Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung menggelar seminar kemahasiswaan di Aula Fakultas Adab dan Humanior lantai 4 pada Selasa,(28/11/ 2023).Â
Acara tersebut mengangkat tema "Harmoni nilai-nilai islam dan budaya Sunda". Dan dihadiri oleh mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab, Sejarah dan Peradaban Islam dan Sastra Inggris.
Yang mana yang menjadi pemateri tersebut adalah Ketua GP Ansor Jawa Barat, Deni Ahmad Haidar dan seorang penulis atau pengarang, Iip D Yahya
Diantara yang disampaikan Iip D Yahya yaitu
Titik nol
Diperkenalkannya huruf latin menggantikan huruf Arab (pegon) dan dimulainya rekonstruksi bahasa Sunda.
"Dia (Holle) selamanya bersikeras bahwa elemen-elemen Islam agar dijauhkan dari pendidikan pemerintah di wilayah Sunda." (Moriyama, 2001)
karena penyebaran lebih jauh bahasa Arab hanya akan memperkuat pengaruh orang-orang yang fanatik agama." (Karel A Steenbrink, 1995)
Holle menghadapi kekuatan Islam di tatar Sunda dengan cara halus, yaitu dengan menyalurkan semangat mereka ke arah yang menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan. (Aqib Suminto, 1985)
Yang masuk Garis Holle:
Asosiasi kebudayaan: pemurnian bahasa Sunda.
* Budayawan, sastrawan, cendekiawan.
Perkebunan dan Pertanian
* Pengusaha pribumi, pejabat pribumi, buruh Pendirian sekolah
* Intelektual, organisasi massa.
"Menghasilkan kelas menengah baru dan relasi yang intens antara orang Sunda dan Belanda."
-yang tersisih oleh garis Holle
- Kelompok Islam (Pesantren, Tarekat)
* Ajengan, santri, jama'ah.
- Kelompok Adat
* Para pewaris Sunda Wiwitan, dll.
"Ulah diganggu tapi ulah diajakan."
Yang dihasilkan oleh garis Holle
Memutus relasi antara orang Sunda dan Jawa. Di antaranya Holle menulis artikel "Het onderscheid in karakter tusschen Javaan en Soendanees".
Menghasilkan sastrawan Sunda yang berbasis huruf latin.
Memunculkan kelas menengah baru yang terdidik di sekolah- sekolah Belanda dan berorganisasi.
Melahirkan pengusaha pribumi melalui transformasi pengetahuan dan keahlian di bidang perkebunan, pertanian, dan peternakan.
Memperkuat barisan Menak Paseban melalui pendidikan.
Memunculkan Menak Kaum yang menjadi kepanjangan tangan pemerintah Hindia Belanda dan umat Islam.
Para pelanjut garis Holle
Berkah Holle
A. Veralag van den Wadana van Trogong, Raden Rangga Wira di Koesoemah
Katrangan A.
Orang ketjil tanem bibit sablomnja di sebar ija itoe tanem hibit dengen tangkenja saperti tersebuet di bawah ini:
1. Pake bibit di dalem 1 bace 40 gedeng sampe 50 gedeng.
2. Pake blandja sebab misti di kerdja dengen banjak orang paling sedikit /1, paling banjak, orangnja 20 sampe 25.
3. Banjak bidji padi njang trada djadi, sebab karendem dari terlaloe dalem, iang paling di bawah djadi boesoek sadja;
4. Jang timboel djoegn djadi koeroes, ruepanja koening, hampir poetih, ada ijang lantas mati lagi, sebab terIaloe kerep.
Katrangan B.
Orang ketjil soedah salin atoeran tanem bibit di sebar jaitoe tanem bibit di bikin gabah doeloe, moelain di taoen 1866, bigimana njang terseboet di bawah ini :
1. Pake bibit boeat 1 baoe tjoemah 20 gedeng, paling banjak 15 gedeng.
2. Tida ada ongkos, sebab boewang bibit boeat, baoe bole dengen saorang sadja.
3. Bibit kentara mana iang tida baik, jang kosong timboel waktoenja di rendem, lantas orang boewang andja.
4. Timboelnya bibit bagoes sekali, roepanja idjo.
5. Lamanja di tanah panas, 30, 35 hari, paling lama 40 hari soedah sedeng di tanem di tanah dingin 40- 45 hari, paling lama 50 hari, saperti di kampoeng Tjiseroepan.
Tanpa disadari Holle telah menjadi "karuhun" orang Sunda dalam menanam padi.
PENGARUH (Penghulu/Sastrawan)
Kawoela soekoer ka Allah Goesti anoe sipat rahim sarh kersa noe kawasa Soenda dihoedangkeun deui...
Aku panjatkan syukur pada Allah Tuhan maha penyayang karena kehendak yang Maha Kuasa Sunda dibangunkan kembali...
"Terutama sejak kecil, begitu sayangnya Tuan K. F. Holle lalu berlanjut oleh Tuan Doktor Branders, bujangga Eropa hingga meninggalnya di Betawi. Oleh Tuan Dr. Van Ronkel yang pindah dari Betawi ke Padang, menjadi bujangga Bahasa Melayu. Oleh Tuan Dr. Hazeu, Direktur Ondewijs en Eredienst, serta Adviseur voor Indakndschezakerr, oleh Tuan Dr. Rinkes, Adviseur voor Indakndschezakerr, serta kepala pengurus Komisi voor de Volkslectuur intelektual bumiputera Hindia Belanda. Selain itu, masih banyak lagi, semua merasa sayang bukan karena saya pintar, tapi oleh karena hidup prihatin, karena kesabarannya."
- TJAJA HINDIA
SEKOLAH KEOETAMAAN ISTERI
Djaga dan didiklah bangsa iboe itoe seba- ik-baiknja, karena ke- pada dialah bergan- toeng kemadjoean kita, tidak itoe sadja kema- djoean dan kema'moe- ran tanah air bergantoeng kepada bangsa perempoean.
PENGARUH (Para Menak)
Pemoeda yang ada dibawah pengawasan almarlhoem toean Prof Dr. G. A. J. Hazeu 1. Ir. Soeratman; 2. R. Kd. Barnas Wiratanoeningrat, wedana Koeningen: 3 R. Abas Soerianataatmadia, wedana Tandjoengsari 4 R. Prawiradinats, wedana Pontang, Bantam: 5. Loekman Djajadiningrat. Afd. Hoofd Dep. Onderwijs: 6. Soeltan Hasim, Siak: 7. R. Otto Seobreta Gedeputeerde Prov. Raad Pasoendan: RAA Wiranatakoesoema, Boepati Bandoeng 9. R. Hilman Diajadiningrat ass wedana kota Cheribon: 10, R. Rifki Djajadiningrat. particulier: 11 R. Soejoed Commies Ass. Res. Garoet, lang lain-laineja entah dimana adanja dan ada djoeya lang telah meninggal
PENGARUH (Perkembangan Bahasa Sunda)
PENGARUH (Organisasi Massa)
PENGARUH (Usaha Peternakan)
PENGARUH (Aspirasi Politik)
Bagaimana perkembangan kelompok yang tersisih oleh garis Holle?
Belum mendapatkan perhatian serius dari para peneliti.
Mulai ada upaya pengumpulan dan pengkajian naskah dalam huruf pegon Sunda dari masa Garis Holle diterapkan.
Belum ter-peta-kan.
- Kemungkinan kondisinya masih sama seperti ketika Garis Holle diterapkan.
-Pengarun secara umum garis Holle
Orang Sunda tidak memiliki Panduan dalam bergerak dan lebih banyak menunggu "arus" yang datang:
Politik: SI, BO, Paguyuban Pasoendan, PKI, PNI.
- Islam: Muhammadiyah, NU, Persis, Ahmadiyah.
Ketika muncul organisasi yang "asli" Sunda, seperti PARKI, Gerpis, dan POI sudah terlambat dan kalah pengaruh. Orang Sunda hanya jadi pendukung arus yang datang itu.
RESPONS KELOMPOK SANTRI
- Reformasi kurikulum pesantren dengan memperkenalkan sistem klasikal (Santi Asromo Majalengka, Matlaun Najah Cilenga Singaparna)
- Mendirikan sekolah formal (MI Cipasung pada 1949)
- Mendirikan Perguruan Tinggi Islam (IAIN Bandung pada 1968)
(Bandingkan dengan penerima manfaat garis Holle yang sudah mengikuti Pendidikan dasar dan menengah sejak HIK didirikan pada 1848 dan THS pada 1921)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H