Peringatan hari buruh tgl 1 mei 2014, diperingati di berbagai Negara, tidak terkecuali di Indonesia. Buruh di Indonesia telah menuangkan tuntutannya dalam 10 tuntutan, sebagai berikut :
1.Naikkan upah minimum 2015 sebesar 30 persen dan revisi KHL menjadi 84item;
2.Tolak penangguhan upah minimum;
3.Jalankan Jaminan Pensiun Wajib bagi buruh pada Juli 2015;
4.Jalankan Jaminan Kesehatan seluruh rakyat dengan cara cabut Permenkes 69/2013 tentang tarif, serta ganti INA CBG's dengan Fee For Service, audit BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan;
5.Hapusoutsourcing, khususnyaoutsourcing di BUMN dan pengangkatan sebagai pekerja tetap seluruh pekerja outsourcing;
6.Sahkan RUU PRT dan Revisi UU Perlindungan TKI No 39/2004;
7.Cabut UU Ormas ganti dengan RUU Perkumpulan;
8.Angkat pegawai dan guru honorer menjadi PNS, serta subsidi Rp 1 Juta per orang/per bulan dari APBN untuk guru honorer;
9.Sediakan transportasi publik dan perumahan murah untuk buruh;
10.Jalankan wajib belajar 12 tahun dan beasiswa untuk anak buruh hingga perguruan tinggi.
Coba Anda cermati dari beberapa tuntutan buruh.
Ternyata dengan banyaknya tuntutan mencerminkan betapa KURANG SEJAHTERANYA BURUH di Indonesia. Sungguh prihatin melihat fenomena tersebut.
Apakah pemerintahan sebelumnya atau pemerintahan yang sedang berkuasa tidak dapat mengayomi rakyat supaya hidup lebih sejahtera? Ataukah dibubarkan saja Negara ini karena ketidak becusan penguasa atau kita berlakukan hukum rimba saja?.
Tentu kita tidak ingin Negara kita dibubarkan atau hokum rimba yang berlaku, karena kita cinta tanah air.
Lalu bagaimana pemerintah yang akan daatang dapat menjembatani tuntutan buruh atau warga masyarakat Indonesia agar hidup menjadi sejahtera? Sistem apakah yang paling tepat dapat memuaskan berbagai fihak?
Pemikiran saya cukup sederhana bila dibandingkan banyaknya tuntutan yang diajukan buruh di Indonesia.
Ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan yang bisa mencerminkan mengapa kita bekerja.
1.Untuk apakah kita bekerja?
2.Siapa yang kita perjuangkan ketika kita memutuskan untuk bekerja?
3.Ketika kita tidak mampu bekerja, apakah yang menjadi keinginan agar kita tenang menjalaninya?
Anda mungkin dapat menjawabnya, dan mungkin sama dengan jawaban saya.
1.KITA BEKERJA UNTUK DAPAT MENGISI PERUT DAN MENUTUPI KEBUTUHAN KITA.
2.YANG KITA PERJUANGKAN TENTU TERCUKUPINYA KEBUTUHAN KELUARGA
3.DAPAT MENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA KETIKA MEMASUKI MASA TIDAK PRODUKTIF
Sederhana sungguh sederhana dari semua permasalahan ini.
PERTAMA :
PEMERINTAH SEGERA GRATISKAN KEBUTUHAN POKOK BERUPA BERAS BERKUALITAS, MINYAK GORENG DAN LAUK PAUK UNTUK SATU BULAN LAMANYA.
JANGAN DIBERIKAN BERUPA UANG LANGSUNG. MENAIKAN GAJI BUKAN SOLUSI KARENA DENGAN NAIK GAJI AKAN IKUT MENAIKAN PULA HARGA BARANG-BARANG.
ATUR KONTRIBUSI YANG TEPAT MENGINGAT MENTAL KORUPSI PEJABAT YANG LEMAH.
Saya bekerja apapun pekerjaannya, besar kecilnya penghasilan saya akan lebih tenang ketika keluarga bisa cukup makan.
KEDUA :
GRATISKAN PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN SARANA TRANSPORTASI UMUM (tidak ada biaya lainnya---sekarang sekolah gratis tetapi harus beli buku paket atau apalah yang dikalkulasi akan lebih mahal ketika sekolah harus bayar--)
KETIGA :
WAJIBKAN SELURUH KOMPONEN MASYARAKAT DAN BURUH IKUT ASURANSI ATAU TUNJANGAN HARI TUA YANG DIJAMIN OLEH PEMERINTAH.
INGAT BAHWA KEBUTUHAN ITU TIDAK ADA UJUNGNYA. SEKIAN.
SETUJUKAH ANDA DENGAN PEMIKIRAN SEDERHANA INI?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H