Mohon tunggu...
Asep Rifai
Asep Rifai Mohon Tunggu... Wiraswasta - SANGAT MENCINTAI NEGERI INDONESIA...

- STOP KORUPSI - BANGUN NEGERI INI - SAUYUNAN ATUH TONG PARASEA - AKUR INGET YEN JELEMA MOAL AYA NU SAMPURNA

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Yang Kecil Akan Tetap Berarti

19 Juni 2019   11:01 Diperbarui: 19 Juni 2019   11:08 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumandang adzan subuh terdengar saut menyaut merdu dari masjid mengajak bershalat subuh.  Selang beberapa lama kurang lebih 20 menit, terdengar suara pintu terbuka dari rumah sederhana.  

Seorang ibu paruh baya membawa jinjingan di tangan keluar rumah di pagi buta, berjalan menyusuri gang menuju pasar.  Langkah kaki berpijak ke bumi menancapkan optimisme menjelang pagi menjemput rizki. 

Cerah wajah dibalut keriput menuju tua tanpa jelas guratannya saat menaiki angkot.  Sesampainya di pasar, ibu tua bersemangat berbelanja untuk melengkapi kebutuhan warungnya. 

Tawar sana - tawar sini sambil tersenyum penuh canda menghiasi bibirnya. Keringat kecil di kening dan baju, membalut setiap langkahnya. Sambil menenteng belanjaan ibu tua kembali ke rumah dan membuka warung kelontong kecilnya.

Itulah gambaran aktivitas yang dilakukan oleh ibu seorang pedagang warung kecil. Bangun pagi dan pergi ke pasar merupakan tugas rutinitas dalam mencari rizki. Harapan dapat membantu suami berpenghasilan rendah kuat melekat di tekadnya.

Gali lobang tutup lobang dalam menjalankan usaha warung seakan berlomba kencang dengan upaya menutupi dapur agar tetap bisa ngebul. Warung -- Dapur atau Dapur - Warung adalah perputaran yang terjadi yang harus dipilihnya. 

Rayuan pinjaman rentenir yang mengikat tanpa ujung telah menggerogi keuntungan kecil yang harus disetor setiap harinya. Akankah berujung dengan senyuman.?

Kondisi tersebut secara mikro adalah disebabkan karena banyaknya persaingan diantara sesame warung dan persaingan warung dengan toko modern yang dikelola oleh pengusaha kelas menengah ataupun pengusaha besar.

Gempuran-gempuran produk ditawarkan dengan harga lebih murah, kemasan lebih menarik dan hygenis adalah pembunuh jitu untuk mematikan usaha warung-warung kecil yang ditopang oleh senjata permodalan besar, kemudahan-kemudahan dan keringan-keringan cara bayar yang diterima pedagang besar. 

Jarang kita jumpai pada kondisi sekarang dimana warung-warung kecil bisa berubah menjadi warung-warung berukuran lebih besar. Yang terjadi malahan bangkrut dan terlilit hutang.

Mari kita selamatkan warung-warung kelontong kecil terus bergulir dan berputar di kumparan lingkungan kita demi bertahan hidup dan menggapai cita-cita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun