membantu tim yang menerapkan kerangka kerja Scrum untuk mengelola pekerjaan mereka, berkomunikasi, dan melacak progres. Berikut ini beberapa alat yang umum digunakan dalam pengelolaan proyek Scrum: 

1. Jira

Jira adalah salah satu alat manajemen proyek yang populer, dikembangkan oleh Atlassian. Ini sangat populer di dunia Agile dan Scrum karena mendukung pembuatan dan pelacakan item Backlog Produk, Sprint, serta melacak kemajuan pekerjaan tim. 

2. Trello

Trello adalah alat manajemen proyek papan tulis digital yang dapat membantu tim untuk mengorganisir dan mengelola pekerjaan mereka. Ini mudah digunakan dan sering digunakan dalam metode Scrum. 

3. Asana

Asana adalah alat manajemen tugas dan proyek yang dapat digunakan untuk mengelola pekerjaan tim dalam kerangka kerja Scrum. Ini memungkinkan Anda untuk membuat tugas, mengatur tenggat waktu, dan melacak kemajuan. 

4. Scrumwise

Scrumwise adalah alat logis dengan kemampuan scrum tertentu. Ini membantu Anda mencapai tujuan sprint, mengelola simpanan Anda, memvisualisasikan pekerjaan Anda, dan melacak kemajuan Anda menggunakan papan Kanban. 

5. Quickscrum

QuickScrum adalah alat yang mudah digunakan dan tidak memerlukan banyak waktu untuk mempelajarinya. Anda dapat melacak kemajuan suatu proyek, mengatur sprint, dan membuat laporan menggunakan alat ini. Selain itu, alat ini memungkinkan Anda mengalokasikan modal secara lebih efektif, meningkatkan kecepatan pengiriman, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan. 

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu scrum beserta kelebihan, kekurangan, tahapan proses, tools, hingga manfaatnya bagi perusahaan atau tim yang menerapkannya. Apakah anda tertarik untuk menerapkan metode ini untuk mengembangkan suatu produk atau proyek?

Sumber:

https://www.niagahoster.co.id/blog/scrum-adalah/

https://www.simplilearn.com/scrum-project-management-article

https://aws.amazon.com/id/what-is/scrum/

https://novateus.com/blog/15-best-free-scrum-tools-for-your-agile-project-management-pros-and-cons/

https://www.pm-partners.com.au/the-agile-journey-a-scrum-overview/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun