Mohon tunggu...
asep ramadhan
asep ramadhan Mohon Tunggu... profesional -

Belajar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Wapres JK dan Sofyan Djalil Diduga Beking RJ Lino. Selain itu, Siapa Lagi?

11 September 2015   21:20 Diperbarui: 12 September 2015   07:36 4671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di jajaran pemerintah saat ini, Menteri BUMN Rini Soemarno disebut-sebut termasuk pejabat yang tidak punya nyali menghadapi RJ Lino. Konon penggantian Dirut Pelindo IV dua minggu yang lalu pun diisukan atas rekomendasi RJ Lino kepada Menteri BUMN. Padahal, Dirut Pelindo IV sebelumnya baru menjabat kurang dari dua tahun namun telah berhasil menorehkan berbagai prestasi seperti pendapatan perusahaan yang meningkat drastis serta pembangunan sejumlah pelabuhan di Indonesia Timur, termasuk Terminal Petikemas Makassar yang groud breaking-nya dilakukan Presiden Jokowi, Mei lalu. Rumor menyebutkan atas desakan RJ Lino, Menteri BUMN pun mengganti Dirut Pelindo IV.

Mantan Komisioner KPK Erri Riana Hardjapamekas, Pengamat Ekonomi Faisal Basri, Pengamat Ekonomi Lin Che Wei, Sekjen TII Natalia Soebagjo serta Praktisi Hukum Ahmad Fikri Assegaf direkrut dalam Tim Perpanjangan Konsesi JICT (Oversight Committee) yang diduga untuk memuluskan rencana RJ Lino melakukan perpanjangan konsesi JICT kepada Hutchison Port Holdings (HPH), meskipun sisa waktu konsesi sebelumnya masih 5 tahun lagi (2019). Rekomendasi awal Tim OC agar privatisasi JICT jilid II dilakukan melalui tender terbuka, namun dalam Iklan di Harian Kompas dan Bisnis Indonesia tanggal 8 Agustus 2014, Pelindo II menyatakan perpanjangan konsesi JICT tidak dilakukan melalui tender. Surat Menteri Perhubungan tanggal 20 Agustus 2015 tegas menyatakan kewenangan memberikan konsesi hak mutlak Kementerian Perhubungan karena berkaitan dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Operator Pelabuhan (Pelindo II) tidak berhak memberikan konsesi sebelum ada ijin dari Kementerian Perhubungan. 

Selain nama-nama di atas, dikabarkan masih ada sejumlah nama lain yang kebagian jatah sebagai komisaris maupun staf ahli di Pelindo II. Terlepas dari persoalan kapasitas yang bersangkutan, penempatan orang-orang yang tidak paham tentang masalah pelabuhan di jajaran komisaris maupun staf ahli bisa saja ditafsirkan sebagai beking RJ Lino dalam mengamankan posisinya sebagai Dirut Pelindo II. Semua itu sepertinya tidak menjadi masalah buat RJ Lino meskipun harus mengalokasikan dana perusahaan miliaran rupiah tiap tahun. 

Mungkin karena sudah measa membayar mahal para 'kolega', tidak heran kalau Lino merasa begitu powerfull saat berbicara via telepon dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil. RJ Lino pun tak segan-segan menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya jika pemerintah tidak mau tahu peristiwa penggeledahan ruang kerjanya yang dilakukan Bareskrim Mabes Polri.

“Pak Lino stay aja kerja, kita selesaikan di atas,” pesan Wapres JK seperti dikutip RJ Lino. Waduh***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun