Mohon tunggu...
Asep R Sundapura
Asep R Sundapura Mohon Tunggu... Relawan - Blogger & Culturalpreneur

Penulis di Blog : Sundapura.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Drama Manusia Anjing Kampung Tipar Karawang

3 Juli 2021   20:10 Diperbarui: 3 Juli 2021   20:38 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tipar merupakan nama sebuah kampung yang berada di titik paling ujung selatan wilayah Karawang. Lokasinya berada di pangkuan Gunung Sanggabuana. Secara administratif, Tipar masuk ke Desa Kuta Maneuh Kecamatan Tegalwaru. 

Kampung Para Karuhun

Saya pertama kali mengunjungi Kampung Tipar pada tahun 2015. Setelah itu, saya beberapa kali berkunjung. Dan sesuai kebiasaan kalau datang ke sebuah tempat, saya suka menanyakan arti dan asal-usul tempat tersebut. 

Menurut penduduk, nama Tipar merupakan akronim dari kata Titipan Para Karuhun (leluhur). 

Ada ceritanya kenapa penduduk beranggapan bahwa nama kampung mereka memiliki arti Titipan Para Karuhun. Konon, Kampung Tipar terbilang unik. Kampung itu selalu subur dan memiliki cadangan pangan berlimpah. Oleh sebab itu siapapun yang datang ke sana selalu mendapatkan kemudahan pangan. Hal itu memiliki kemiripan dengan arti kata Tipar itu sendiri. 

Dalam bahasa Sunda, Tipar berarti persawahan antara model huma ke sistem irigasi.  Nama itu berkaitan dengan pola ketahanan pangan. 

Kisah Kampung Tipar

Kampung Tipar memiliki kisah sejarah cukup menarik. Berdasarkan cerita, asal-usul Kampung Tipar berhubungan dengan Kisah Bupati Karawang Pertama, Raden Singaperbangsa dan keturunannya. Dahulu keturunan Bupati Singaperbangsa membangun sebuah pusat pangan di kaki Gunung Sanggabuana. Sebagian warganya kemudian berpindah ke lokasi Kampung Tipar sekarang.

Kampung Tipar hanya memiliki 1 pintu masuk, karena lokasinya dikelilingi oleh perbukitan. Jalan ke sana sudah bagus. Sejauh mata memandang hanya nampak barisan perbukitan hijau seperti Pasir Cabe, Butak, Pasir Areuy, Pakandangan dan Dinding Ari. Sungai Cicangor membatasi kampung dengan wilayah Tegalwaru lainnya.

Bocah Kampung Tipar / dokpri
Bocah Kampung Tipar / dokpri
Dinding Ari : Gunung Setipis Kulit Ari

Di atas Kampung Tipar berdiri tebing Gunung Dinding Ari. Dinding Ari adalah sebuah pegunungan tipis yang memisahkan wilayah Karawang dengan Purwakarta. Di sebelah selatan Dinding Ari langsung terhampar Danau Jati Luhur. 

Jadi, antara wilayah Karawang dengan Jatiluhur hanya dipisahkan sebuah pegunungan memanjang yang tipis, setipis kulit air. Begitu saya mereka arti penamaan bukit Dinding Ari. 

Saya sempat berpikir bahwa hal itu merupakan sebuah pertanda leluhur. Karena dalam Tradisi Lisan Sunda dikenal adanya sebentuk ramalan Prabu Siliwangi tentang Bedahnya Telaga Pataruman (Danau Jatiluhur?) 

Masih di lingkungan Gunung Dinding Ari terdapat sebuah tempat wisata yang masih tersembunyi berupa curug. Namanya Curug Cipanundaan. Dinamakan demikian karena air terjun tidak langsung jatuh ke bawah, tapi berkumpul dulu (nunda/ tersimpan, bhs. Sunda) di sebuah legok (lobang). Setelah itu, baru turun dan mengalir. 

Suasana Kampung Tipar

Kampung Tipar Karawang memiliki suasana asri. Hamparan sawah hijau nampak di mana-mana. Udaranya sejuk. Kebanyakan penduduk berprofesi sebagai petani dan peladang. 

Di awal tahun 2000, semua rumah di Kampung Tipar bergaya panggung tradisional. Tapi setelah beberapa tahun, rumah panggung tradisional hanya tinggal beberapa.   

Sekarang kita bicara kuliner. Kampung Tipar memiliki kuliner khas. Namanya Sayur Turubuk. Kuliner turubuk yang sekarang terkenal diduga bermula dari tradisi kulier Tipar. Selain turubuk, ada juga Dage Picung. Rasanya lembut, empuk dan gurih.

Pesawahan Kampung Tipar / dokpri
Pesawahan Kampung Tipar / dokpri

Drama Manusia Kepala Anjing

Nah, tidak lengkap bicara kampung tua tanpa menyisipkan legenda atau cerita uniknya. Kampung Tipar memiliki cerita tua tentang sosok Aul. Yaitu sosok manusia berkepala anjing, tapi posisi kepalanya terbalik. 

Di malam yang agak gulita karena minimnya penerangan, beberapa orang tua Kampung Tipar bertutur pada saya tentang aul. Ceritanya lumayan bikin deg-degan. 

Aul adalah sosok misterius. Hanya keluar di musim kemarau panjang. Gerakannya cepat, oleh sebab itu warga menyebutnya kalangkang atau bayangan. Dia digambarkan sering bergerak cepat di atas pepohonan ladang penduduk. Aul memiliki suara seperti orang ramai bersorak. Konon, dia bersembunyi di sebuah goa di titik tertinggi Gunung Dinding Ari. 

Sekitar tahun 1970-an, tersiar cerita bahwa sesosok aul betina menculik salah seorang warga Kampung Tipar. Kisahnya cukup dramatis. Aul menyekap warga itu selama beberapa lama.  

Pada akhirnya warga tersebut berhasil melarikan diri dari sekapan aul. Dia pulang ke kampungnya. Tapi tidak lama kemudian rumah warga tersebut didatangi si aul. Aul itu menaruh seorang bayi di depan pintu rumah. Rupanya selama penyekapan terjadi, aul itu memaksa si warga untuk menghamilinya. Hanya saja bayi tersebut tidak berumur lama. Dia meninggal tidak lama kemudian. Tidak ada cerita tentang bentuk dan rupa si jabang bayi.

Kisah di atas cukup mengundang penasaran. Tapi tidak mudah membuktikannya karena saat saya mengkonfirmasi pada keluarga bersangkutan, mereka menolak memberi keterangan. Tapi sebagai sebuah cerita atau dongeng, kisah aul cukup populer bagi penduduk di lingkungan Pegunungan Sanggabuana Karawang. Namun sampai sekarang belum pernah ada yang melihat langsung sosok asli aul.

Source MyBlog: sundapura.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun