Mohon tunggu...
Asep Nirman
Asep Nirman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN SGD Bandung
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ingin menjadi seorang Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Innalilahi, Pimpinan Pondok Pesantren Bustanul Wildan Cileunyi KH. Agus Mastur Wafat

13 November 2023   20:10 Diperbarui: 13 November 2023   20:41 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung-Kabar duka datang dari Pondok Pesantren Bustanul Wildan. Pimpinan Pondok Pesantren Bustanul Wildan KH. Agus Mastur Wafat pada Jum'at (1/7/2022).

Sebagai informasi dikutip dari media sosial Bustanul Wildan, Pondok Pesantren ini didirikan oleh KH. Tajussubki (Mama Uki) bin KH Syafi'l pada tahun 1949, tepatnya berada di Jl. Tanjakan Sari No.24 RT 02 RW 21 Desa Cileunyi Wetan Kec. Cileunyi Kab. Bandung. 

Tahun 1989 KH. Tajussubki wafat dan meninggalkan 10 orang putra, cita-cita dan perjuangannya dalam menyebarluaskan agama islam dilanjutkan oleh para putra dan mantunya, putra tertua meneruskan Pesantren Al-Qur'an di Limbangan-Garut, estafet kepemimpinan di Pondok Pesantren Bustanul Wildan sendiri diserahkan kepada mantunya, yaitu KH. Yazid Bustomi sebagai Sesepuh dan pimpinan pesantren oleh KH. Agus Mastur. 

Kabar tersebut langsung penulis dapatkan dari media sosial pondok pesantren Bustanul Wildan dan NU Online Jabar.

"Inna Lillahi Wainna Ilaihi Raji'un

Turut Berduka Cita Atas wafatnya, KH. Agus Mastur, Pimpinan Pondok Pesantren Bustanulwildan. Semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT," unggah media sosial Ponpes Bustanul Wildan

Sebagian ulama ahli hikmah berkata: apabila satu ulama wafat, ikan di lautan serta burung di udara pun akan turut berduka cita (akan kepergiannya). Jasadnya akan sirna, namun ia akan selalu dikenang." (Imam Al-Ghazali, Kitab Ihya' Ulumuddin, 2017 Beirut: Dar Al-kotob Al-Ilmiyah) juz 1, halaman 18).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun