Masyarakat Karawang sedang heboh. Mereka marah. Dan terusik. Gara-garanya ada orang bernama Widodo yang mengaku sebagai manager produksi sebuah pabrik menghina Orang Karawang. Dalam sebuah chat Whatsapp Widodo mengatakan bahwa Orang Karawang itu sangat bodoh dan IQnya dibawah rata-rata. Menurut Widodo, karena orang Karawang seperti itu maka dia tidak pernah menanggapi pencari kerja orang Karawang.Â
Percakapan di Whatsapp itu sontak viral dan tersebar di Facebook. Banyak yang menyayangkan pernyataan Widodo. Ratusan netizen lainnya geram dan berujung pada aksi lapangan. Selepas Sholat Jumat (19/06) puluhan warga Karawang bergerak mencari Widodo di tempat kerjanya yang beralamat di sebuah kawasan industri Karawang.
Tapi informasi di lapangan mengatakan bahwa Widodo bukanlah seorang manager produksi. Dia hanya seorang supir pabrik dan dikabarkan telah keluar satu tahun lalu. Widodo disebut-sebut sebagai jaringan orang yang suka memanfaatkan para pencari kerja. Dia diduga sering mengaku dapat memasukkan orang untuk kerja di pabrik dengan membayar jumlah tertentu.Â
Tulisan ini tidak akan membahas tentang sosok Widodo : siapa dia sebenarnya? apa pekerjaannya? Dimana keberadaannya? KTP-nya menunjukkan bahwa dia berasal dari luar Jabar. Tulisan ini akan menelisik  mitos dan fakta seputar orang Karawang dalam Dunia Industri dan Loker Karawang.
Pembunuhan Karakter terhadap Orang Karawang
Di Kota Karawang terdapat ribuan pabrik yang tersebar di sejumlah kawasan industri. Keberadaan pabrik-pabrik tersebut menjadikan Karawang sebagai kota industri yang mengundang banyak pencari kerja dari berbagai daerah. Tingkat urbanisasi mencapai ribuan orang perbulan. Bisa dibayangkan ketatnya persaingan para pencari kerja di kota berjuluk Pangkal Perjuangan tersebut. Dan akibat terbatasnya daya serap serta membludaknya para pencari kerja setiap tahunnya maka angka pengangguran di Karawang sudah mencapai angkai 100.000 lebih. Sebagian besar pengangguran adalah warga Karawangnya sendiri.Â
Ironisnya di tengah banyaknya orang Karawang yang menganggur, sejumlah perusahaan seringkali mengambil kebijakan mencari karyawan dari luar daerah. Beberapa kasus terjadi dimana banyak rombongan calon karyawan yang didatangkan dari luar Kabupaten.Â
Menurut kabar di lapangan, bahwa sudah sejak lama tersebar informasi di kalangan HRD perusahaan yang menyudutkan para pencari kerja orang Karawang. Mereka, seperti halnya Widodo, menganggap orang Karawang pemalas, berkerja semaunya, dan berani melawan atasan. Rumor itu tersebar diantara para pengambil kebijakan perusahaan yang berasal dari luar daerah, dan kemudian pelan-pelan membentuk sebuah persepsi negatif. Dari persepsi itulah lahir kebijakan-kebijakan sejumlah perusahaan untuk mengambil calon karyawan dari luar Karawang.
Kebenaran rumor dan persepsi itu sendiri tidak dipertanyakan karena memang tidak ada datanya. Tapi yang merasakan dampak kerugiannya jelas para pencari kerja orang Karawang. Mereka sudah tersingkir sebelum melangkah masuk ke area perusahaan.
Persepsi negatif tentang orang Karawang menjadi mesin pembunuh karakter yang cukup massif. Maka, angka pengangguran di Karawang terus merangkak naik setiap tahun terlepas seberapa banyakpun pabrik-pabrik baru dibangun di Karawang.Â