Inilah sekolah kita,Â
tempat dahulu menuntut ilmu,Â
tapi buku-buku entah di mana kutaruh,Â
semua langkahku tak menentu, tak sesuai petunjuk buku itu,Â
fatwa guru seperti kabur dalam gemuruh polisi kota,Â
angan-angan yang sempat kita bangun,Â
akhirnya menemukan dunianya sendiri,Â
bukan cita-cita kita.
Dan kita telah berada di masa depan itu,Â
inikah tujuan kita?Â
aku tak membayangkannya sejak semula,Â
sungai kehidupan telah menghanyutkan kita ke hilir,Â
ke sini,Â
sebuah dunia yang asing dari rencana.
Inilah sekolah kita,Â
tempat pertama berkenalan,Â
lalu bubar mencari dunia sendiri,Â
menghabiskan masa dalam pergolakan zaman,Â
berlomba mengejar kesenangan,Â
memuaskan syahwat gairah dunia.
Lalu kita bertemu setelah tua dan lelah,Â
tapi ambisi dan angan tak persah menyerah,Â
segar bugar sedia kala,Â
ya,Â
kita seperti saat muda dahulu,Â
penuh kelakar dan canda pelipur lara,Â
sebelum tiba pada keranda.
@salam dari Asep Nurjamin di Bumi Guntur Melati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H